Dua

342 30 10
                                    

Cerita ini hanyalah fiksi belakang!!!

****

Hwang Zayyan melihat ayahnya dengan kesal. Remaja laki-laki itu sedang marah kepada Ayahnya, karena usahanya untuk mendapatkan Lia sebagai kekasihnya telah hancur karena ayahnya.

Keduanya ada di taman di sekitar apartemen mewah itu.

"Zayyan-ah. Apa kamu masih marah dengan ayah?"

"Kenapa ayah bertanya?"

"Zayyan-ah. Ayah tidak bermaksud, ayah hanya ingin kamu memiliki hubungan yang sehat."

"Aku tidak akan pulang. Aku tidak mau pulang."

Ayahnya akan selalu menunggunya dan mencarinya, meski remaja laki-laki itu berada di tempat yang aman.

"Zayyan-ah. Kamu memiliki rumah. Seharusnya kita pulang."

"Rumah? Aku tidak ingin tinggal bersama dengan ayah seperti mu!"

"Zayyan-ah."

"Jika ayah menyedihkan. Seharusnya jangan membuat ku ikut menyedihkan. Apa ayah berpikir, bahwa hidup kita ini sangat memalukan?"

"Ayah minta maaf, Zayyan-ah."

Hwang Zayyan tidak menyukai ayahnya. Karena ayahnya hanyalah supir taksi, yang tidak berpenghasilan banyak, terkadang tidak memiliki penghasilan sama sekali.

Kehidupan keduanya nampak sulit di kota besar. Apalagi keduanya tinggal di lingkungan yang akan di bangun kembali, ayahnya masih kesulitan untuk mencari tempat tinggal yang bisa dihuni keduanya.

Ayah dan anak itu, memiliki sifat keras kepala yang sama.

"Bisakah ayah tidak menganggu ku? Aku tidak ingin ayah terus menggangguku!"

"Jadi, pergilah!"

Hwang Zayyan pergi meninggalkan Ayahnya yang baru saja dirinya olok-olok. Remaja laki-laki itu tidak berpaling sama sekali.
Dirinya memilih untuk kembali masuk ke apartemen mewah sahabatnya yang sudah seperti saudaranya sendiri.

Meninggalkan ayahnya yang terdiam di sana.

"Zayyan-ah." Dirinya mau tidak mau pergi dari sana. Laki-laki berusia 30an itu merasa begitu bersalah kepada putranya, karena tidak bisa menjadi ayah yang baik untuknya.

Ketika laki-laki itu hendak masuk kedalam taksinya. Seseorang memanggilnya.

"Taksi!"

Seorang laki-laki yang sedikit mabuk itu berniat untuk menaiki taksinya.

"Bisa antarakan aku? Taksinya belum berhenti beroperasi, 'bukan?"

Ayah Zayyan mengangguk.

****

"Zayyan-ah! Hwang Zayyan!" Lee Haechan berusaha untuk membangunkan Zayyan yang tertidur begitu lelap di kasurnya.

"Hwang Zayyan! Bangunlah!"

Lee Haechan berusaha keras untuk membangunkan Zayyan di tengah malam itu.
Wajahnya terlihat panik.

Ayah, Maaf || Zayyan ft Lex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang