"mau bicara apa hyung?" dirinya sangat penasaran apa yang akan dikatakan Hyung padanya, apa dia akan memarahinya ataukah tidak diperbolehkan membawa seoyoon pergi jalan-jalan lagi.
"hyung mau bilang kalau..."
"hyung mianhae jangan marah padaku, aku benar-benar gak tau dia pergi, tadi kan aku sedang membeli es krim yang seoyoon mau dan udah aku bilang jangan kemana-mana karna antriannya panjang, pas aku liat dia udah gak ada hyung, tae benar-benar minta maaf hyung" dia memohon maaf kepada hyungnya karna sudah lalai menjaga putri kesayangan hyungnya
"siapa yang marah tae?" kening tae mengerut, kalo gak marah soal itu lalu apa.
"loh terus apa hyung?" hyungnya hanya tertawa kecil melihat adik satu-satunya ini yang ketakutan kalau dirinya akan memarahi dia karna lalai.
Tawa itu tiba-tiba berhenti dan menunjukan wajah datar dan serius, tae yang bingung dengan perubahan hyungnya juga ikutan menegang
"itu tae soal perusahaan kita"
deg! perusahaan? ada apa dengan perusahaan mereka?
"emangnya kenapa hyung?" dia sangat penasaran
"perusahaan kita bangkrut" bagai petir yang menyambar dirinya, benar kan dugaan dia bahwa perusahaan itu tidak dapat diselamatkan lagi.
Dia menunduk sedih usaha dirinya dan hyungnya selama ini sia-sia, lembur siang malam untuk mengerjakan lembar demi lembar kertas yang ternyata hasilnya nol.
"jadi bagaimana hyung?" wajah mereka benar benar putus asa, apa yang harus mereka lakukan sekarang.
"terpaksa kita harus tutup perusahaan, dan juga harus membayar biaya hutang-hutang perusahaan" kemudian hyungnya pergi ke arah jendela.
"dan juga rumah ini akan hyung jual"
deg! jantung taehyung seakan berhenti sejenak. Rumah yang selama ini menjadi tempat teduh mereka setelah kepergian orang tua mereka harus dijual juga, dirumah ini banyak kenangan bersama orang tua mereka, perkataan hyungnya membuat taehyung terdiam seribu kata.
"hyung, gak ada cara lain untuk membayarnya? kumohon hyung jangan jual rumah ini" dia mendekat kearah hyung dan memegang lengan hyungnya.
"kalau ada jalan lain hyung juga akan melakukan itu tae" hyungnya tidak ingin melihat wajah taehyung karna dia tau anak itu pasti akan menangis, dia tidak mau kalau nanti dirinya juga akan menangis.
"hiiikkkkssss...... hyung, hajima.. ini rumah satu-satunya peninggalan appa eomma kita, kalau dijual kita akan tinggal dimana hyung."
Mendengar tae menangis membuat hatinya hancur, memanglah rumah ini satu-satunya peninggalan orang tua mereka. Dia menghadap kearah adiknya dan menghapus air matanya.
"Kau jangan khawatir kita akan mengontrak rumah kecil, dan hyung akan mencari pekerjaan lain"
"hyung....." dia memeluk hyungnya
"aku juga akan bekerja hyung" ucapnya dalam pelukan erat itu, mereka menumpahkan semua rasa kesedihan yang sangat dalam.
.
"akhirnya sampai juga" mereka bertiga sangat bahagia akan menikmati liburan, tapi berbeda dengan jisoo dia melamun dan murung.
Mereka yang melihat jisoo seperti itu tidak tega dan langsung memeluk eounnie nya.
"eoun jangan sedih terus, kan ada kita. mulai sekarang eoun harus bahagia jangan sedih-sedih terus." jisoo tersenyum atas perkataan lisa dan hatinya menghangat karna pelukan mereka bertiga.
"ayo kita kefila" mereka semua mengambil koper dan barang barang selama mereka berasa dijeju.
Setelah semuanya selesai dirapihkan mereka berkumpul di balkon untuk melihat sunset, sangat indah melihat pemandangan ini.
"eoun jangan melamun terus ih" lagi-lagi jisoo melamun entah apa yang ada didalam fikirannya.
"ah nee" jisoo tersenyum kaku.
"dulu disini adalah tempat pertemuan pertama kita, ah kenapa gw malah memikirkan dia sih, bukankah gw disini mau liburan. tapi bagaimana mau liburan, tempat ini aja menjadi pertemuan pertama gw dengan dia" batin jisoo
"gimana kalo kita kepantai?" mereka semua nampak senang tapi jisoo tidak.
.
"bagaimana? apa saya bisa bekerja disini?" dia berharap bahwa dirinya akan mendapatkan pekerjaan itu.
"hmm, bagaimana ya. saya liat dari surat lamaranmu ini, ternyata kamu hanya lulusan sekolah menengah atas?" taehyung mengangguk lalu menunduk sedih. iya dia hanya lulusan sekolah menengah atas, dia ingin sekali masuk ke Universitas tapi biaya nya tidak ada.
Sejak orang tua taehyung meninggal dan hyungnya menikah dirinya memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan nya. karna keterbatasan ekonomi dia mengurungkan niat itu, dan sekarang ditimpa cobaan lagi, perusahaan ayahnya yang dulu sekarang harus hancur dan rumah mereka sudah dijual untuk membayar semua hutang ayahnya.
"maaf kami tidak bisa menerimamu diperusahaan kami" wajah sedih taehyung sangat ketara, dia mengambil surat lamarannya dengan perasaan sedih.
"tuan apa benar-benar tidak bisa bekerja disini? atau ada pekerjaan lain yang bisa saya kerjakan dengan pendidikan itu? saya sangat membutuhkan pekerjaan tuan" taehyung berharap dirinya mendapatkan pekerjaan, entah pekerjaan apapun itu tidak jadi masalah baginya.
.
"Pantai ini, suasana ini, sangatlah sama seperti dulu" jisoo merasakan semua yang ada disini punya banyak kenangan bersama dengan dirinya, tempat dimana mereka bertemu pertama kalinya.
Perasaan itu menjadi sakit saat mengingat betapa bodoh dirinya dulu telah mengungkapkan perasaannya pada pria itu. Pria yang selama ini hanya menganggap jisoo sahabatnya dan adiknya.
Pria yang selama ini ia cintai malah melukai hatinya dengan sangat dalam, semenjak hari itu dia tidak ingin bicara bahkan bertemu dengan pria itu.
Walau dia tau yang salah disini adalah perasaan nya, bukan pria itu. Justru dia pergi bukan karna membenci nya tapi membenci dirinya sendiri yang telah merusak hubungan persahabatan mereka.
"jisoo..." teriak jennie dari jauh membuat lamunan jisoo buyar.
Jisoo mengarah ke suara, jennie melambaikan tangannya berharap jisoo melihat. Jisoo hanya terseyum tipis dipinggir pantai sambil menikmati sunset.
"jisoo kemarilah kita bermain main laut, sudah lama kita tidak berlibur seperti ini" sambil menyiram rose disampainya
"yak shibal kau jennie menyiramku" rose menyiram balik jennie dan akhirnya mereka saling menyiram, dan itu membuat jisoo tertawa.
"gitu dong eoun ketawa, jangan sedih terus" ucapan itu membuat jisoo menoleh dan terdiam, jisoo langsung menghadap ke sunset lagi tidak ingin membahas apapun.
"aku tau kau sedih eoun, tapi kesedihanmu jangan jadikan sebuah bumerang, semua itu sudah takdir. Dia juga pasti tidak taukan kalau eoun mencintai nya, karna selama kalian bersahabat tidak ada yang membahas tentang itu" Jisoo diam, dia teringat semua perkataan pria itu sebelum dia pergi, hatinya hancur.
.
"maaf kami tidak ada lowongan pekerjaan lainnya, jadi kau bisa pergi" pupus sudah harapannya, perasaan nya hancur berkeping-keping, apa pria yang tidak berpendidikan sepertinya benar benar tidak pantas mendapatkan pekerjaan diperusahaan besar?
"n-ne" dia keluar dari ruangan dengan menunduk, dia sangat sedih.
brukkhh! dia menabrak orang dan menumpahkan minuman ditangan orang itu.
"haaiisss shibal...... kalau jalan pakai mata!!" amuk orang itu kepada taehyung, suaranya sangat lantang membuat orang yang bekerja disana melihat kearah mereka, taehyung mendongak untuk melihat siapa yang ia tabrak.
"kau?!" orang itu terkejut melihat siapa yang menabraknya.
"m-mianhae, aku tidak sengaja. aku benar benar minta maaf" ucap taehyung yang melihat baju orang itu kotor karna kopinya, dan berusaha untuk mengelap baju orang itu"
___________________________________________________
01 Mei 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi & Bulan [Vsoo]
Romance"Walau bumi dan bulan jaraknya sangat jauh, bukan berarti bulan tidak dapat digapai kan." "Sama halnya dengan cinta meski jaraknya sangat jauh bukan berarti tidak dapat digapai." "Tapi ini bukan sekedar soal jarak tempat, tapi juga waktu, bahkan der...