06 🔞🔞

1K 61 2
                                    

Pagi hari di kediaman TNF. Cuaca benar-benar mendung dan hampir seluruh anggota TNF masih tertidur. Caine perlahan mulai terbangun dan mendapati tangan Rion yang melingkar di pinggangnya. Caine menggeser tangan Rion dan bangkit dari tempat tidur dan berusaha untuk tidak berisik. Ia keluar dari kamar dan memutuskan untuk ke dapur dan memasak. Ia hanya memasak nasi goreng yang simpel. Setelah itu ia membangunkan seluruh anak-anaknya dan juga Rion untuk makan.

Setelah makan Caine berencana untuk mencuci piring namun Aenon datang "biar aku aja yang nyuci piring, mi" tawar Aenon. Caine berpikir sejenak "kamu yakin?" Tanya Caine dan Aenon pun mengangguk "yaudah, mami ada di kamar kalo kamu butuh sesuatu" Aenon lagi-lagi mengangguk dan Caine pun berjalan keluar dari dapur dan menuju kamarnya dan tentu saja kamar Rion.

Saat membuka pintu kamar, terlihat Rion yang tengah berbaring di kasur "udah selesai nyuci piringnya?"tanya Rion sambil meletakkan ponselnya. Caine menggeleng "nggak jadi. Aenon yang nyuci piring" Rion mengangguk dan menepuk-nepuk kasur di sebelahnya. Seolah menyuruh Caine untuk berbaring di atas kasur

Caine yang paham pun berjalan kearah kasur dan berbaring di sebelah Rion "ujan-ujan gini enaknya yang anget-anget ga sih" Rion sedikit menyeringai. Caine yang langsung paham maksud Rion pun terkekeh kecil. "Kalo mau mah ngomong aja"

Rion tertawa kecil dan langsung mencium bibir ranum Caine dan melumat bibir ceri yang menurut Rion sangat manis itu. Caine mengikuti alur permainan Rion hingga terdengar suara decakan yang entahlah..

Tangan Rion tidak tinggal diam. Ia memasukan tangannya kedalam baju Caine dan memainkan nipple Caine. Tubuh Caine seperti tersengat arus listrik. Ia menepuk-nepuk dada Rion tanda bahwa dirinya kehabisan nafas. Rion yang paham pun melepaskan tautan itu dan terlihat jelas benang saliva diantara mereka berdua

Nafas Caine terngah-ngah. Ia mencoba mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Rion yang melihat itu hanya terkekeh kecil. "Pretty, Always pretty..." Bisik Rion tepat di telinga Caine. Pipi Caine bersemu merah saat mendengar pujian Rion.

Rion mencium leher Caine, meninggalkan bercak merah keunguan di sepanjang leher Caine "nghh... Yon.. ahh.." desah Caine saat Rion terus mencium lehernya dan memberikan kissmark sebanyak-banyaknya di sana

"Yes, keep moaning my name..." ciuman Rion pun turun kebawah tepat di nipple Caine. Ia meraup nipple pink itu. Sedangkan nipple satunya ia mainkan dengan tangannya "ahh.. nghh... Ahh.." caine benar-benar tidak dapat menahan erangannya

Rion berhenti bermain dengan nipple Caine dan langsung melepaskan pakaiannya juga pakaian Caine. Terlihat jelas milik Rion yang sudah berdiri tegak. Caine meneguk air liurnya susah payah. Rion yang sadar akan hal itu tertawa kecil

"Kulumin dong, babe.." Rion menyeringai. Caine memasukan milik Rion yang cukup besar itu kedalam mulutnya dan mulai memaju mundurkan mulutnya "shh... Mulut mu enak benar-benar nikmat, Caine.." Rion mendongengkan kepalanya. Caine terus mengulum milik Rion dan Rion menarik kepala Caine Hingga miliknya menyentuh tenggorokan Caine.

Tenggorokan Caine terasa tersedak namun Caine masih mengulum milik Rion. Merasakan milik Rion yang membesar di mulutnya, Caine semakin cepat mengulum milik Rion. Rion pun akhirnya cum di mulut Caine "telan semua, babe"

Caine pun menelan semua sp*rma milik Rion "berbaringlah.." ucap Rion dengan nada deep voice. Caine pun berbaring di kasur. Rion mengeluarkan pelumas dan mengoleskan pelumas di jarinya dan juga hole Caine. Ia memasukan satu jari kedalam hole Caine.

"Nghh... Ahh... Yess.." Caine melenguh saat jari Rion maju dan mundur di hole nya.

"Nghh... More.. Daddy... Ahh" lenguhan Caine sekarang memenuhi ruangan. Mendengar itu, Rion menambahkan dua jari kedalam hole Caine dan sekarang ada tiga jari di hole Caine.

"Nghh.. Daddy... Ahh.." Caine melengkungkan punggungnya saat jari Rion bertambah.

"Say my name, baby.." Rion memaju mundurkan jarinya dengan cukup cepat "ahh.. Rion.. nghh.. want cum.." mendengar itu Rion semakin cepat maju mundurkan jarinya dan Caine pun akhirnya cum. Nafas Caine terngah-ngah saat cum

"Siap baby?" Rion melumasi miliknya dengan pelumas. Caine mengangguk kecil "pelan-pelan.." gumam Caine dan Rion yang mendengar itu pun terkekeh kecil "gak janji, sayang"

Rion pun memasukan miliknya kedalam hole Caine "akhh.. sakit.." Caine menitikkan air mata dan Rion pun menghapus air mata Caine "sabar sayang, baru masuk setengah.."

Dengan sekali hentak, milik Rion masuk sempurna kedalam hole Caine "AKHHHH... sakit.." Caine meremas sprei dengan erat. Rion mencium bibir ranum Caine dan mendiamkan miliknya agar Caine terbiasa "rileks okey.. aku gerakin.." Rion mulai menggerakkan pinggulnya dengan tempo yang cukup pelan

"Nghh... Faster.. ahh" mendengar itu pun Rion semakin cepat menggerakkan pinggulnya "shh.. lubang mu sempit banget baby.."

"Ahh... I want cum... Nghh"
"Barengan baby.." mereka berdua pun akhirnya keluar secara bersamaan. Caine meraup nafas sebanyak-banyaknya saat selesai cum..

"Jangan berpikir kita akan berhenti disini.. kitten.." Rion kembali memasukan miliknya kedalam hole Caine dan... Ya, mereka melakukan itu hingga tengah malam bahkan Caine sampai pingsan menghadapi nafsu Rion

Astaga apa yang aku ketik ini 😭. Maafkanlah kalo tidak sesuai harapan kelean aku tidak pandai membuat cerita seperti ini. Jangan lupa vote and komen. See u di next chapter all

Tokyo Noir family x readers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang