FLASHBACK #155

739 40 7
                                    


Disebuah restoran.

Yn dan Ayahnya sudah duduk di satu meja dekat jendela restoran. Sesekali Yn memandang keluar jendela menikmati suasana malam kota Seoul.

"Kenapa nak? Kayanya anak ayah lagi banyak pikiran?" Tanya Aya setelah memerhatikan Yn yang hari ini banyak diam nya.

Yn mengalihkan pandangannya ke sang ayah, dengan senyum simpulnya. "Aku tidak apa-apa yah,"

"Jangan bohong, kalo ga ada apa-apa kenapa yoongi sampe minta ayah buat temenin kamu makan malam?"

Yn sedikit kaget dengan perkataan ayahnya, "Yoongi minta ayah buat temenin aku makan malam? Pantesan aja ayah langsung tau pas aku chat ayah,"

"Kenapa si sayang? Coba cerita sama ayah?"

"Aku gapapa ayah, cuma sedikit khawatir aja,"

"Khawatir soal?"

"Yoongi..."

Ayah meneduhkan tatapannya, tangan ayah bergerak untuk menggenggam tangan yn yang sibuk memainkan gelas di depannya.

"Yoongi baik-baik aja, dia sibuk karna memang itu pekerjaannya. Dia tidak akan berani macam-macam nak." Entah yang ada di pikiran yn khawatir seperti apa, yang ayahnya tau hanya harus menenangkan yn.

"Yoongi tidak akan macam-macam aku yakin itu, tapi kesehatan nya? Sekarang ini aku aja jarang ketemu, kadang dia pulang larut dan pagi nya sudah harus berangkat lagi," keluh yn akhirnya keluar.

"Aku bahkan tidak ketemu dengan suamiku, aku bahkan tidak sempat mengobrol, hanya bertukar pesan singkat saat yoongi senggang,"

"Aku tau sibuknya dia seperti apa, untuk pikiran macam-macam bukan itu yang aku pikirkan, aku lebih khawatir tentang kesehatannya, aku selalu kesal kalo dia bilang tidak apa- apa, tidak lelah dan itu sudah biasa dia lakukan, tapi disaat dia tidur dia keliatan sangat lelah dan aku kesal akan hal itu, dia bisa bangunin aku kalo aku tidur duluan, aku tidak masalah kalo dia bangunin aku dan minta sesuatu padaku, tapi kenapa dia ga pernah lakuin?"

Ayah menatap anak nya dengan senyum, Dia tau gimana cinta kedua anak dan menantunya ini. Wajar jika yn sangat khawatir tentang kesehatan yoongi, karna memang pekerjaan yoongi sesibuk itu, mengingat grup sang menantu akan mengadakan world tour, pastinya akan berkali-kali lipat sibuknya.

"Aku sudah selalu mengingatkan dia makan, bahkan aku suka kirimin makan siang, vitamin? Jangan tanya aku sudah siapkan semua, harusnya aku tidak sekhawatir ini kan ayah?"

"Wajar nak kalo kamu sekhawatir itu, ayah paham akan hal itu,"

"Apa aku terlalu cerewet ayah? Apa aku terlalu berlebihan?"

"Ayah pikir tidak, setiap istri pasti seperti mu , ibupun dulu begitu, ayah selalu kena omel jika bekerja terlalu keras. Itu wajar, dan cara orang mencintai itu berbeda-beda nak,"

"Aku selalu menahan sesuatu, aku ingin marah pada yoongi jika dia terlalu memporsir dirinya, tapi di saat aku akan lakukan, aku selalu berfikir apa ini pantas? Apa dia akan nyaman? Apa ini tidak keterlaluan? Apa aku harus mengerti? Apa aku harus paham? Apa nantinya dia akan paham dengan protes ku? Ah...banyak sekali hal seperti itu di pikiranku ayah,"

Yn tau bagaimana gilanya yoongi saat bekerja, protes? Sesekali dia protes kalau yoongi sudah bekerja begitu keras. No! Bukan protes tapi hanya mengingatkan.

"Dia akan paham, ayah yakin nak."

Yn menggeleng pelan, tatapnya beralih lagi ke pemandangan luar jendela.
"Aku yang harus mengerti,"

"Kenapa tidak coba bicara dulu? Ingat rumah tangga itu yang terpenting adalah komunikasi, jangan memendam sesuatu seakan kamu sangat mengerti pasanganmu , tapi sebenarnya kamu ngebatin soal itu sayang, itu tidak sehat untukmu , luapkan semua dengan cara yang baik , ajak yoongi bicara, ayah yakin yoongi mengerti apa maksudmu," ayah menenangkan lagi yn.

FLASHBACK VIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang