6 || Hukuman untuk 2 Gadis Badas dan Masalah Amel.

181 131 66
                                    

Kara benar-benar ingin menampar guru satu ini, tidak bisakah memberikan hukuman lain selain berbicara di depan umum sembari berpegangan tangan? Benar-benar mengesalkan.

"Bapak," panggil gadis itu dengan kesal. Wajahnya terlihat musam karena mendapatkan hukuman aneh ini.

"Ya!? Kamu ini marah kepada saya karena saya menghukum kamu dengan Amel di depan umum!? Iya!? Berani sekali kamu!" Kara benar-benar terdiam. Dia tidak bisa menjawab, tapi hukuman ini benar-benar membuatnya kesal.

Kedua kalinya, Kara memutar malas bola matanya, "Bapak! Jangan di depan umum! Apa ga bisa di tempat lain!?"

"Gak! Ga bisa!" elaknya dengan nada tegas. Terlihat lantang dan ada unsur perintah dalam setiap nadanya.

"Lakukan, atau saya tambah hukuman kamu!?" Kara menatap Amel dengan tatapan saling bermusuhan.

"Ya!" ucap mereka serempak, sepertinya Kara dan Amel di takdirkan bersahabat.

Seluruh siswa-siswi SMA Entertainment High School berkumpul di bawah aula. Mereka melihat wajah Kara dan Amel yang sedang menyanyi, wajahnya terlihat terpaksa.

"Kami adalah sahabat yang selalu bersama, tiada hari tanpa kami!" Kara melotot ketika melihat Amel tersenyum dengan kata terpaksa.

Amel membalas tatapan Kara, mereka benar-benar saling tak habis pikir dengan perintah dari guru tersebut.

"Kami berjanji tak akan pernah berkelahi bersama lagi!" Nyanyian yang di buat oleh guru yang menyuruh mereka benar-benar membuat Kara kesal hari ini.

Sementara di sisi lain, seorang pemuda, dengan nickname Kyler Ravendra Dewangga tersenyum manis akan melihat wajah Kara yang sangat kesal.

"Manis." Senyuman miringnya terlihat jelas tetapi, Kara sama sekali tak memperhatikan hal itu.

***

Selesai di hukum, Kara menatap tajam ke arah Amel. Tatapan mereka saling bertemu, dua manusia yang saling tak menyukai satu sama lain.

Mereka saling bertatapan di tangga sekolah.

"Apa lihat-lihat!?" Mata Kara semakin tak terkendalikan. Dia menatap Amel dengan penuh rasa kebencian akan sifatnya, sedangkan Amel dengan rasa iri dan ingin menampar wajah Kara sekali lagi.

"Lo yang lihat-lihat!" katanya tak mau kalah, Amel memang memiliki sifat tempramental. Ia tak akan mengalah, jika dirinya tidak merasa bersalah kepada lawan bicaranya.

"Lo kali!" Kara juga tidak mau kalah, ia tak suka jika ada orang yang berani dengan terang-terangan mengatakan kepadanya saat matanya tengah menajam.

"Mata gue untuk ngeliat wajah orang, bukan ngeliat wajah lo itu!" kesal gadis itu, Kara yang semakin tak terima dengan ucapan Amel maju dua langkah ke hadapan wajah gadis itu.

Lawannya menatap tajam dan sinis, Amel juga menatap sebaliknya. Mereka saling menatap sinis dan berhadapan dengan tatapan tajam.

Kara sedikit tersenyum, "tatapan lo di jaga, setan!"

"Dih, lo juga kali! Mata lo tuh, jangan sinis banget!" jawab gadis itu tak mau kalah.

Pak Bastian sedang lewat dari tangga sekolah tak sengaja melemparkan tatapannya kepada dua gadis badas itu.

"Hei, sudah-sudah. Mata kalian jangan begitu, jangan sampai saya colok mata kalian berdua!" tegur Pak Bastian dengan wajah tegas kepemilikannya.

Mystro {On Going-Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang