[Chapter 8.1] Your Lies in Busan

732 92 16
                                    

Mereka kembali ke sekolah dan saat itu lah Harin menunggu Sooji yang datang di salah satu koridor menuju kelas mereka. Harin membawa Sooji ke suatu ruangan sepi di gedung itu.

"Sooji-ya, kau tahu semuanya itu hanya salah paham." Harin memulai percakapan dan mencoba meyakinkan Sooji. Sooji hanya diam sambil memandangi wajah Harin.

"Aku tidak peduli dan tidak mau tahu," gumam Sooji dengan suara yang rapuh. Dia berusaha menahan air mata yang ingin pecah, merasakan bagaimana jantungnya remuk-redam dalam kebencian yang terpendam.

Mata Harin berdenyut, mencerminkan gelombang ketidakpercayaan yang memenuhi dirinya.

"Aku bilang semua itu hanya salah paham. Bagaimana mungkin aku melakukan semuanya, Sung Sooji?" Pekik Harin dengan nada yang hampir pecah, air mata mengancam untuk menyerbu matanya yang sudah memerah itu. Harin tidak mampu menerima kenyataan bahwa kesalahpahaman telah membawa mereka ke ambang perpisahan seperti ini.

"Baek Harin, aku tahu kau melakukan itu untuk menghancurkan citraku di depan teman-teman sekelas kita. Apapun itu, lakukanlah yang kau mau. Aku sudah tidak peduli lagi." Sooji menekankan sekali lagi.

Harin terdiam, tak mampu menemukan kata-kata dalam keheningan yang menyiksa.

"Apa maksudmu? Kau tidak peduli lagi pada kita?" Seru Harin, berharap apa yang Sooji katakan barusan hanya sebuah candaan.

Sooji hanya nengangguk, lalu pergi tanpa sepatah kata pun.

"Sung Sooji. Seperti yang aku bilang, aku melakukan apapun yang kau inginkan." Harin berteriak memohon, menjatuhkan harga dirinya.

Sooji menghentikan langkahnya, kemudian berbalik.

"Kau akan menghentikan permainan gila ini? Bukankah kau bilang begitu juga sebelumnya?" Tanya Sooji dengan skeptis. "Namun, lihat saja kenyataannya, Baek Harin. Bahkan, kau rela mengobral tubuhmu hanya untuk menjebakku." Sooji melanjutkan sambil tertawa, mengejek cara Harin yang sudah keterlaluan namun murahan kali ini.

Harin tidak percaya ketika mendengar kata-kata Sooji yang sangat menyakitkan. Sama sekali tidak menyangka bahwa itulah yang Sooji pikirkan tentang dirinya dan tentang malam itu.

"Kau mengira aku melakukannya untuk menjebakmu?" Harin menahan air mata yang ingin jatuh dan tertawa, "Kau kira aku wanita macam apa, Sung Sooji?"

"Coba nilai sendiri soal dirimu. Namun, semuanya tahu, kau... hanya wanita perundung gila yang menghalalkan segala cara." Sooji menjawab tanpa memikirkan perasaan gadis seumuran di hadapannya. Sooji tiba-tiba merasa sangat marah saat itu, mengingat apa saja yang sudah Harin lakukan, pada dirinya, teman-teman sekelasnya, dan bahkan orang lain di luar kelasnya. Sudah banyak sekali korban akibat ulah Baek Harin, baik secara mental, pikiran, dan fisik.

"Mwo? Lalu, kenapa kau meniduri wanita gila ini?" teriak Harin, rasa sakit merajalela di setiap serat organ tubuhnya.

Sooji terdiam, matanya tersembunyi di balik bayangan yang terluka. Sooji merasa sedikit menyesal telah berkata seperti tadi, tetapi apa boleh buat. Itu semua memang faktanya.

"Apa kau kira aku tidak menyesalinya?" Sooji merespon tak kalah penuh amarahnya. Sooji membenci dan kecewa pada dirinya sendiri juga, bukan hanya karena telah tidur dengan Harin. Jujur, ia merasa sangat menikmati malam itu. Namun, merasa begitu terganggu karena sudah terlibat dengan seseorang yang tidak sejalan dengan nilai-nilai dan prinsip yang dipegang teguh oleh Sooji sendiri. Itu sangat memuakkan. "Tapi lebih dari itu, aku merasa jijik dengan diriku sendiri karena merasakan ketertarikan pada seseorang sepertimu."

Harin merasakan kesedihan dan penyesalan yang mendalam setelah mendengar kata-kata Sooji. Dia berharap dirinya bisa lebih rasional dan sejalan secara pemikiran dengan Sooji sejak awal. Namun, ia berharap dapat memperbaiki dan melanjutkan hubungannya dengan Sooji. Harin bersedia berusaha mengubah pemikirannya dan menjadi pribadi yang lebih baik demi hubungannya dengan Sung Sooji.

The Bad HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang