♪¹⁹

5.9K 693 83
                                    

*+:。.。HAPPY READING。.。:+*























Sebuah pertanyaan yang jawabannya sudah tertera jelas pada penanya. Seperti majas retoris. Tapi, Lonnie tetap menyangkal ketika pertanyaan itu sudah dia ketahui jawabannya.

Kenapa dia harus menerima Yelo?

Lalu, kenapa dia harus menolak hadirnya Yelo?

Dua pertanyaan bertolak belakang. Lonnie dipusingkan oleh pertanyaan itu. Merayapi pikirannya.

Sampai perlahan, dia menemukan jawaban dipertanyaan pertama.

Tentu saja, Yelo adalah keluarganya. Mereka memiliki darah yang sama. Yelo merupakan satu-satunya adik kandung Lonnie. Seperti ini harusnya.

Lalu, jawaban untuk pertanyaan kedua.

Hadirnya Yelo terlalu tiba-tiba. Rasanya sulit menerima sosok yang menjadi penyebab hilangnya kasih sayang ibu dari hidup Lonnie. Ia juga gengsi. Yelo hanya anak jalanan yang kotor menurut Lonnie.

"Ga suruh bayar kan?" tanya Yelo curiga. Kedua tangan pendeknya melingkar menutupi cup es krim yang baru saja dia beli.

"Bayar lah," balas Lonnie memutar bola matanya malas. Dia bersedekap dada menatap lekat Yelo yang nampak panik.

"Gua yang bayar, bocah mana ada duit," lanjut Lonnie. Agak kasiahan melihat wajah takut Yelo. Bahkan suapan terakhir kali nya ragu untuk dilakukan.

Yelo tentu mendengus keras. Dia lanjut memakan es krim cepat-cepat. Tidak seperti sebelumnya yang perlahan dan terkesan dihemat-hemat. Enggan menghabiskan makanan manis dingin yang sangat memanjakan lidah. Terlebih, sepertinya ini kali pertama dia diajak keluar untuk membeli makanan enak oleh keluarganya?

"Baru pertama ya makan es krim?" tanya Lonnie. Nada yang diucap bagi Yelo terdengar meremehkan, membuatnya sedikit merasa malu dan rendah diri.

"Ga tau, Yelo lupa," balasnya lirih. Dia menunduk menatap cup es krim yang sudah kosong. Masih dia peluk erat. Mungkin akan ia bawa pulang untuk kenang-kenangan. Siapa tau dalam hidupnya ke depan dia tidak bisa merasakan es krim lagi.

Lonnie terkekeh pelan. Tidak tahu kenapa. "Habis? Ayok pulang."

Dia bangkit dari kursi yang diduduki. Berjalan keluar kedai es krim. Yelo buru-buru mengikuti. Sedikit kesal karena tiba-tiba pergi meninggalkan. Membuatnya tidak terlalu melihat jalan dan menyenggol salah satu kaki kursi.

BRUK

Yelo terhuyung dengan posisi tengkurap. Dada dan kepalanya terbentur cukup keras. Para pelanggan yang melihat melotot kan mata terkejut beberapa ada yang berbisik heboh. Apalagi setelah melihat hidung Yelo yang mengeluarkan darah.

"Bedarah lagi ... bedarah lagi ...."  Yelo bergumam sambil mengusap hidung dengan punggung tangan. Ia mendongak menatap Lonnie yang nampak panik dengan seruan para pengunjung lain. Tangannya di tarik cukup kuat ke tempat motor Lonnie berapa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yelo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang