chapter 05 🔞

456 14 0
                                    

"P-Phuwin.....gw dari pagi ngehubungin lo, tapi kenapa ponsel lo selalu ga aktif?!!" Phuwin lihat dari segi ia menatap Phuwin, memasang ekspresi wajahnya yang di penuhi oleh kebohongan belakang. Dia seperti itu agar mendapatkan kesempatan kedua tetapi untuk saat ini, Phuwin tidak akan mengatakan hal itu.

"..... karena gw tau lo bakal ngejar gw Perth!! gw udah muak sama lo!! gw kecewa!! pergi lo!! kita PUTUS" tekad Phuwin menerobosnya, telat, disaat salah satu tangan Phuwin di tarik oleh Perth yang membuat diri Phuwin tak bisa kabur begitu mudah. Kami berdua kembali saling berhadapan di tengah lorong rumah sakit.

"lepas br*ngs*k!! gw udah cape debat sama lo soal selingkuhan!! ini yang ke seribu kalinya lo nyelingkuhin gw dan gw ga akan ngasih lo kesempatan lagi!! lepas Perth!! LEPAS!!!" bentak Phuwin diakhir kalimat menghempaskan seluruh emosi Phuwin yang dari semalam Phuwin pendam dalam-dalam.

"maafin gw Phu, lo salah paham! lo benar-benar salah paham kali ini.....gw ga selingkuh Phu.....gw masih sayang sama lo, gw masih cinta sama lo Phu" lirih Perth memohon selayaknya orang yang tidak ingin di usir. Sayang, hati Phuwin sudah benar-benar kecewa, rasa percaya Phuwin pada  Perth telah pudar.

"cukup Perth! lo udah ga ada apa-apanya di mata gw. Kita selesai, kita ga ada hubungan dan gw ga akan membangun masa depan sama lelaki br*ngs*k  kayak lo!!"

"tapi Phu, gw udah bilang ke nenek Lo kalau bulan depan ini kita mau nikah. Gw udah siapin semuanya. Gw kesini buat meminta restu ke nenek lo dan sesuai ekspektasi, nenek Lo ngerestuin hubungan kita. Jadi, mending lo pikir-pikir dulu. Jangan minta putus gitu aja.....lo salah paham soal itu. Ayolah–"

sejenak terdiam mendengar penjelasan busuk Perth. Dia punya cara untuk mempertahankan Phuwin meski masalah sedang datang melanda. Phuwin tau cara dia baik, tetapi, Phuwin sudah kapok untuk mempertahankan hubungan dengan lelaki seperti dia. Rasa percaya Phuwin telah tergantung oleh rasa kecewa yang amat jeru hingga keinginan untuk hidup bersama pun tak ada.

"br*ngs* lo Perth!!" berbalik badan dan berlari sekesat mungkin, tak peduli dengan Perth yang telah memanggil nama Phuwin. Sebisa mungkin, Phuwin akan meyakinkan nenek jika Perth bukanlah pria yang baik untuk Phuwin.

***

"wakil pasien ruangan A09 ya? Ada keluhan?"

"ah tidak. Saya ingin melunaskan biaya untuk bulan ini dan bulan lalu juga. Berapa totalnya sus?"

"sebentar saya cek—totalnya sebenar 15,5juta. Tersisa 2,5juta saja"

"hah? Saya belum membayar selur—"

"Benar. Tadi ada seorang pria datang hampir membayar seluruh biaya ibu Mixxiw. Jadi, anda hanya perlu membayar 2,5juta saja. Tidak perlu mengantri"

'Perth.....'

"Bagaimana pak?" Putus pelayan resepsionis.

"Ah ya, sisanya saya bayar sekarang"

Sedikit shock tentang tadi. Siapa lagi jika bukan Perth yang membayarnya. Soal penyakit nenek, hanya Phuwin dan Perth yang tau. Nenek pastinya mengenal Perth karena kami sudah menjalani hubungan selama bertahun-tahun. Bagaimana cara Phuwin mengalihkan pemikiran nenek tentang ini? Sesulit apapun itu akan tetap Phuwin perjuangkan, Phuwin tidak mau menikah dengan Perth. Dia lelaki yang sudah tidak Phuwin harapkan.

***

"hai nek, bagaimana keadaanmu? lebih baik?" Sapa Phuwin duduk di samping ranjang tempat nenek terbaring.

DON'T WANT TO SHARE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang