Chapter 1~

18 2 1
                                    

Pagi hari yang begitu cerah, bunyi kicauan burung di pagi hari menenangkan hati. Haruto pun ter bangun dari tidur lelapnya, ia bersiap-siap sebelum pergi menemui putri kepala Yakuza yang telah merawatnya sejak kecil hingga dewasa, kini Haruto berumur 25 tahun, sebelum pergi Haruto berdoa untuk kelancaran harinya.

"Ayah dan ibu bagaimana kabar kalian? Semoga kalian tenang di sana, Tuhan memberkati semoga hari ini lancar"
Ucap Haruto yang sedang berdoa, sambil menanyakan kabar.

Setelah berdoa Haruto pun pergi ke rumah kediaman yakuza yaitu Isami Yamazaki, untuk memperkenalkan putrinya yang belum pernah Haruto temui.

"Haruto, ini putri kesayangan ku Naoko Yamazaki" Ucap Isami yang tersenyum sambil memperkenalkan putrinya.

"Halo, salam kenal nona, saya Haruto Kimura yang akan melindungi anda" Jawab Haruto sambil tersenyum.

"Senang bertemu dengan anda..." Ucap Naoko sambil membalas senyum tipis-tipis.

Haruto dan Isami pun duduk di ruang tamu dan sedikit berbincang-bincang tentang perjalanan kerjaanya, Isami menyarankan Haruto untuk pindah ke rumah nya karena. ia akan pergi cukup lama di luar negri selama 5 bulan, agar Naoko tetap aman bersama Haruto.

"Semoga tempat ini cukup untuk kebutuhan mu Haruto, aku sangat senang" Ucap Isami yang tersenyum.

"Terimakasih, ruangan ini tidak pernah berubah ya..." Jawab Haruto sambil membereskan barang-barang nya dengan senang.

"Hohoho, tidak perlu sungkan, kamu sudah menjadi bagian dari keluarga kami...dan ruangan ini tetap menjadi tempat tinggal yang aman untuk mu" Ucap Isami yang menghampiri Haruto lalu menepuk-nepuk pundak nya.

Setelah Haruto membereskan barang-barang nya, Isami pun berpamitan kepada Naoko dan Haruto untuk pergi menjalankan bisnis nya.

"Anak ku, kamu baik-baik bersama Haruto" Ucap isami, lalu tak lama ia memeluk Naoko begitu erat.

"Ayah...aku akan menjaga diriku, Semoga ayah di berkati tuhan selama bisnis di luar negri" Jawab Naoko dengan nada yang agak sedih.

Haruto tersenyum tipis, isami pun berangkat dan meninggalkan Haruto dan Naoko, Usai berpamitan Naoko pun masuk ke dalam rumah ia pun membaca buku di ruang tamu sembari mendengarkan radio, tak lama Haruto menghampiri sambil membawa secangkir teh hangat dan Biskuit untuk Naoko.

"Ini teh untuk nona" Ucap Haruto dengan senyumnya, sembari menaruh secangkir teh dan biskuit di meja.

"T-terimakasih..." Jawab Naoko dengan malu-malu.

Haruto mendengar radio iklan tentang perayaan pembukaan sekolah setelah libur yang lumayan panjang.

"Hari esok adalah hari pertama bersekolah di sekolah yang baru, bukan?" Tanya Haruto dengan lembut.

"Ya..tentu aku menantikan hari itu. M-mungkin ini a-agak sedikit aneh...ummm" Jawab Naoko dengan gugup dan agak terbata-bata karena terlalu exited.

"Hahaha, itu tidak aneh...saya mengerti" Ucap Haruto yang terkekeh lalu menyeringai.

Tiba-tiba situasi menjadi canggung, tetapi tak lama teralihkan okeh Haruto, ia bercerita pengalaman nya saat di latih oleh Isami untuk pertama kalinya menjadi bagian dari keluarga Yamazaki, ia sangat putus asa akibat kehilangan orang tua nya, ia tidak terbiasa dengan orang yang baru ia temui. hari demi hari di lalui Haruto, ia pun terbiasa berinteraksi dengan orang-orang baru dan beradaptasi di lingkungan dia yang baru, bertemu dengan berbagai orang-orang baru di dalam hidupnya. walau masa lalu nya di penuhi oleh trauma sampai-sampai membuat ia kehilangan arah.

"Maaf, nona saya jadi menceritakan pengalaman saya di latih oleh ayah anda" Ucap Haruto dengan nada yang lembut dengan senyuman.

"Tidak, saya mengerti karena saya juga trauma akan sesuatu..." Jawab Naoko yang membalas senyuman itu lalu ia mulai bercerita.

Naoko pun menceritakan masa lalu nya di mana, ia di tinggal ibu nya saat masih berumur 7 tahun lalu ia pun di jauhi oleh teman-teman nya saat dia masuk SD bahkan sampai SMP karena ayahnya seorang kepala yakuza yang di takuti di daerah ini, tidak ada yang mau berteman dengan nya karena takut dengan anak yakuza, ia sangat kesepian dan ingin merasakan rasanya memiliki teman dan hubungan kasmaran di masa remaja nya ini.

"Nona, terimakasih sudah bercerita. jika anda ada masalah anda bisa bercerita banyak hal ke saya" Ucap Haruto sambil mengusap-usap kepala Naoko dengan lembut.

"T-terimakasih, bisakah kau memanggilku Nao saja?" Jawab Naoko yang agak terkejut sembari tersipu malu.

"Baiklah, bagaimana kalau Nao-chan? nama anda sangat indah, untuk seorang putri cantik seperti anda"
Haruto tiba-tiba mencium punggung tangan Naoko lalu menyeringai.

"A-APA YANG KAU LAKUKAN?!" Teriak Naoko.

Naoko pun menarik tangan nya, dengan wajah yang sangat memerah ia pun lari dan pergi ke kamar nya.

"Barusan tadi apa?!" Ucap Naoko dalam hati sambil memeluk guling dengan wajah yang masih memerah.

"Sial, perasaan apa ini aku...sangat berdebar-debar" Naoko yang bergumam sembari berguling-guling di kasur merasakan perasaan yang baru ia dapat.

Karena terus memikirkan perasaan nya, ia pun sampai ketiduran, sore menjelang malam pun tiba waktu menunjukkan pukul 17.20, Haruto pun menghampiri Naoko di depan kamar nya setelah mandi.

"Nao-chan, apakah anda masih di kamar?" Ucap Haruto sambil mengetuk pintu kamar.

"Hoam, maaf aku ketiduran" Jawab Naoko sambil menguap lalu ia bersiap-siap untuk mandi.

Naoko pun mandi dengan keadaan lemas, setelah mandi Naoko pun melihat Haruto di dapur yang sedang memasak makan malam untuk mereka berdua, Naoko keluar dari kamar mandi dengan pakaian tidurnya, ia pun terkejut melihat banyak masakan enak di meja makan.

"Wah...Ini semua makanan yang kamu masak?"
Ucap Naoko sambil mengelap rambut nya menggunakan handuk yang ada di pundak nya, lalu ia pun menarik kursi lalu duduk.

"Tentu saja...ini untuk mu" Jawab Haruto sambil menyiapkan mangkuk nasi dan sumpit.

"K-kamu sangat berbakat memasak ya..."
Naoko tersipu sekaligus kagum.

"Hahahha, Silahkan di cicipi...saya membuat nya dengan kasih sayang" Haruto tersenyum karena senang dengan pujian itu.

Naoko mencicipi masakan itu lalu ia tidak bisa menahan tangisan nya, ia merasakan rasa masakan ini mirip dengan masakan ibu nya.

"Nao-chan, ada apa?" Ucap Haruto yang sangat khawatir.

"ini sangat enak-" Jawab Naoko yang tersenyum dengan air mata yang perlahan-lahan mengalir di pipi nya.

"..." Haruto terdiam, tak lama ia pun menghampiri Naoko lalu memeluk nya dengan erat.

"Aku akan memasakan mu makanan setiap hari, jadi...jangan menangis" Ucap Haruto sambil mengelus-elus kepala Naoko sambil tersenyum.

Naoko pun tidak bisa menahan tangisan nya ia pun, menangis sekencang-kencang nya sambil memeluk Haruto dengan erat, malam itu Naoko tidak berbicara setelah menangis begitu lama dan melanjutkan makan malam nya, ia kembali ke kamar nya dengan perasaan nya yang campur aduk, Haruto mengkhawatirkan Naoko sepanjang malam.

Ke-esokan harinya Haruto menyiapkan sarapan untuk Naoko, ia pun mengetuk pintu kamar Naoko tetapi tidak ada jawaban, Haruto pun pergi ke ruang tamu untuk mencari Naoko. ia pun melihat Naoko yang sudah bersiap-siap menggunakan seragam SMA nya sambil berdoa di depan foto ibu nya, Haruto tersenyum melihat Naoko yang begitu rindu dengan ibu nya, pada akhirnya ia kembali ke dapur dan menunggu nya di dapur, menunggu memakan sarapan yang telah ia buat.

-To Be Continued~

Yakuza to Hime-SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang