2

0 1 0
                                    

hari pernikahan yang ditunggu tunggu pun datang. Aisyah terlihat begitu cantik dengan baju pengantinnya, sedang naura berdiri bersedekap memperhatikan adeknya. ia hari ini tak kalah cantik juga dengan kebaya, naura perlahan menghembuskan nafasnya.

"kakak sungguhan gak mau pakek kerudung? pasti nanti tambah cantik kak." ya, aisyah masih terus membujuk naura untuk memakai jilbab. tapi jawaban naura sedari tadi hanya gelengan kepala tanpa penjelasan, disuruh menjelaskan pun dia hanya diam sambil menatap hpnya.

"really, if you force me one more time. I'll go home." akhirnya naura membuka suaranya tanpa menatap aisyah.

"aisyah ndak seberapa faham dengan bahasa kakak." kekeh aisyah sambil menggaruk hidungnya bingung.

Naura menatap aisyah tajam membuat nyali aisyah menciut. "jangan pernah memaksaku melakukan apapun. kalau aku mau akan ku lakukan sendiri tak perlu suruhanmu. bila kau memang malu memiliki sister sepertiku jangan pernah anggap aku ada, seperti selama ini." tekan naura menatap aisyah penuh amarah. aisyah terkejut, ia menyerap ngerjapkan matanya menstabilkan perasaan.

naura menghembuskan nafasnya berusaha membuang emosinya melihat reaksi adeknya. ia merasa sedikit bersalah telah memuntahkan sedikit emosinya ke aisyah. bersamaan dengan itu pintu kamar aisyah terbuka seseorang mengabari bahwa ijab qobul akan segera dilaksanakan dan aisyah disuruh segera bersiap.

"I'm really sorry, aku tak bermaksud." sesal naura saat aisyah sudah bangkit.

Aisyah mendekat dan segera memeluk kakaknya.

"aku yang harusnya minta maaf. maaf untuk semuanya kak, dan terlebih maaf untuk kali ini aku mendahului kakak." ucap aisyah diselingi dengan candaan.

"kamu bercanda? bahkan mungkin aku tak akan mau menikah. tak akan pernah." jawab naura membalas pelukan sang adek. aisyah yang terkejut mendengar jawaban kakaknya segera melepas pelukan dan menatap mata kakaknya penuh selidik.

"aku tidak bercanda, dan aku pasti menikmati ini semua." yakin naura tersenyum simpul sambil menepuk pundak aisyah.

Aisyah menghembuskan nafas perlahan, sebegitu jahatnya kah dunia sampai kakaknya tak mau membangun rumah tangga? dari cerita nico semalam, nico memang setelah bercerai dengan Mira pernah menikah lagi. tapi pernikahannya tersebut tak berhasil dan berakhir perceraian, begitu terus sampai tiga kali. dan naura lah orang yang selalu menemani nico saat jatuh jatuhnya. naura berubah jadi sosok yang sangat kuat ketika nico membutuhkan tempat untuk bersandar.

"maaf aku tak ada disaat masa sulit kakak." lirih aisyah menunduk menyesali semua kejadian ini.

****************

Pernikahan berjalan sangat lancar dan malam ini malam terakhir nico dan naura berada di Indonesia. aisyah masih menempel pada sang baba tak mau masuk kamar. naura yang melihatnya pun merasa aisyah terlalu berlebihan. padahal sang suami juga ada disitu melihat tingkah aisyah.

"jangan lebay dek, kamu harusnya malam pertama." ucap naura duduk disamping sang baba.

"iya sayang, masak kamu anggurin Ahmad kan kasihan." nasehat nico. aisyah tak menjawab dan terus menyembunyikan wajahnya didada sang baba.

"Ahmad faham kok apa yang dirasain dik aisyah." balas Ahmad mencoba menengahi. "gak papa, lagian baba besok sudah gak disini." lanjut Ahmad tersenyum penuh pengertian.

"There isn't any. Today Baba slept with me." tegas naura menatap sang adek kesal.

Ahmad menggaruk kepala bingung, kenapa kakak iparnya begitu suka bicara bahasa ingris.

"gak faham kakak." gerutu aisyah.

Naura menghembuskan nafasnya. "kamu tidur sama suami kamu. hari ini aku-"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terjebak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang