"Aish... Gua ada dimana?" Jaemin bergumam. Rasa sakit di belakang kepalanya membuat nya tidak sadar bahwa ini bukanlah rumah nya. Jika dirinya ingat. Dia berada di sekolah, kemudian dirinya terlibat urusan dengan seseorang."Gila, sakit banget kepala gua.."
Kesadaran Jaemin nampak kembali. Dia mulai tersadar ini bukan tempat nya tinggal. Rumah dan kamarnya pun tidak akan sebagus ini.
"Sudah bangun ternyata, bagaimana tidur mu, sayang? Kau terlihat sangat nyaman." Mendengar suara seseorang Jaemin nampak terkejut. Dirinya menoleh untuk melihat siapa tengah membawa nya.
Mata Jaemin tampak di selimuti oleh amarah. Dia berjalan mendekati seseorang yang tengah tersenyum melihat nya."Lo..." ucap Jaemin nampak terhenti saat merasakan kakinya terasa berat.
"Maksud lo apa rantai kaki gua, sialan?" amarah Jaemin meluap."Lepasin gua, Lee."
"Kenapa? Itu terlihat bagus di kaki mu." Jeno menjawab langkah nya mendekat ke arah Jaemin yang nampak panik."Kamu cantik, na."
Jaemin panik saat Jeno mulai mendekati nya perlahan. Bagaimana bisa di berjalan jika rantai di kaki nya sangat lah berat, apa kaki nya akan baik-baik saja."L-lo... ngapain kesini... mundur ngga? Jen.. ngga usah macem-macem ya lo?"
"Ah, aku hanya ingin satu macam." Jeno berjongkok. Meraih kaki Jaemin yang nampak memerah."Berhenti memberontak, na."
Bagaimana bisa Jaemin tidak memberontak saat kaki nya di angkat dan di belai layaknya sebuah boneka. Jaemin di buat merinding oleh Jeno. Pemuda itu nampak senang melihat dirinya yang terdiam. Jaemin terdiam karena merasakan perasaan berbahaya saat Jeno mencekram pergelangan kakinya.
"ARGHH !" Jerit Jaemin nampak terkejut saat kaki nya di tarik oleh Jeno. Tubuhnya tampak oleng, Mata Jaemin nampak tertutup takut bagian belakang nya akan bersentuhan dengan lantai.
Jeno terkekeh melihat rahut wajah Jaemin yang nampak lucu. Jeno mendekat, meniup telinga Jaemin yang nampak memerah"Buka mata mu, na?"
Jaemin merasa merinding saat area sensitifnya terkena helaan nafas milik Jeno."Mau lo apa sebenarnya?" tanyanya. Sungguh Jaemin tidak nyaman dengan posisi seperti ini, namun dirinya harus berani berhadapan dengan Jeno.
"Aku mau kamu, na."
"Maksud lo? Apa sih, tolong deh jangan ngaco." Jujur Jaemin yang mulai kesal dengan perkataan Jeno.
Jeno merasa dirinya di mainkan oleh Jaemin. Bukannya dia sudah berkata, bahwa dirinya ingin Jaemin. Berarti Jaemin harus menjadi miliknya bukan."Aku tidak bercanda.."
"O-oi... Please jangan... Nghhh..." Desah Jaemin saat cuping nya di kulum oleh Jeno. Jeno tersenyum menatap mata Jaemin. Ada yang berbeda dengan tatapan Jeno untuk nya.
Merasa suasana sedikit panas. Jaemin berdehem, antara malu dan marah bersamaan. Sedangkan Jeno bermain dengan tangan Jaemin yang nampak pas di genggamannya.
Menatap Jaemin yang tengah mencuri-curi pandang ke arahnya, lagi-lagi jantung Jeno di buat berdetak kencang.
"Jaemin..." Suara Jeno terdengar seram seperti tengah menahan sesuatu yang ingin di keluarkan.
Jaemin hanya membalas tatapan Jeno dengan polos, dia tidak mengerti mengapa pemuda itu memanggil namanya dan ada apa dengan suaranya itu.
Namun rasanya Jaemin ingin segera pergi dan tidak akan mencari masalah dengan Jeno. Dirinya saat ini menyesal telah berurusan dengan Jeno.
"Na, ayo kita bermain? Melihat mu seperti ini, membuat ku ingin menghancurkan mu dari dalam."
TBC
Mohon maaf lahir dan tekanan
Peach dah
KAMU SEDANG MEMBACA
jeno's obsession
Ficción GeneralLee jeno pemuda yang terobsesi kepada Na jaemin, salah satu adik kelasnya. Setelah pertemuan tak sengaja oleh keduanya, membuat sebuah rasa yang tadinya hanya penasaran, namun perlahan berubah menjadi rasa ingin memiliki pemuda itu untuk dirinya sen...