BAB 1 : confess

7.2K 12 0
                                    

Author pov...

Zahra terbangun setelah terlelap semenjak tadi sore. Namun ada yang aneh dengan mimpinya kali ini.

Dimana ia bermimpi bahwa suaminya hendra tengah melakukan hubungan intim dengan wanita lain di sebuah kamar hotel.

Namun ia enggan untuk mengkonfirmasi dan menanyakan apa saja yang terjadi selama hampir dua hari ini. Karena selain ia yang sedikit lupa dengan status nya, bahkan tak ia dapati juga pesan atau telpon dari suaminya itu.

"Oke mas, kamu mau cuek dan mengabaikan aku? Jangan salahin kalau istrimu ini akan dengan senang hati menyerahkan kehormatannya untuk laki-laki lain" Ucapnya dalam hati menyeringai depan cermin.

Kali ini ia hanya mengenakan celana pendek dan hanya menggunakan bh putih tanpa atasan.

Ia meraba jejak-jejak kenakalan laki-laki yang hampir dua hari ini selalu berhasil membuatnya menuntaskan birahi yang selama ini ia impikan.

Zahra kembali merebahkan tubuhnya di kasur, dan di luar tengah hujan deras. Ia sedang asik scroll Instagram nya namun tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.

Zahra tidak langsung mengangkat melainkan melihat siapa yang menelpon nya malam-malam begini.

Rupanya panggilan itu berada dari jek. Dengan hati berbunga zahra mengangkat telpon dari jek dan mulai mengobrol dengan laki-laki itu.

"Aaaa.....!!! " Sedang asyik mengobrol dengan jek, tiba-tiba saja listrik padam dan seketika semuanya menjadi gelap.

Beruntung zahra bukanlah tipe perempuan yang terlalu parno terhadap kegelapan.

Namun membayangkan bahwa ia akan semalaman berdiam diri di rumah dalam keadaan gelap dan sendiri membuatnya sedikit ciut nyali juga.

"Dek aku jemput ya? Kamu tidur di rumah aja" Ucap jek dari sebrang sana.

"Tapi kan hujan mas.. Gelap juga bahaya kamu naik motor" Ucap zahra khawatir pada laki-laki yang beberapa hari terakhir mengisi pikirannya ini.

"Gapapa mas ada mantel kok. Mas takut ada apa-apa, apa lagi kamus sendiri sayang. Kamu naik mobil bir mas ikutin dari belakang ya? " Tawar jek dengan khawatir.

"Hem oke deh mas yaudah kesini aja biar aku keluarin mobil" Ucap zahra pada akhirnya.

...

Zahra kembali tersenyum. Sendiri dengan perlakuan jek yang dirasa menurutnya cukup gentle.

"Huh mas hendra Boro-boro mau begitu. Kena ujan dikit aja udah sakit" Ucapnya dalam hati.

Ada rasa bersalah juga dalam hatinya karena beberapa haru terakhir ini ia kerap membandingkan jek dengan suaminya hendra.

Tapi memang begitu faktanya, jek jauh lebih mengerti apa yang dia mau. Di timbang hendra yang tidak pernah peka dan selalu menerapkan aturan-aturan yang menurutnya cukup kolot.
.

......

Lampu motor tampak berhenti di salah satu pos yang tampak kosong dan gelap. Tak berapa lama suara hp zahra terdengar berbunyi tanda ada panggilan masuk. Tak lain dan tak bukan dari siapa lagi kalau bukan dari jek.

Akhirnya Honda civic milik zahra mulai bergerak pelan meninggalkan halaman depan luar rumahnya. Dengan pelan ia melakukan mobilnya mengikuti motor jek yang berjalan menembus malam yang begitu gelap dan hujan yang cukup lebat.

Zahra sedikit terenyuh ketika di lampu merah, ia menyaksikan bagaimana jek sedikit menggigil akibat kedinginan.

Tak berapa lama akhirnya mobil zahra terparkir dengan aman dan selamat di halaman depan rumah jek yang di kelilingi pagar cukup tinggi..

Baru saja zahra akan membuka pintu, jek sudah berdiri membawakan payung untuk zahra mencegah ia basah akibat hujan yang masih saja deras.

Tindakan jek kembali membuat zahra jatuh hati untuk kesekian kalinya pada laki-laki itu. Bagai mana tidak? Dengan segala pesona dan perhatian yang dia berikan, zahra seolah benar tidak memiliki kekuatan untuk menepisnya.

"Aduh mas gausah gitu juga kali.. Kan kasian kamu malah masah semua" Ucap zahra tersipu. Yang kali ini tidak terlihat akibat gelap.

"Yaudah gapapa kalau aku yang basah gak bakal sakit karena hujan doang. Kamu tuh kasian takut sakit jam segini hujan-hujanan" Ucap jek berjalan beriringan dengan zahra memegangi payung untuk zahra.

Jek menaruh payung dekat pot bunga dan mencari senter kepala yang sudah dia siapkan di meja dekat pintu masuk.

"Yuk masuk" Ucap jek setelah membuka kunci pintu.

Mereka berdua masuk kedalam rumah yang masih tampak gelap karena memang saat ini pemadaman tengah berlangsung untuk semua kota.

Berbekal senter dari hp, zahra duduk di sofa yang kemarin sore sempat mereka gunakan untuk melepas dan memuaskan birahi hewaniah mereka berdua.

Mengingat kembali hal itu, zahra menjadi malu sendiri. Ia tak pernah menyangka bahwa dirinya yang biasa hidup dengan keluarga konservatif dan sedikit kolot dengan agama akan melakukan perzinahan dengan orang lain. Yang bahkan dengan statusnya yang masih menjadi istri orang.

BACA CERITA LENGKAPNYA HANYA DI KARYAKARSA. LINK ADA DI BIO DENGAN JUDUL YANG SAMA. TERIMA KASIH.

DIARY ZAHRA SEASON 2.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang