2. You

74 4 1
                                    

You

Wherever you are is where I call home...






Tiffany melangkah untuk mendekati kaca jendela besar kamar hotel itu dengan tatapan yang terpaku pada langit diluar yang begitu cerah. Rasanya sudah lama sekali dia tidak melihat langit Seoul, kali itu cukup indah di matanya, seakan kota itu sedang senang menyambut kedatangannya kembali.

Tangannya masih berusaha mengikat tali dress berwarna biru keabuan yang baru dikenakannya untuk melingkar di lehernya, sedangkan Siwon yang ada di ujung pintu closet mendekatinya. Pria itu baru sempat memakai celana kain berwarna putih, memamerkan setiap sudut pahatan indah di tubuhnya yang semakin hari semakin sempurna saja menurut Tiffany. Meski begitu matanya tak lepas dari tubuh istrinya, memberinya tatapan intens seakan itu adalah objek yang tak bosan bagi pandangan matanya setiap hari.

Mata elang itu kini memicing tajam setelah menyadari model pakaian itu, mencium pundak mulus wanitanya lalu naik ke leher jenjang itu, menghirup wangi memabukkan tubuh itu dari belakang.

"Do you have to wear a sexy dress like this, baby?" bisiknya tajam namun tetap membantu Tiffany menaikkan resleting dress itu yang hanya menutup sampai ke atas pinggangnya. Baju itu terlihat normal dari bagian depan, namun dari belakang memamerkan hampir 90 persen punggung sampai pinggang mulus itu. Tentu itu adalah pemandangan yang sangat menggoda bagi Siwon. Belum lagi beberapa tato di tubuh itu yang sedikit mengintip seakan meminta orang untuk memperhatikannya.

"Thank you honey.." ucap Tiffany mengulum senyum. Dia tidak terlalu terganggu dengan ciuman-ciuman kecil hangat dari Siwon yang tak ada hentinya. Dia sudah terbiasa dengan itu.

"Mari kita singgah ke butik dekat sini untuk mengganti baju sialan ini." Decak Siwon.

Mata Tiffany melengkung indah menoleh. "Kau tahu berapa harga baju sialan yang kau sebut ini? Hanya aku yang memiliki dress ini di Korea. Lagipula jangan munafik, kau menikmati pemandangannya dari belakang," dia berjinjit untuk mengecup pipi yang mulai ditumbuhi rambut halus itu cepat. "Kau tinggal menarik ikatan tali ini nanti malam untuk bercinta denganku."

"Ssshh.. kau tidak tahu betapa aku menyukainya," Siwon menangkup wajah itu. "Tapi aku lebih suka ketika hanya aku yang bisa menikmati tubuh indah istriku.."

"Memangnya kau pikir aku ingin membagi tubuhku untuk pria selain suamiku?"

"Mata mereka bisa menikmatinya. Kau tahu pria adalah makhluk visual."

"Oh ya? Tentu aku ingat kau lebih dulu jatuh cinta dengan tubuhku dulu. Apa kau masih bisa mencintaiku jika nanti tubuhku melar tidak seperti dulu lagi?" Tiffany berusaha melepas sentuhan Siwon, tertawa dengan pertanyaannya sendiri. "Pikiranmu saja yang kotor, Siwon.."

Siwon berdecak gemas kembali mendekati Tiffany yang menghindarinya dengan menyibukkan diri dengan tasnya, memasukkan beberapa barangnya ke dalam.

"Baby.."

"Hmm"

Siwon mencoba memeluknya kembali dari belakang, namun yang didapatnya hanya penolakan.

"Berhentilah. Kita akan terlambat. Aku tidak ingin Ibumu semakin membenciku karena terlambat," Tiffany membuang nafas kasar memperhatikan penampilan pria itu yang bisa dikatakan belum siap. "Dan tolong segara pakai bajumu."

Bukannya segera melakukan apa yang diperintahkan, pria itu malah menatapnya menyeringai. "Eomma tidak pernah membencimu. Bagaimana dengan quickie? Kau tahu bagaimana aku merindukanmu setelah beberapa bulan ini?"

Summer Sunsets [Bonus Book!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang