Hinata menghela nafas pelan menatap sang adik yang terus melemparkan tatapan jenaka kearahnya. Sejak tadi Hanabi tidak berhenti menggodanya mengatakan hal-hal memalukan yang berhasil membuat wajahnya memerah. Bahkan tidak habis disitu Hanabi juga kekeuh dengan mengikutinya berbelanja agar bisa menggodanya.
"Hentikan Hanabi-chan kau menganggu nee-san berbelanja."
"Oh jadi sekarang aku menganggu ya? Tapi Uchiha itu tidak, begitu?" Hanabi mengatakannya dengan nada merajuk yang dibuat-buat
Hinata yang mendengar itu menatap sang adik dengan tatapan lelah dan Hanabi langsung terkekeh gemas melihat bagaimana wajah kusut Hinata.
Hanabi masih mengingat dengan jelas apa yang ia lihat semalam, Hinata yang hampir bercinta dengan pria Uchiha itu hampir membuat ayah mereka mengamuk hingga berniat membunuh Sasuke.
Sungguh jika Hanabi juga tidak secara diam-diam menggunakan byakungan-nya untuk mengintip maka ia tidak akan tau jika ayahnya sedang terbakar emosi saat itu.
Hanabi merasa wajahnya tiba-tiba memerah saat mengingat betapa panasnya sang kakak yang bercumbu dengan Sasuke. Sungguh, Hanabi masih tidak bisa mempercayai jika kakaknya yang manis dan lembut itu bisa melakukan hal liar dan panas seperti itu dengan begitu lihai. Bahkan dibeberapa momen terlihat dengan jelas jika Hinata yang menggoda Sasuke.
Hanabi yakin seratus persen jika pria Uchiha itulah yang telah memberikan pengaruh buruk hingga untuk pertama kalinya Hanabi merasa tercengang dengan sisi liar yang ia lihat dari Hinata. Kakak kesayangannya yang ia pikir sangat polos ternyata telah berhasil menyembunyikan sisi liarnya.
"Nee-san kau menggunakan pengaman setiap kali melakukan itu kan?" Hanabi berbisik pelan saat mengatakan itu berhasil membuat Hinata yang sedang memilih beberapa sayur segar menegang
Kedua manik amethys indah itu membola menatap sang adik dengan tatapan tidak percaya dan wajah yang berubah semerah tomat kesukaan Sasuke.
"Sebenarnya semalam aku tidak sengaja mengintip kalau kau dan Uchiha-san–" Hanabi menggantungkan kalimatnya saat ia membuat kedua tangannya seolah sedang memperagakan hal-hal panas itu
Hanabi terkekeh pelan dan saat ia melihat kedutan dari pelipis sang kakak ia langsung mengambil ancang-ancang untuk segera kabur dari sana.
"Hanabi kau mengintip?" Tanya Hinata, suara Hinata terdengar begitu dingin dan Hanabi tau jika ia telah membuat kakaknya yang manis dan lembut itu marah
"Nee-san a-aku tidak mengintip sendiri karena Tou-san juga melakukannya."
Mulut ember Hanabi telah membocorkan segalanya dan Hinata merasa wajahnya seketika memerah padam. Entah karena malu telah ketauan melakukan hal-hal panas itu oleh sang adik dan ayahnya atau karena emosi karena telah mengintip privasinya tanpa izin.
Hanabi hanya bisa menyengir tanpa dosa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kakinya melangkah mundur saat ia melihat kilatan tajam dari manik amethys kakaknya.
Oh lihatlah, kakaknya yang manis dan lembut itu terlihat marah sekarang.
Jadi dengan senyum lebar tanpa dosa Hanabi berbalik saat ia berlari dengan kencang meninggalkan Hinata bersama sayur-sayurannya itu.
Hinata menghela nafas melihat kepergian Hanabi. Sungguh ia benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa Hanabi mengatakan hal-hal seperti itu padanya.
Terlebih ia masih sangat terkejut dengan fakta bahwa ayah dan adiknya semalam ternyata melihat apa yang ia lakukan dengan Sasuke.
Hinata merasa wajahnya semakin memerah dan ia kembali mengingat perkataan ayahnya yang mengatakan ingin bertemu dengan Sasuke.
Jadi alasan ayahnya ingin bertemu dengan Sasuke adalah ini? Sial! Hinata tidak tau hubungannya dengan Sasuke akan membuat keadaan sekacau ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Nightmare ✔️
Fanfiction"Ayo bercinta Sasuke-kun?!" "Kau gila Hyuga?!" ••• Hinata memutuskan untuk menyerah akan perasaannya terhadap sang pujaan hati membuatnya memutuskan untuk pergi sementara waktu dari desa, namun Hinata tidak menyangka kepergiannya malah membawa petak...