PROLOG

12 2 0
                                    

Devan menendang meja kerjanya, semua benda di atas meja jatuh berserakan di bawah. Tidak ada satupun yang berani menatap mata lelaki itu, kilatan tajam, dan kobaran api dari rongga dadanya, membuat semua di ruangan itu membisu, bahkan pendingin ruangan tak mampu lagi membuka hawa dingin untuk api dalam diri Devan.

Satu orang melangkah maju disaat yang lain memilih diam dan mundur, tentu saja itu istrinya. Rahmania Anjani, gadis yang begitu diperjuangkan Devan hingga titik darah penghabisan. Gadis itu berjalan mendekat, menyentuh pundak Devan yang kini naik turun tak beraturan.

"Sayang, kamu masih punya aku."

Lelaki itu menggeleng cepat, "Semua itu milik saya, Rahma. Saya harus merebutnya kembali!"

"Sabar, Mas."

"de Voller grup tidak boleh jatuh ke tangan yang salah!" ucap Devan dengan penuh penekanan, tangannya mengepal kuat sampai kuku-kukunya memutih.

"Mas, kehilangan de Voller grup bukan berarti semuanya hancur, kita bisa bangun bisnis lagi. Aku punya bisnis, kita bisa memajukannya bersama. Jangan pernah merasa sendirian, Mas. Ada aku, ada Ael."

"Tutup mulutmu! Aku yang lebih pantas menjadi pewaris utama de Voller grup ketimbang Azka," Devan tersenyum sinis, "Lelaki bajingan itu, tidak akan pernah pantas di posisinya sekarang. Lagi pula saya tak tertarik dengan bisnis kaos murahanmu itu."

Rahma terdiam, jantungnya berdetak tak karuan. Benarkah apa yang keluar dari mulut Devan itu untuknya? Lelaki yang selama ini ia cintai dan memiliki kesabaran seluas samudera dalam menghadapinya bahkan telah mengucap kata-kata yang tak pantas untuk istrinya.

"Dunia ini berputar, Mas. Dunia tidak berhenti hanya untukmu saja, biarkan Azka dengan bahagianya sekarang. Bukankah lebih baik begitu daripada dia merusak rumah tangga kita?"

Devan tersulut, ia memojokkan Rahma hingga tubuh gadis itu membentur tembok. Bagai singa yang lepas dari kandang, lelaki itu kelaparan, ia buas dan ingin menjadi liar di depan istrinya.

"Tahu apa kau soal perusahaan keluarga saya? Kau tidak lebih dari wanita pecundang yang saya selamatkan dari binatang seperti Azka."

"Mas!" Rahma berteriak kencang, atmosfer di ruangan itu semakin tidak enak. Para staf memilih diam dan tak berkomentar apapun, tak lama Ael menangis karena tidurnya terganggu. Bayi berusia enam bulan itu merengek meminta pertolongan untuk di gendong.

"Lebih baik kau urus bayimu daripada ikut campur urusan saya."

Selepas mengatakan itu Devan keluar dari ruangannya, menyisakan Rahma yang tergeletak lemas namun tetap berusaha berdiri untuk meraih Ael dari stroller bayi, di bantu oleh staff gadis itu berhasil membawa Ael ke dalam dekapannya.

Jantung gadis itu masih tak karuan, sungguh ia tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Benarkah lelaki itu suaminya? Devan? Alathas Adra Devan de Voller, lelaki yang dulunya seorang dosen psikopat itu kembali lagi ke mode semula setelah berhasil mendapatkan Rahma?

Gadis itu memejamkan matanya rapat-rapat, berharap apa yang baru saja dilaluinya hanyalah mimpi belaka.

***

Holaaaa aku balik lagi

See u next chapter

Casademont

INEFFABLE AFTER MARRIED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang