BAHTERA (2)

37 5 0
                                    

Sebelum lanjut baca jangan lupa vote,dan komen ya. Kalau cerita ini rame aku bakal lanjutin sampai ending.

Kalau ada TYPO bantu tandai aja.

Terimakasih

Yang ngerti bahasa Sunda coba spam ☝️

HAPPY READING

*****

Satu minggu telah berlalu,hari ini Syahla dan kedua temannya sedang membantu warga membersihkan halaman masjid yang tidak jauh dari rumah mereka, karena malam nanti, kepala desa dan warga di sana akan mengadakan acara maulid nabi dan akan mengundang salah satu penceramah.

"Sya,kamu nyaho teu."Tanya Zana.

"Hente nyaho atuh Za,kan belum di kasih tau sama kamu."

Zana menyengir."gini loh Sya, penceramah yang mau datang ke sini teh katanya sih Gus muda,ngaran na teh kalau gak salah Azama Arkana El-Fatih,dia teh katanya anak kyai, pemilik pesantren Al Zahira, jakarta."

"Kamu teh kata siapa,so nyaho pisan."

"Kata pak lurah atuh Sya."

"Ehh ini kalian bertiga teh ngapain malah ngobrol,bukan nya bantuin yang lain."Tegur Arum saat melihat Syahla dan kedua temannya berbincang bincang, membuat Syahla,Zana dan Rara terkejut.

"Iya ma,tadi kita cuman ngebahas penceramah yang mau di undang sama pak lurah."Ucap Syahla.

"Ngapain atuh kalian bahas itu,gak ada kerjaan pisan, mending kalian bertiga bantuin yang lain masak di dapur."

"Udah sana bantuin."

"Iya ma."

Syahla,Zana,dan Rara berlalu dari sana, sementara Arum menggeleng dengan menghela napas lalu ia pun ikut berlalu dari sana.

*****

Acara maulid di mulai pukul 8 malam,setelah pembukaan, Hadroh,Qori,dan kini para warga sedang menunggu kedatangan seseorang yang akan mengisi ceramah di sana.

Lantunan sholawat di iringi Hadroh menandakan seseorang yang di tunggu-tunggu telah tiba,semua orang berdiri untuk melihat nya.

"Astaghfirullah aladzim,dia kan."Istiqfar Syahla.

"Kamu teh kunaon Istiqfar Sya."Tanya Zana.

"Kamu gak lihat cowok itu, cowok itu kan si Aa yang udah nemuin dompet aku yang ilang itu."

Zana dan Rara langsung melihat ke arah pandang Syahla, mereka terkejut melihat kedatangan sosok laki laki yang pernah mereka temui satu minggu lalu.

"Eta teh si Aa yang waktu itu kan."Ujar Zana.

"Iya itu teh si Aa yang waktu itu."

"Jadi penceramah nya itu si Aa itu."Syahla terdiam,lalu pandangan nya kembali tertuju melihat kedatangan sosok laki laki yang kini tengah berjalan menuju panggung.

Tidak sengaja pandangan keduanya bertemu,laki laki itu tersenyum singkat menatap sekilas gadis yang tengah memperhatikan nya,setelah nya pria itu  menundukkan kepalanya lalu kembali berjalan menaiki panggung.

"Syahla ceramah nya mau di mulai,kamu teh ngapain berdiri terus,sini atuh duduk."

Syahla tersadar lalu menatap kedua temannya,dan ikut duduk bersama kedua temannya dan warga lain sambil mendengarkan ceramah dan sholawat dari seorang Gus muda itu.

*****

Acara maulid selesai pukul 11 malam, sebagian warga ada yang sudah mengundurkan diri dari sana, sementara Syahla,Zana dan Rara mereka kini tengah membantu warga lain membersihkan tempat acara.

"Assalamualaikum."Salam seseorang.

Syahla,Zana dan Rara menoleh ke sumber suara,mereka sedikit terkejut melihat kehadiran seseorang yang tiba tiba menghampiri mereka."Wa, Alaikumsalam."

Pria itu tersenyum pada Syahla dan kedua temannya."saya tidak menyangka kita bisa bertemu lagi."

Syahla tersenyum."kamu teh Aa yang waktu itu nemuin dompet aku kan, waktu di Istiqlal."

Pria itu mengangguk dengan mengulum senyum kecil."Iya benar,itu saya."

"Senang pisan bisa ketemu Aa lagi."

"Syahla,Zana,Rara,kenalin ini teh Gus Azam, beliau ini anak dari Kyai Umar pemilik pesantren Al Zahira, jakarta.dan ini Ustadz Revan, beliau ini sepupunya Gus Azam."Arum memperkenalkan kedua laki laki bersama nya.

"Salam kenal nya A, kenalin aku teh Syahla,dan ini teman teman aku, namanya Zana dan Rara."Syahla ikut memperkenalkan dirinya dan juga kedua temannya.

Azam mengangguk."saya sudah mengobrol banyak tentang mu dengan kedua orang tua mu,dan saya juga sudah minta ijin sama kedua orang tua kamu untuk memperkenalkan saya dengan kamu, karena saya ingin mengenal kamu lebih jauh dan saya juga ingin melamar kamu, Syahla Bianarum."Ucap Azam.

Syahla bergeming mendengar nya."melamar aku."

"Iya Syahla, saya ingin melamar kamu dan menjadikan kamu istri saya. Maaf kalau saya lancang,tapi saya tidak bisa membohongi perasaan saya sama kamu.sejak pertama kali saya bertemu sama kamu,saat itu juga saya mengagumi kamu.dan hari ini Allah mempertemukan kita kembali,saya tidak akan mengatakan ini kalau Allah yang terus mengarahkan hati saya untuk tertuju sama kamu. Syahla,bukankah tidak baik jika seorang laki laki memikirkan seorang perempuan yang belum halal baginya."

Syahla semakin bergeming mendengar nya,ia tidak bisa berkata-kata apa apa selain terdiam membisu menatap kedua temannya dan kedua orang tua nya di sana. Melihat Syahla yang hanya terdiam membuat Azam menghela napas dan akhirnya kembali berbicara."tidak apa-apa kalau kamu belum siap untuk menikah,saya tidak akan memaksa kamu untuk menerima lamaran saya."

"Aa teh serius mau melamar aku."

Azam tersenyum lalu mengangguk."Iya,dan tentunya atas ijin Allah saya serius ingin melamar kamu dan menjadikan kamu teman hidup saya."

"Syahla."Arum melangkah mendekati Syahla."ma gak maksa kamu buat nerima lamaran Gus Azam, keputusan Ma serahkan sama kamu,Ma cuman mau ngomong sama kamu, Gus Azam teh laki laki yang baik,sholeh,buktinya Gus Azam berani datangi Ma sama Bapak buat minta ijin ngelamar kamu."

"Iya Sya,Bapak teh juga setuju kalau kamu nikah sama Gus Azam. Bapak teh yakin Gus Azam teh laki laki yang baik,sholeh,insyaallah beliau akan jadi suami dan imam yang baik buat kamu."

"Aku juga setuju kalau kamu nikah sama Gus Azam, bener teu Ra,kamu setuju juga kan."

"Heeh aku juga setuju."

"Syahla, kalau kamu menerima pinangan saya untuk melamar kamu, insyaallah besok saya akan datang kembali ke sini dan mengajak kedua orang tua saya ke rumah kamu."Ucap Azam yakin dengan keputusan nya.

"Kumaha Sya,kamu mau gak nerima lamaran Gus Azam."Tanya Arum.

Syahla hanya terdiam dengan menatap bingung kedua orang tuanya dan kedua temannya. Ia bahkan tidak tau harus menjawab apa. Laki laki yang baru saja ia kenal justru kini berani melamar nya.

"A,aku teh gak bisa jawab sekarang, kasih aku waktu 3 hari."

Gus Azam menghela napas dengan mengulum senyum kecil,lalu mengangguk."baiklah,saya tidak akan memaksa kamu untuk menerima lamaran saya,saya akan kasih waktu kamu untuk memutuskan,dan saya juga akan menerima apapun keputusan kamu,yang terpenting saya sudah menyampaikan niat baik saya pada kedua orang tua mu dan kamu."

Syahla menganguk."Iya A."

"Bu,pak, semuanya kalau gitu saya ijin pamit pulang ke jakarta,karena saya masih ada urusan di pesantren."

Bersambung

Satu kata buat cerita ini

Spam next di sini

Spam ♥️ di sini

Spam bahtera di sini

BAHTERA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang