Joly
Apa yang membuat kamu jatuh cinta? Dan apa yang membuatmu mati rasa?
Perasaan ini sudah mati rasa sejak dua tahun lalu, seseorang laki laki yang bisa memenangkan hatiku. Seseorang yang menjadi sumber bahagiaku.
Rasanya aku ingin selalu menghabiskan waktuku dengannya, dia yang selalu ada. Dia yang selalu meluangkan waktunya untukku.
Bergabung dengan komunitas teater adakah keputusan yang sangat bagus, aku bertemu dengannya. Aku jatuh cinta kepadanya.
Laki laki yang menyapaku pertama kali.
"Cantik, siapa namamu?"
Dia selalu menggoda banyak gadis, dan saat aku melihatnyapertama kali di komunitas dia seperti cowok brengsek dalam pikiranku.
Dia selalu mengikutiku kemana saja. Menggodaku setiap latian. Mengajakku menonton taater lain. Makan bersama.
Aku yang dari awal merasa jengkel lama kelamaan merasa nyaman. Sampai hari itu tiba.
Aku tanpa sadar mendengar temen temen komunitas mengatakan dia akan mengutarakan perasaannya kepadaku.
Tanpa sadar aku tersenyum tipis mendengarnya. Aku berfikir aku akan pura pura tidak tahu apa apa nantinya
Karena kebersamaan yang selalu kita lakukan, aku jatuh cinta kepadanya. Iya aku mencintainya juga. Aku rasa kita bisa menjadi pasangan romantis nantinya.
Sejak itu aku merasa tidak menyesal karena ibu memintaku untuk bergabung dengan komunitas teater.
Aku bertemu dengan orang yang selalu aku nantikan kehadirannya. Aku benar benar sangat mencintainya. Tuhan aku sangat bersyukur bisa bertemu dengannya.
Namun aku rasa tuhan tidak ingin aku bahagia terlalu lama. Beberapa jam kemudian, suatu hal yang tidak aku bayangkan terjadi.
Sesuatu yang menjadi mimpi burukku.
Semua anak di komunitas berdiam mendengar kebar terbaru tentang orang yang aku suka.
"Ken, kecelakaan. Motornya terlindas truk saat menyalip."
Itu kata kata anak di komunitas yang baru saja mendapatkan telfon entah dari mana.
Aku terduduk lemas mendengar kabar itu.
"Ken, dia meninggal ditempat."
Aku tidak pernah merasa sesakit ini. Ken, kamu belum mengutarakan perasaanmu kepadaku. Walau aku sudah tahu, tapi aku ingin mendengarnya darimu. Dari mulut manismu itu.
Tapi aku tidak bisa mendengarmu lagi. Aku hanya bisa memandang peti putih itu dimasukan ke liang kubur. Aku tidak pernah bisa melihatmu lagi Ken.
Ken, hendak datang ke komunitas untuk latian. Serta datang kepadaku untuk mengutarakan perasaannya.
Aku membenci teater. Setiap latian aku selalu teringat akan bayang bayang Ken. Rasanya aku ingin segera berhenti melakukan ini semua.
Aku selalu merasa sakit, masih tidak terima dengan kejadian itu. Sudah hampir dua tahun lamanya aku masih di sini. Menjalani hidup dengan mengikuti komunikasi teater.
Kenapa aku masih bertahan di sini? Aku sudah mencoba untuk berhenti, namun seperti ada bisikan untuk aku tetap datang ke sini. Datang ke tempat yang membuatku bertemu dengan Ken.
Rasanya, Ken selalu masih ada disini, disampingku, bersamaku, bersama yang lainnya. Dua tahun lalu tidak merubah segalanya. Ken tetap ada, namun ia tidak terlihat.
Aku tahu dia pasti mengawasiku dari sudut entah itu dimana. Terkadang aku tersenyum tipis saat memikirkannya, saat Ken lihat dia akan tahu, aku juga mencintainya.
Aku akan selalu mencintainya, menyimpan namanya di dalam lubuk hatiku yang paling dalam.
Namun hari ini terjadi suatu yang aneh.
"Boleh aku mendekat? Joly!" Ucapannya.
Dengan tampang seperti playboy, membuatku sedikit tergelitik dan mengingat Ken. Apa apan orang ini.
"Coba saja, tuan!" Ucapku singkat sembari pergi dari sana. Tak lupa juga aku tersenyum tipis kepada laki laki itu?
Dia menyebutkan namanya? Bayu?
Aku segera masuk ke mobil teman teman tim teaterku.
Ku lirik Starla yang sendari tadi tersenyum saat kedatanganku.
"Kenapa senyum senyum? Mau aku pukul?" Aku ancam dia sembari menunjukan kepalan tangan.
Starla langsung terbahak tertawa terbahak bahak bak orang seperti kesurupan Kunti.
Aku menggeleng kan kepala merasa heran.
Starla lantas menghapus air matanya yang keluar, gadis itu tiba tiba berhenti tertawa dan langsung berbicara.
"Mungkin kedatangannya bisa membuat kamu bahagia yah, Joll," ucapannya tiba tiba.
Aku tahu apa yang dimaksudnya.
"Dari matanya aku bisa menebak, dia tertarik loh sama kamu, sama kek waktu dulu," ucap Starla asal.
Aku menghela napas, memasang sabuk pengaman dan mencari posisi duduk yang nyaman.
"Kau tau, tentang kata kata ini. Jatuh cinta hanya sekali, sisanya hanya bertahan hidup."
"Ehhhhhh, kamu kan belom nikah sayang, jangan gamon lama lama dong, banyak yang ngantri mau pacaran sama kamu," jawab Starla.
Aku terdiam. Bukan itu masalahnya, sebenarnya aku sudah berdamai dengan semuanya. Beramai atas kepergian Ken.
Namun aku hanya takut jatuh cinta lagi. Tapi aku juga masih ragu akan pekirianku sendiri.
Aku ragu akan jatuh cinta, atau cintaku sudah habis di orang pertama?
✨✨✨