"Dengan ini saya Xiao Zhan, menyatakan gantung helm di musim ini, terima kasih." Xiao Zhan menutup press conference itu dengan kata-kata yang cukup singkat dan padat.
"Xiao Zhan, lalu ke mana Anda akan melanjutkan karir membalap setelah ini? Apakah di ajang Superbike?"
"Benar, apa yang membuatmu menggantung helm saat karirmu sedang di puncak?"
"Apakah kau akan menikah hingga ingin gantung helm muda?"
"Apa kau cedera parah hingga memutuskan pensiun?"
Pertanyaan demi pertanyaan diajukan para wartawan yang tak sabar mendengar pengakuan langsung dari Xiao Zhan. Namun, pemuda itu tak menjawab pertanyaan wartawan dan memilih menundukkan badannya lalu pergi dari tempat itu.
"Tunggu dulu! Bisakah kita bicara sebentar?" Tanya seorang pemuda yang baru saja datang dengan menggunakan skateboardnya. Terlihat ia tampak terburu-buru seolah tengah dikejar sesuatu. Xiao Zhan yang hendak masuk ke dalam mobil kemudian menoleh, menatap sosok yang familiar baginya itu.
"Kau Wang Yibo? Pembalap Moto2 yang naik kelas di MotoGP musim ini?" Tebak Xiao Zhan saat pemuda itu melepas topinya.
"Benar. Aku ingin bertanya kenapa kau harus pensiun dini? Apa kau cedera?" Tanya Yibo yang tampak tak terima dengan keputusan Xiao Zhan.
"Ini keputusanku untuk pensiun dini. Ada hal yang harus kulakukan bersama keluargaku. Oh iya, selamat atas promosimu naik ke MotoGP," ujar Xiao Zhan yang langsung menyalami Yibo.
Namun pemuda itu tak menyambut tangan Xiao Zhan. Ia menatap lelaki itu dan berkata, "Jika kau tak cedera, ayo kita duel di sirkuit."
Xiao Zhan tersenyum mendengar permintaan Yibo. "Rupanya kau penggemarku? Sayangnya hari ini aku tak punya waktu. Lain kali kita akan bertemu di sirkuit lagi." Xiao Zhan kemudian masuk ke dalam mobil bersama Ling He meninggalkan Yibo yang tampak kesal.
Ia benar-benar tak terima Xiao Zhan pensiun sebelum ia menginjakkan kakinya di kelas paling bergengsi tersebut.
"Zhan, sepertinya pemuda itu benar-benar ingin berduel denganmu," ujar Ling He memulai pembicaraan ketika mobil yang mereka tumpangi sudah melaju.
"Hm. Dia adalah pembalap berbakat dari kelas Moto2. Aku sudah memerhatikannya sejak lama. Dia adalah pembalap yang bisa meneruskan mimpiku."
"Apa maksudmu?"
"Haikuan mengatakan bahwa Yibo naik kelas ke MotoGP dan sepertinya dia berada di tim yang sama denganku menggantikan rekan timku sebelumnya. Usianya masih 18 tahun, tapi kemampuannya benar-benar luar biasa."
"Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini? Apa kau akan kembali ke rumah?" Tanya Ling He khawatir.
"Aku akan tetap di Itali melakukan pengembangan pada motor. Gege paham, kan, aku mencintai motor lebih dari hidupku? Aku sudah memikirkannya dengan matang ketika di rumah sakit. Aku juga sudah pergi berkonsultasi pada dokter yang selalu menangani kami jika cedera. Jika tidak bisa menunggangi motor, maka akan kubuat orang lain bisa mengendarainya dengan baik dan menjadi juara dunia. Haikuan juga sudah memikirkan hal terbaik untukku. Mulai besok aku akan berada di tim Ducati utama sebagai data engineer yang bekerja untuk Yibo."
"Pemuda tadi? Apa kau yakin? Aku lihat sepertinya dia tak menyukaimu."
"Kita lihat saja nanti. Kurasa dia hanya tak terlalu rela saja aku pensiun dini," jawab Xiao Zhan santai.
Sebenarnya di balik senyuman tulusnya pada sang kakak, ada rasa takut yang mulai menyelimutinya.
Semua hal berubah dalam hitungan detik dalam hidupnya. Kecewa tentu saja, tapi saat sendiri, Xiao Zhan menyadari bahwa hidupnya tak bisa berhenti di sini. Ia masih memiliki mimpi yang belum tercapai. Banyak rekor yang masih ingin dipecahkan. Jika tak bisa menjadi seorang pembalap dan memecahkan rekor baru, maka ia ingin mengantarkan pembalap lain meneruskan mimpinya.
Aku yakin Yibo adalah kandidat yang kuat. Aku sudah melihat gayanya melakukan manuver-manuver di kelas Moto2. Dia pasti bisa bersinar di MotoGP mengalahkan para rider Eropa.
Pemuda itu menatap ke jendela mobil. Melihat jalanan panjang yang memperlihatkan banyak hal. Sama seperti hidupnya, Xiao Zhan yakin akan ada jalan baginya untuk meneruskan mimpi-mimpinya di dunia MotoGP.
....
Musim baru akan segera dimulai, setelah berita paling menghebohkan tentang pensiun dini Xiao Zhan, semua tim sudah mulai memasang strategi untuk menatap kejuaraan baru. Tahun ini banyak tim yang melakukan perombakkan pembalap. Bahkan ada tiga pembalap rookie yang akan memulai debutnya di MotoGP dan akan meramaikan kejuaraan tahun ini. Mereka adalah Stefen Rau asal Australia, Francesca Dominique asal Perancis, dan Wang Yibo asal China.
Hari ini semua tim diperbolehkan untuk melakukan tes pra musim di sirkuit Jerez, Spanyol. Semua tim sudah tampak bersiap di paddock masing-masing, termasuk tim Ducati yang kedatangan satu pembalap baru yaitu Wang Yibo.
Semua kru tampak menyalami Yibo dan menyambut pemuda itu dengan hangat. Tak lama setelahnya Haikuan yang menjabat sebagai kepala mekanik datang dan menyalami Yibo.
"Selamat datang di tim ini. Anggaplah kami semua adalah keluargamu."
Yibo hanya tersenyum tipis. Pemuda itu memang dikenal sosok yang dingin dan kurang bersosialisasi. Namun, bakatnya memang tak bisa diragukan lagi. Ia memenangkan total 15 dari 25 pertandingan yang digelar tahun lalu. Manuver-manuver cantiknya pun membuatnya dijuluki sebagai The phanter.
"Kalau begitu, aku ingin memperkenalkan pada kalian semua data engineer kita yang baru," ujar Haikuan saat semua kru dan pembalapnya berkumpul.
Semua orang berteriak dan memberikan tepuk tangan saat melihat Xiao Zhan muncul dari belakang garasi.
"Halo semua, mulai hari ini aku akan menjadi data engineer di tim ini. Mohon bantuannya." Xiao Zhan membungkukkan badannya lalu tersenyum pada semua orang.
"Zhan, akhirnya kita bisa bekerja bersama lagi. Aku pikir setelah kau pensiun, kau akan menghilang dari dunia MotoGP," ujar Li Xian, seorang kru mekanik yang langsung memeluk pemuda itu.
"Tentu saja tidak. Mohon bimbingannya, ya. Ini hari pertamaku bekerja," ujar Xiao Zhan dengan senyuman yang seperti biasanya.
Semua orang sangat dekat dengan Xiao Zhan karena selalu langsung melaporkan semua yang dirasakan saat menunggangi motor selama membalap.
Xiao Zhan adalah seorang pembalap cerdas yang bisa membantu para tim mengembangkan motor ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, semua orang sangat menyayanginya.
"Tentu saja kami akan sangat senang bekerja sama denganmu, Zhan," tambah Mike, data analysis dan ahli telemetry asal Spanyol.
Xiao Zhan merasa senang mendapat sambutan hangat dari semua orang. Namun, matanya menangkap sosok di ujung sana yang terlihat malas.
"Yibo, mohon kerjasamanya," ujar Xiao Zhan mendekati Yibo dan mengulurkan tangannya untuk menyalami pemuda itu.
Yibo dengan cepat menepis tangan Xiao Zhan lalu berkata, "Apa ini hal lucu? Setelah mengumumkan pensiun dan menggemparkan semua orang, kau kembali dengan santai seperti tak terjadi apa pun lalu menjadi seorang engineer?"
Melihat semua orang tampak syok melihat reaksi Yibo, Xiao Zhan segera membalas, "Aku memang belum berpengalaman menjadi seorang data engineer, tapi ayo kita coba bersama."
Yibo tak menghiraukan Xiao Zhan. Ia langsung mengambil helmnya dan menabrak bahu pemuda itu sembari berkata, "Aku sudah siap untuk latihan."
Xiao Zhan hanya menghela napas berat. Ia tak menyangka mendapat salam perkenalan yang cukup mengejutkan dari seorang Wang Yibo.
"Jangan mendengarkannya. Dia memang seperti itu," ujar Haikuan mencoba menghibur Xiao Zhan.
"Kau tak usah khawatir." Xiao Zhan tersenyum sambil hendak mengambil box berisi minuman untuk para kru yang biasa disiapkan oleh Mark, data engineer sebelumnya yang mengakhiri kontraknya bersama Ducati karena harus pindah ke tim pabrikan lain.
"Kau tak usah membawanya. Biar aku yang membawanya nanti. Sekarang fokus saja melihat best lap yang Yibo bukukan," cegah Haikuan yang langsung merebut box itu dari Xiao Zhan.
"Tidak apa-apa. Ini tidak terlalu berat, kok."
"Tidak-tidak. Aku tak mau kau kenapa-kenapa." Haikuan segera mendorong Xiao Zhan menuju ruang monitor untuk memantau performa Yibo.
Mereka tak menyadari Yibo tampak memerhatikan dari luar garasi sebelum ia menutup kaca helmnya dan menyalakan mesin motor.
…
Xiao Zhan tampak serius memerhatikan setiap catatan waktu yang Yibo lahap di setiap lap. Ia mencatat beberapa poin penting yang ia temukan dari ujicoba tersebut.
Dua belas lap sudah Yibo selesaikan dengan catatan waktu yang baik. Ia langsung memarkirkan motornya di garasi dan langsung duduk di kursi pembalap untuk melihat rekaman ulang performanya di lintasan.
"Yibo, catatan waktumu sangat bagus," ujar Xiao Zhan memberi semangat.
Orang yang Xiao Zhan ajak bicara seolah tak mendengar, ia hanya fokus melihat ke monitor dengan ekspresi datar.
Xiao Zhan tak menyerah. Ia memberikan sebotol minuman untuk Yibo yang tampak kepanasan, tapi pemuda itu justru mengambil botol yang berada di meja tanpa menghiraukan botol yang Xiao Zhan berikan.
Setelah minum, Yibo langsung menoleh ke arah Xiao Zhan yang masih bergeming.
"Kau merasakan nyaman di atas motormu?" Tanya Xiao Zhan ragu.
"Menurutmu? Jika catatan waktuku bagus, itu artinya aku nyaman dengan tungganganku."
"Di tikungan 6 aku merasa pengeremanmu sedikit terlambat, lalu mendekati tikungan di sektor 5 kau mengerem terlalu cepat. Jika dua titik ini bisa terselesaikan, aku yakin catatan waktumu bisa meningkat."
"Oke, terima kasih," ujar Yibo yang langsung merebut catatan yang Xiao Zhan pegang.
Haikuan yang tak senang melihat sikap Yibo pada Xiao Zhan langsung menegur pemuda itu.
"Yibo, Xiao Zhan adalah data engineermu yang bisa membantu mengembangkan motormu. Kenapa kau bersikap seperti itu padanya?"
"Aku bersikap sama pada semua orang. Aku hanya tak suka ditangani oleh seorang pecundang," jawab Yibo yang segera pergi dari sana.
"Aish, anak itu memang menyebalkan," ujar Haikuan merasa kesal.
Meskipun begitu, ia tak bisa berbuat apa-apa karena Yibo direkomendasikan langsung oleh general manajer yang memang sudah mengincar Yibo sejak lama. Mereka sudah memerhatikan gaya balap Yibo di Moto2.
"Sudahlah. Kalau begitu aku akan memasukkan data ini ke komputer." Xiao Zhan hendak beranjak dari tempat itu, tapi tiba-tiba ia menyentuh dadanya yang terasa sakit.
"Apa yang terjadi?" Tanya Haikuan khawatir melihat perubahan ekspresi Xiao Zhan.
"Tidak apa-apa." Xiao Zhan mencoba tersenyum agar Haikuan tak khawatir padanya.
"Apa kau sudah meminum obatmu?"
Xiao Zhan menggeleng. "Aku akan meminumnya setelah makan siang."
"Kau melewatkannya?"
"Aku hanya tak sempat."
"Sekarang pergilah makan siang dan minum obatmu. Aku akan mengatakan pada yang lainnya kau masih dalam masa pemulihan jadi tidak bisa membantu melakukan tugas berat."
"Haikuan, jangan terlalu berlebihan. Itu akan menimbulkan kecemburuan sosial dan mereka bisa curiga jika aku tak bisa melakukan pekerjaan berat.”
"Tolong turuti permintaanku," pinta Haikuan serius.
Melihat wajah Haikuan yang seperti itu, Xiao Zhan tahu bahwa lelaki itu khawatir padanya. Sebagai pengganti kakak yang sudah hampir 7 tahun bersama, mereka memang sudah saling mengenal dengan baik.
Akhirnya Xiao Zhan menurut dan meninggalkan garasi menuju ke restoran yang terletak di belakang paddock.
Saat sampai di restoran, Xiao Zhan langsung memesan makanan dan menyiapkan obatnya sebelum yang lain juga makan siang. Benar saja, baru saja ia meminum obat, para kru yang baru saja istirahat langsung berlari mengerumuninya.
Mereka semua tampak menghibur Xiao Zhan dan memanjakan pemuda itu. Tak hanya saat ini, para kru mekanik memang sudah sangat menyayangi Xiao Zhan karena sikapnya yang ramah dan juga selalu memotivasi mereka. Auranya yang positif membangun suasana yang menyenangkan di paddock.
"Zhan, kau tak usah terlalu lelah. Hari ini biar aku antar pulang, ya," tawar Max, seorang mekanik yang tertarik pada Xiao Zhan.
Max adalah lelaki berkebangsaan Inggris yang sudah bekerja di tim Ducati selama dua tahun. Sejak dulu ia memang sudah menaruh hati pada Xiao Zhan karena selain sikapnya, Xiao Zhan memang memiliki bentuk pinggang yang ramping seperti wanita. Wajahnya yang manis ditambah mole di bawah bibir membuat daya tarik tersendiri.
Senyuman yang menunjukkan deretan gigi kelincinya pun sangat menggemaskan.
"Tidak usah. Kakakku akan menjemputku nanti sore," jawab Xiao Zhan sopan.
Yibo yang memerhatikan mereka dari kejauhan membuang wajah lalu fokus pada makanannya kembali.
Xiao Zhan yang menyadari kehadiran Yibo menatap pemuda itu.
Menyadari ke mana arah mata mantan pembalap nomor satu ini, Mark kemudian berkata, "Kami sudah mengajaknya makan bersama, tapi dia menolak."
"Dia masih muda, tapi tampak terlalu serius. Sangat menakutkan," celetuk yang lainnya yang langsung mendapat sikutan dari Mark.
"Kalian jangan seperti itu. Tunggu sebentar." Xiao Zhan berdiri lalu berjalan menuju ke arah meja di mana Yibo sedang makan.
Xiao Zhan mengerti bagaimana menjadi seorang introvert karena sebenarnya ia juga memiliki kepribadian introvert, tapi Zhan selalu mampu memberikan kenyamanan pada orang lain.
"Yibo, boleh aku duduk di sini?"
Tak ada jawaban, Xiao Zhan pun duduk di depan Yibo, mengamati sosok di depannya yang sibuk dengan makanannya.
"Kau sempat bertanya padaku kenapa aku pensiun, 'kan? Aku bisa menjawabnya jika kau bisa mengalahkanku."
Yibo menghentikan sesi makannya lalu menatap Xiao Zhan dengan wajah tak percaya.
"Kau mau membalap lagi?"
"Bukan dalam waktu dekat ini, tapi jangan khawatir, aku akan memenuhi keinginanmu untuk berada di sirkuit yang sama asal kau bisa menjadi juara tiga kali di seri awal ini," jawab Xiao Zhan santai.
"Kau memantangku?"
"Menurutmu?"
"Baiklah, aku terima tantanganmu."
Ekspresi Yibo berubah menjadi lebih bersemangat. Begitu pun dengan Xiao Zhan yang tersenyum penuh arti.
Entah apa yang ia rencanakan, tapi senyuman itu mengisyaratkan sebuah pengharapan dan keyakinan.
Halo semuaaa ...
Apa kabar? Semoga sehat semua, ya. Nah, buat para pecinta omegavers, Yoona punya PDF baru, nih! Judulnya The King's Bride yang memiliki latar kerajaan.
Semoga di awal musim gugur, FF ini bisa menjadi pembuka yang manis dan menantang untuk kalian semua ♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Crash Landing On You
FanfictionXiao Zhan adalah seorang pembalap muda berbakat yang sudah memiliki banyak gelar di kelas bergengsi MotoGP. Saat kejuaraan MotoGP akan dimulai, tiba-tiba publik dibuat kaget dengan kabar bahwa Xiao Zhan gantung helm di usia yang baru menginjak 24 ta...