Peek a Boo, My Boo

672 73 10
                                    

"Akhirnya, aku menemukanmu."




"Apakah kamu tau ini?"

Ini adalah Naruto sepuluh tahun yang lalu, yang berdiri dengan polos di depan gerbang sebuah permainan real action, ia memakai syal putih karena cuaca begitu dingin akhir-akhir ini.

"Apa ini?" Tanya Naruto pada Kiba disebelahnya, ia membaca banner yang tertera bertuliskan "Mafia Game".

"Ini game mafia. Kita akan membentuk kelompok delapan orang dengan tugas masing-masing," Kiba menyeruput teh susunya terlebih dulu.

"Ada satu mafia yang bertugas mencari orang untuk dibunuh saat malam hari. Lalu lima orang yang menjadi orang biasa, satu dokter, dan satu polisi."

"Ini mudah, tugas kita hanya mencari siapa mafianya. Jika kita gagal mengungkap mafia dalam empat percobaan, atau mafia berhasil membunuh tiga orang, kita akan kalah. Bagaimana, kamu ingin pergi?" Kiba menaik-turunkan alisnya dengan antusias.

"Ini bodoh." Gumam Naruto, dia ingin pergi ke arena game selanjutnya, tapi Kiba menahan tangannya.

"Tidak, kamu tidak bisa pergi. Ayo coba." Kiba menyeret tangan Naruto ke dalam, dan mereka bertemu dengan kelompok lain yang ingin bermain.

Dalam sekejap, pemandu game ini menjelaskan kurang lebih sama dengan penjelasan Kiba tadi, jadi tak lama, mereka masuk ke dalam ruangan. Itu lumayan besar dan banyak barang-barang yang mendukung agar game mafia ini terlihat seru.

"Kalian harus mengambil kartu role disana." Mereka menoleh ke arah yang dituju dan mengambil, Naruto berjalan malas yang diikuti seseorang dibelakangnya.

"Apakah kamu juga dipaksa untuk bermain?" Tanya Naruto, orang itu hanya melihatnya sekilas.

"Ya, membosankan sekali."

Naruto mengambil kartu, dan melihat jika perannya kali ini adalah polisi, ada satu kertas kecil juga. Dijelaskan bahwa di ruangan ini terdapat harta yang disembunyikan oleh mafia yang harus ditemukan.

"Jika kalian menemukan hartanya, kalah atau menang, semua orang akan mendapatkan freebies dari staff."

"Woow, luar biasa!" Kiba berseru, ia lalu mengangkat tangannya.

"Ya, siapa mafianya? Tidak perlu bermain dan cari saja hartanya, bukankah itu memukul satu burung dengan dua batu?"

Kiba lalu mendapatkan pukulan di kepalanya.

"Bodoh, kamu mengatakannya terbalik." Ucap Naruto. Ia melihat ke sekitar, ada waktu lima menit untuk mencari, dan jika gagal, mereka akan melakukan voting untuk mencari siapa mafianya. Sedangkan si mafia sudah harus menyembunyikan hartanya ditempat yang aman.

Lima menit pertama, mereka semua gagal mendapatkan harta. Lalu delapan orang itu duduk di kursi plastik yang disediakan, dan memulai voting.

Tugas Naruto sebagai polisi adalah memeriksa identitas satu orang disini di setiap putaran voting. Mereka diberi kertas kecil untuk menulis nama yang akan mereka vote.

"Baiklah, kalian semua harus menutup mata, dan dengarkan instruksi nya." Ujar seorang staff.

"Mafia, buka matamu dan pilih seseorang untuk di bunuh."

Keadaan saat itu senyap, mau tak mau membuat Naruto lumayan tegang, ia harus menemukan mafia itu, bagaimanapun caranya.

"Polisi, buka matamu, dan mulai mencari orang untuk diperiksa."

Naruto membuka matanya, ia melihat ke sekitar, tujuh orang ini menunduk dan menutup mata. Ia menunjuk ke arah Kiba, dan staff itu menulis di white board, jika Kiba adalah orang biasa. Naruto menutup matanya lagi.

MAFIA GAME [ONESHOOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang