Chapter 4. Mulai dekat

9 2 0
                                    

TRING.....!

''HOREEE...!'' teriak seluruh murid bersorak karena bel telah berbunyi yang artinya jam istirahat tiba.

Mereka semua sudah menuggu ini dari tadi, pelajaran fisika dan matematika memang menguras energi. Entah kenapa dua pelajaran itu ada di hari yang sama, membuat mereka pusing saja.

''Baiklah, itu saja untuk hari ini. Materi yang ibuk sampaikan tadi jangan lupa di pelajari lagi di rumah ya...dan untuk pelajaran matematika milik Buk Rose tadi, jika ada yang tidak kalian mengerti bisa kalian tanyakan kembali di hari Kamis kepada buk Rose sendiri.'' Karena buk Rose tidak hadir atau berhalangan yang mengantikan nya adalah buk Naila. Setelah mengatakan itu buk Naila segera mengambil bukunya lalu berjalan keluar kelas.

Seluruh murid seketika langsung berteriak kegirangan.

''Baik Buk!'' Seru mereka semua kompak, udah kaya panduan suara aja.

Sesaat setelah buk Naila keluar, dengan cepat mereka semua memasukkan buku ke dalam tas masing-masing dan berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut mereka yang sudah berbunyi minta diisi sedari tadi masih jam pelajaran berlangsung.

Lian menoleh ke arah beberapa murid yang berjalan ke luar kelas sambil melambai-lambaikan tangan mereka ke arah nya seraya tersenyum penuh arti dan Lian tentu saja tau betul arti dari tatapan mereka.

Setelah semua murid keluar. Di dalam kelas hanya tersisa dua manusia saja, yaitu Tea dan Lian. Keheningan pun menyelimuti keduanya. Mereka sama-sama terdiam, tanpa ada yang berbicara.

"Kenapa dia tidak keluar?" Batin Tea sembari sesekali melirik-lirik ke arah Lian yang terlihat masih anteng duduk di bangku di sebelah kiri nya.

Tea tidak langsung keluar kelas karena ia sedang menunggu adiknya Rion. Tak lama cowok itu tiba-tiba berdiri lalu menatap ke arah nya membuat Tea seketika heran.

Lian terus menatap ke arah Tea. ''...Mau ke kantin bareng gak?'' ajaknya pada akhirnya membuat Tea seketika mendongak ke arah Lian.

Tea terbengong sesaat melihat Lian. ''Dia ngajak gue?'' menolongnya dalam hati. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan siapa tau dia lagi bicara sama orang lain, tapi memang tidak ada orang lain selain Lian dan dirinya di sini.

Lian terlihat masih menunggu jawaban dari Tea yang hanya diam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

Di sisi Tea, ia terlihat masih mencoba untuk memastikan jika ada orang lain di sini selain ia dan Lian. tapi tatap ga ada siapa-siapa selain mereka berdua.

''Jadi.. Lian beneran ngajak gue ya?'' batin Tea melihat ke arah Lian yang terlihat serius dengan ajakan nya. Tea sedikit bingung mereka kan, baru saja kenal. Masak langsung iya, iya aja sih?!

''Em.. Gimana Tea? Lo mau gak?'' ajak Lian lagi sembari menatap ke arah Tea penuh harap.

Awalnya Tea agak ragu, tapi akhirnya ia mengangguk juga. ''Gue_''

Perkataan Tea terpotong oleh kedatangan seorang cowok tampan yang tiba-tiba muncul masuk ke dalam kelasnya dengan raut wajah datar, cowok itu sedikit lebih pendek dari Lian.

''Ayo!'' ajaknya cowok itu sambil menarik tangan Tea dengan lembut.

Lian yang berada di antara Tea cowok tersebut sontak terkejut dengan kehadiran cowok yang masuk ke dalam kelas nya dan langsung memegang tangan Tea.

''Siapa dia? Apa dia cowoknya Tea?'' dalam hati Lian bertanya-tanya. Wajahnya juga langsung berubah masam saat melihat laki-laki itu memegang tangan Tea dengan lembut.

Tea yang kaget dengan kehadiran adiknya hampir aja ia memukul cowok itu. ''Ah, Rion...gue kira siapa. Hampir aja pukul, datang ga bilang-bilang.'' ucap nya lega.

The Indigo Story (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang