[ Yohan ]
________×
Seperti perkataan kemarin, kini Yohan sedang berdiri di depan pintu kelas yang di bilang bahwa ini adalah tempat dimana ia belajar sebelumnya.
Ezra sudah lebih dulu pergi ke gedung sebelah, dimana tingkat menengah atas berada untuk belajar.
Yohan yakin bahwa si lemah ini pasti punya teman, entah itu sama sama kutu buku atau seorang pecundang tapi yah setidaknya dia memiliki seseorang untuk di manfaatkan.
"Johan?"
yang merasa di panggil menoleh ketika suara serak terdengar berada di sampingnya.
"Wah, jadi bener ini 'anak yang bangkit dari kematian', huh?"
sial, apa dia bangsat dari para bangsat lainnya?
Yohan tetap diam, sebenarnya dia sangat ingin melempar bogeman mentah pada wajah yang terlihat meremehkan itu tapi lebih baik ia mencerna situasi lebih dulu.
"Apa sekarang 'anak yang bangkit dari kematian' ini bisu?"
salah satu pemuda dengan seragam yang tidak di kancingi maju dan memiting kepala bocah laki laki yang sebelumnya terus mengganggu Yohan.
"Jangan ganggu Johan terus."
"C'mon man, liat mukanya yang bingung itu bukannya ini harus kita jadiin lawakan?"
"Bangsat," Yohan mengumpat, dan membuat keempat pemuda di depannya terdiam.
kelas yang akan ia masuki bahkan sudah ramai murid yang mengintip dari jendela, seolah dewa perang memberi izin karena guru sama sekali tidak ada yang berlalu lalang di koridor lantai satu ini.
salah satu dari keempat penggangu itu berseru heboh, "Lihat, Johan kecil kita sudah berani mengumpat."
"Apa masalah lu sama gua?"
"Eh?" yang sebelumnya berseru maju dua langkah dan sedikit membungkuk, "bukannya Johan kecil gak pernah di ajarin untuk melawan?"
"Apa masalah lu sama gua?" Yohan semakin menekankan kalimatnya, sungguh tubuh lemah ini mempermalukan harga dirinya. Bagaimana bisa dia yang dulunya besar dan gagah menjadi pendek yang harus mendongak ketika berbicara dengan musuh.
"Gak ada masalah apa apa, kita cuma mau bertegur sapa aja sama temen lama kita yang 'bangkit dari kematian' ini."
laki laki dengan suara serak yang sebelumnya mengajak bicara lebih dulu tersenyum, Yohan yakin senyuman itu tanda meremehkan.
manik hitamnya mencoba mencari tau, dan berhasil menemukan tiga tanda pengenal di baju mereka.
suara serak itu Kaslo, dan yang paling heboh itu Binu, orang yang terlihat malas dan diam sedari tadi adalah Akito.
tapi seorang yang seragamnya tidak di kancingi tak memiliki tanda pengenal.
"Buang buang waktu," Yohan berbalik dan langsung masuk ke dalam kelas, menghiraukan teriakan dari ke empat pengganggu di luar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yohan ( hiat )
Teen FictionYohan itu selalu bangga sama tubuh bongsor tingginya, bahkan teman temannya selalu memanfaatkan dia untuk memimpin jalanan agar membuat lawan ketar ketir seolah melihat titan. tapi takdir tidak pernah ada yang tau, Yohan harus bertemu psikopat gila...