Part 2

56 9 3
                                    

Tok tok tok.

"Michelle!! Wake up honey!! Kamu jangan sampai terlambat kesekolah hari ini!" teriak mama dari luar kamarku.

"Iya mama,Michelle udah bangun dari tadi kok ma!"

"Baiklah,mama tunggu dibawah ya sayang.." belum sempat aku menjawab sudah terdengar langkah kaki mama yang menjauh.. Habits.huh...

Okee.. Lets go,gue udah siap untuk memulai SMA gue,kebanyakan orang bilang SMA itu adalah saat yang paling berbahagia saat bersekolah.
Setelah berkaca sekali lagi memastikan penampilannya, Michellepun turun kebawah.

-----
Michelle pov

(Primes school)

The best school in jakarta, yap.. Julukan itu yang gue baca dari koran sebelum gue berniat masuk kesekolah ini,nggak salah sih mereka memberikan julukan tersebut,gedung sekolah ini memangla sangat bagus dan besar,murid-murid disinipun banyak sekali yang tampan tapi satupun tidak ada yang membuatku tertarik mereka semua terlihat seperti bad-boys.

"Selamat pagi nak,ada yang bisa saya bantu?" Michelle langsung tersentak dari lamunannya.
Sejak kapan bapak ini berada disini? Mungkin aku terlalu sibuk menilai sekolah ini sehingga akupun tidak sadar akan kehadiran bapak tsb.

"Ehm.. Saya anak baru pak,jadi saya tidak tau kelas saya berada dimana" jawab Michelle dengan cepat. Bapak tersebut memperhatikan dengan intens penampilan Michelle dari bawah hingga keatas,Michellepun mengikuti arah pandang bapak tersebut.

Sepertinya sepatu dan bajuku tidak aneh,mengapa bapak ini melihatku seperti itu?
Aneh sekali...
Sebelum aku bertanya ada apa bapak tersebut langsung bertanya terlebih dahulu.

"kamu pasti Michelle jensen stone,pindahan dari singapore itukan?"

"I..iya pak.. Kok bapak tau ya?"

"Pastinya saya taula... Kamukan model terkenal disingapore fans kamupun banyak,jadi pas kami tau kamu akan pindah kejakarta dan bersekolah disini sekolah inipun langsung heboh,oh ya.. Saya pak harianto kepala sekolah SMA primes school jakarta,kamu masuk kelas X - ips 1 kan?" tanya bapak tersebut dengan senyum yang terus merekah diwajahnya.

Senang sekali dia aku masuk kesekolah ini..
Memang, aku dari SD sampai SMP itu model terkenal disingapore tapi akupun tidak menyangka bahwa aku akan terkenal sampai jakarta. Karena aku sudah lelah dengan jadwal yang menumpuk disingapore sehingga pendidikanku terganggu karena kesibukanku dibidang modeling. akupun memutuskan untuk melanjutkan SMA dijakarta,agar aku tidak terganggu dengan urusan modeling dan kembali menjadi manusia biasa(non artist).

"Iya pak,saya kelas X- ips 1 " jawab Michelle sedikit gugup.

"Baiklah,mari bapak antar" ucap pak Harianto dan kemudian ia berjalan duluan didepanku,akupun mengikuti arah jalannya.

Sepanjang perjalanan menuju kelasku,mata semua murid disekolah ini tertuju padaku ada yang menatapku dengan pandangan memuja,iri,dll.
Dari dulu aku sering dipandang orang dengan berbagai macam pandangan dan akupun mulai terbiasa dengan hal itu,bahkan banyak yang melihatiku dengan sinis tapi, I don't really care about it.

"Murid-murid sekalian,kita kedatangan murid baru yang sangat special" teriak pak Harianto dengan suara yang bisa dibilang cukup lantang hingga membuatku tersadar bahwa aku sekarang sudah berada didalam kelasku.
Kelas ini sangat dingin karena terdapat 2 AC dan 1 buah kipas angin dibagian tengah langit2 kelas, cat berwarna putih dan cream membuat kelas ini terlihat bersih dan cerah.
Kelas ini juga bisa dibilang cukup besar padahal murid dikelas ini tidak sampai 40 siswa.

"Michelle,perkenalkan dirimu" ujar pak Harianto kepadaku

"Tidak perlu pak! Kami semua mengenali dia! Siapa yang tidak kenal dengan Michelle jensen stone model anak2 yang paling terkenal disingapore karena kecantikannya yang luar biasa!" Ujar salah satu siswi dengan nada seperti mengejek.

"Sepertinya wajahku biasa-biasa saja deh.. Dia terlalu berlebihan!" gumamku dengan suara yang cukup keras yang aku yakini satu kelas ini bisa mendengarnya.

"Siapa bilang wajahmu biasa-biasa saja? Come on Michelle berkacala! wajahmu seperti malaikat turun dari langit" ujar seorang siswa laki2 dengan senyum mengembang diwajahnya.

Sebelum aku menjawab seorang siswi berteriak dengan kuatnya.
"Woy,tidak bisakah kalian berhenti untuk menggodanya? Dia memang cantik,tapi kita juga butuh belajar!! kalian buang2 waktu saja! Oh ya.. Michelle,ku mohon kau cepatlah memperkenalkan dirimu agar kita bisa lanjut belajar!"
Ujarnya dengan suara yang bisa dibilang dengan nada emosi.

"Dasar cewe tomboy!mengganggu saja!" balas siswa lain yang duduk 2 bangku didepannya.

"Benar itu kata Tesa,ayo Michelle please introduce your self"kata pak Harianto sambil menepuk pundakku

"Baiklah,Nama saya Michelle jensen stone,saya pindahan dari Singapore,umur saya 15 tahun dan semoga kalian bisa menerima saya dikelas ini dengan baik" ujarku sedikit gugup.

"Pastiii..." ujar para murid dengan serentak. Membuat kedua sudut bibirku naik keatas dengan sendirinya.

"Oke Michelle,kamu bisa memilih untuk duduk dimanapun kamu suka" ucap pak Harianto

Akupun mengangguk dan mulai berjalan kearah siswi yang duduk diurutan ketiga dari belakang yang kalau tidak salah namanya Tesa,walaupun banyak siswa-siswi lain yang memanggilnya untuk duduk bersama mereka tapi aku tidak menghiraukannya. Aku memilih duduk bersama Tesa.
Setelah aku meletakkan pantatku kekursi sebelahnya aku menoleh melihat Tesa yang sibuk membaca novelnya,sepertinya dia tidak sadar aku duduk disini.

"Michelle,lo yakin mau duduk sama sitomboy itu?"

"Michelle,lo duduk sama gue aja!"

"Oh my god,Michelle!! Lo ngapain duduk dibelakang kayak gitu! Baguslo duduk sama gue didepan!"

"Michelle yang cantikk,bagusan lo duduk sama gue aja! Daripada sama Tesa dia itu nggak terkenal disini!"

Dan masih banyak pertanyaan yang seperti pernyataan lainnya yang membuat kupingku berdengung,karena suara mereka rata2 pada cempreng.

"Tidak apa2, aku duduk disebelah Tesa saja! Aku suka duduk dibelakang kok!lagipula ini tidak terlalu belakang" ujarku kepada seluruh murid didalam kelas.

"Tapikan lo itu murid yang paling terkenal,lo tuh harusnya duduk sama gue!"

"Ngapain duduk sama Tesa! Kalian itu nggak seLevel!"

"Ihh... Michelle anehh..."

Mereka memang tidak bisa diam!
"Shut up dude! Tidak bisakah kalian diam dan buka buku kalian?" teriak ibu guru dengan suara yang langsung membuat kelas ini menjadi hening seketika.

"Lohh? Lo kok duduk disini? Kenapa nggak didepan aja?" tanya Tesa.

"Tapi gue maunya duduk sama lo.. Nggak apa2kan?"

"It's fine " ucap Tesa sambil mengangkat kedua bahunya.

"Michelle,kamu punya buku cetakkan? " tanya bu rani kepadaku,aku mengetahui namanya karena aku membaca Name tagnya.

"I have it miss" jawabku.

Miss itupun mengangguk dan kembali menjelaskan tentang pelajaran.

***
Gimana nih guys ceritanya?

Minta comment pendapatnya ya....
Dan jangan lupa vote 

Complicated.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang