Chapter 13

3.6K 401 19
                                    

[ Yohan]

________×

"Pagi pagi banget, bro."

Yohan menguap malas dan menghiraukan ucapan pagi dari Jake yang baru saja menaruh tas di kursi sampingnya, entah bagaimana ceritanya sekarang Jake menjadi teman sebangku.

pemuda dengan manik hitam kelam itu menelungkupkan wajahnya di atas lipatan tangan, mengerang pelan karena tak bisa tidur sebab kelas sudah mulai berisik.

"Kenapa?" suara serak itu berada tepat di samping telinganya, membuat Yohan bergidik.

Yohan menggosok matanya pada lipatan tangan lalu sedikit mengintip dan menatap Jake dengan tatapan sayu.

"Ngg, ngantuk.."

Jake mengalihkan pandangannya dan menyugar rambut kebelakang, menggigit bibir bawah lalu kembali menatap teman kecilnya yang masih saja 'kecil' dengan satu tangannya yang mengusak rambut cokelat gelap halus milik Yohan.

"Nanti gua suruh yang lain buat diem supaya lu bisa tid--bentar.." Jake menghalau poni temannya yang tumben sekali di turunkan, walaupun menambah keimutan ketampanan tapi cukup mencurigakan, karena ada sesuatu di baliknya.

"Kenapa?"

Yohan membuka kedua matanya dengan sempurna ketika suara serak yang mulai ia kenal terdengar rendah dan berat, seolah menahan sesuatu.

"Oh.. jatuh."

"Bohong," Jake menangkup wajah temannya, memperhatikan seluruh area wajah untuk menemukan keanehan lain tapi tidak ada, hanya kening yang di tutup kain kasa yang menarik perhatiannya.

"Beneran, lantai kamar mandi licin tadi malem," Yohan terkekeh, kembali menurunkan poninya.

"Emang ga di bersihin lantai kamar mandi sampe licin begitu, gua ga yakin sih."

"B-bersihin kok," sial, masa Jake bisa lebih pinter gini di banding Ezra, padahal Ezra yang keliatan pinter aja gampang ketipu, "cuma tadi malem ade--anjing, gua numpahin sabun."

babi, ngomongin si Ezra malah jadi ngikut kan kata malu maluin yang seharusnya cuma di rumah. bangkee

"Apa itu?" Jake mulai menyeringai, "adek?"

"Salah nyebut, gausah di bahas."

"Adek."

"Bacot."

"Adek."

"Bacot, diem kek."

"Adek."

"Berisik, kontol."

"Adek mulai ngomong kotor, ah," Jake mengusap mulut temannya seolah memang omongan itu berdampak kotor secara nyata.

"Bacot, makanya diem, orang gua salah nyebut."

"Salah nyebut, berarti sering di sebut dong ke orang lain, lagi mikirin siapa sampe kesebut?"

"B-berisik."

Jake menegakkan tubuhnya, melipat kedua tangan di depan dada hingga membuat seragam putihnya mengetat dan menceplak otot yang hampir terbentuk sempurna.

Yohan ( hiat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang