Sasuke tidak bisa menahan senyum yang menghiasi wajahnya saat melihat bagaimana punggung mungil Hinata yang sibuk kesana kemari di dapurnya. Sungguh penampilan Hinata sekarang benar-benar terlihat seperti nyonya muda keluarga Uchiha.
Rambut panjang itu tersanggul keatas hingga memperlihatkan leher jenjangnya dan tidak lupa Hinata juga menggunakan apron dengan lambang Uchiha didepannya.
Bagi Sasuke ini terlihat seperti kilasan masa depan jika ia menikahi gadis Hyuga itu. Ah, memikirkannya saja berhasil membuat Sasuke merasa ribuan kupu-kupu memenuhi perutnya. Perasaan ini sangat menggelikan namun entah kenapa Sasuke menyukainya.
"Aku hanya bisa membuat ini untukmu."
Hinata datang membawa sepiring nasi goreng. Mencium baunya saja Sasuke sudah bisa menebak jika itu akan terasa lezat. Ia terkekeh ringan saat melihat wajah kusut Hinata, Sasuke tau persis jika mulut mungil itu akan kembali mengeluarkan ocehan karena Sasuke mengabaikan perkataan wanita itu.
"Bukankah sudah kukatakan untuk menyetok bahan makanan, kenapa kau tidak mendengarkan ku huh? Semua kulkas dan lemari mu itu hanya berisi mie instan dan air putih. Satu-satunya yang berbeda adalah beras dan telur."
Hinata berseru panjang lebar menatap tajam Sasuke namun pria sama sekali tidak gentar dan malah menikmati bagaimana ocehan Hinata yang menurut Sasuke itu terdengar lucu.
Sasuke menompangkan wajahnya pada tangan, manik berbeda warnanya masih menatap lekat wajah cantik Hinata. Senyum tipis terus menghiasi wajah Sasuke dan ia sama sekali tidak mengerti kenapa dirinya tidak pernah bosan untuk melihat wajah Hinata.
Dulu untuk melihat wajah seorang gadis saja Sasuke sudah merasa muak sendiri namun kini Sasuke betah berlama-lama hanya untuk memandang wajah cantik itu.
"Apa yang kau lihat? Kau memang sama sekali tidak pernah mendengarkanku!" Sungut Hinata kesal saat menyadari Sasuke tidak mendengarkannya
Sasuke mengulum bibirnya, satu tangannya terangkat untuk menyentuh wajah cantik itu. Sasuke tersenyum saat Hinata terlihat menikmati saat tangannya mengelus dengan lembut pipi chubby itu walaupun bibirnya masih menggerutu dan mata indahnya yang masih melemparkan tatapan tajam kepadanya.
"Hinata." Panggil Sasuke dengan suara rendahnya
Sasuke mengambil piring berisi nasi goreng ditangan Hinata untuk ia taruh diatas meja. Tangannya dengan mudah menarik pinggang ramping itu membawa tubuh mungil Hinata untuk semakin mendekat kearahnya.
Hinata mengerjabkan matanya, perasaan was-was mulai menghampirinya saat melihat bagaimana tatapan mata Sasuke. Oh sungguh, pria itu masih dalam kondisi tidak sehat. Ia barusaja melakukan tindakan konyol dengan bertarung bersama Naruto dan luka masih memenuhi sekujur tubuhnya jadi jangan bilang jika Sasuke juga menginginkan seks disaat-saat seperti ini.
Karena jika memang benar maka Hinata tidak tau harus mengatakan apapun lagi, Sasuke benar-benar maniak seks yang sudah tidak tertolong.
"Apa yang kau inginkan?"
Hinata bertanya saat ia melihat senyum miring yang tersungging diwajah tampan itu.
"Sasuke berhenti.. kau masih sakit."
Hinata panik saat melihat bagaimana Sasuke yang mendekatkan wajahnya pada ceruk lehernya. Mengendus lehernya hingga Hinata bisa merasakan nafas hangat Sasuke yang berhasil membuat tubuhnya meremang.
"Sasuke jangan lakukan itu."
Hinata mencoba menahan tubuh Sasuke saat ia bisa merasakan lidah basah pria itu yang menjilat kulit lehernya sebelum menghisapnya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Nightmare ✔️
Fanfiction"Ayo bercinta Sasuke-kun?!" "Kau gila Hyuga?!" ••• Hinata memutuskan untuk menyerah akan perasaannya terhadap sang pujaan hati membuatnya memutuskan untuk pergi sementara waktu dari desa, namun Hinata tidak menyangka kepergiannya malah membawa petak...