ᴘʀᴏʟᴏɢ

101 68 9
                                    

WELCOME TO DI KARYA PERTAMA SAYA, MAKLUMI KALAU BANYAK SALAHNYA, KAN MANUSIA. TEMPATNYA SALAH...


Saat jam istirahat tiba, sosok perempuan yang bernama Aleisha Mazwa, kini menuju kelas pujaan hatinya, yang tak lain adalah, Atlas Azricano.

Di koridor kelas Aleisha tidak sengaja berpapasan dengan seorang cowok, Martin namanya.

"Ish, lo ngapain sih nabrak-nabrak gue" tukas Aleisha.

Cowok itu mengkerutkan keningnya. "Emang udah berapa kali, kita berpapasan kayak gini, baru kali ini kan".

"Ya lo ngehalangin jalan, gue mau ke kelas pacar gue" cetusnya memalingkan wajahnya dari Martin.

"Ini kan jalan luas, kenapa marah-marah sama gue" ujar Martin menunjukkan jalan disampingnya, karena dirinya amat disamping dekat dinding.

Aleisha menghembuskan nafasnya kasar. "Yaudah minggir, gue mau ketemu sama pacar gue" Aleisha melenggang pergi tanpa menghiraukan Martin.

Martin melanjutkan lagi langkahnya tak memperdulikan Aleisha yang tengah berjalan dibelakangnya berlawanan arah.

Aleisha menemukan Atlas tengah bersama teman-temannya yang akan keluar kelas. Ia pun menghampirinya ketika Atlas berjalan ke arah pintu.

"Hai, kamu mau kemana tlas" sergah Aleisha sambil memegang tangan Atlas.

Atlas hanya memutar bola matanya malas menemukan Aleisha dihadapannya.

"Ngapain lo kesini" ketusnya menghempaskan Aleisha yang memegang tangan dirinya.

"Ketemu kamu, emang mau apa lagi, kalau bukan ketemu sama kamu" jawab Aleisha menatap manik mata Atlas.

"Gak sudi gue dengernya, lebih baik lo jauh-jauh dari gue, gue gak suka diganggu, sekalinya diganggu gue gak bakal segan-segan, ya" ujar Atlas dengan nada yang sangat dingin.

"Kamu gak suka, ya, sama aku, aku kira kamu udah mulai nerima hati aku, ternyata enggak, ya" lirih Aleisha menatap sendu Atlas.

"Mimpi, gue gak akan pernah nerima lo, sampai kapanpun itu, jangan harap" sembur Atlas melenggang pergi dengan sangat berperilaku dingin.

Tetapi, ia kembali lagi menghadap Aleisha dengan mata tatapannya itu begitu tajam.

"Satu hal, jangan pernah sentuh-sentuh tangan gue, tangan lo kotor" mendengar itu, hati Aleisha mencelos begitu benci nya cowok yang didambakannya itu kepada dirinya.

Tanpa jawaban dari Aleisha, Atlas pergi berjalan meninggalkannya diikuti oleh teman-temannya.

Air mata yang sedari tadi dibendungnya kini turun tanpa ijin kepada pemilik kelopak mata, dengan sesak didada mendengar penuturan orang yang dicintainya selama ini.

Setelah beberapa menit terdiam disana, Aleisha berjalan kearah rooftop dengan rasa sedih.

Nah, di rooftop, sekarang Aleisha ingin menenangkan diri dulu, tanpa ada siapa-siapa yang mengganggunya.

Ia ingin meluapkan segala sesuatu emosinya yang sudah tak tertahan lagi didalam dirinya.

"Daaaarrrrrr!" Aleisha tersontak kaget, memutar bola matanya malas ketika melihat siapa orang yang sudah mengejutkannya barusan.

"Ih, lo lagi lo lagi, kenapa harus ketemu lo sih, kan nih sekolah luas, gak ada apa tempat selain tempat yang lagi gue kunjungi" orang itu menutup telinganya ketika Aleisha berbicara dengan kencang apalagi didekatnya, tapi, setelahnya tersenyum kecut.

"Oh, ya, gue rasa kaki gue bukan untuk lo atur-atur, kemana harusnya gue berjalan" balas cowok itu adalah Martin.

Aleisha menatap Martin datar atau sinis dengan khas Aleisha.

Terluka MenginginkanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang