01

259 11 0
                                    

Kicauan burung dibawah terik sinar matahari minggu pagi membuat seseorang tengah sibuk menata pakaian siap cuci agar cepat mengering. Kegiatan rutin ini dilakukan setiap minggu walaupun sebenarnya ia lebih memilih bergelung sampai sore di atas kasur yang empuk.

Jaemin yang sejenak menyeka peluh di dahinya mengambil posisi duduk didepan pantry sambil meneguk segelas air mineral dingin dengan rakusnya mendapat pesan dari ponsel dengan nama pengirim 'Baba'

Jaemin yang sejenak menyeka peluh di dahinya mengambil posisi duduk didepan pantry sambil meneguk segelas air mineral dingin dengan rakusnya mendapat pesan dari ponsel dengan nama pengirim 'Baba'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Na, laper" suara serak khas menginterupsi kegiatan Jaemin membalas pesan, didepanya Jeno duduk dengan mata yang masih setengah terbuka dan rambut khas bangun tidurnya melawan gravitasi

"Bentar lagi rotinya siap" bertepatan dengan itu dentingan pertanda roti telah siap disantap, Jaemin mengarahkan sepiring roti isi coklat lengkap dengan susu plain disampingnya ke arah Jeno

Jaemin segera menampik tangan Jeno yang tengah mencoba meraih batu es pada air dingin yang semula diminumnya "masih pagi udah nganyem batu es, mau beku otak lo?"

Jeno pundung, melanjutkan sarapan yang tertunda karena omelan seseorang didepanya.

"Jeno" panggil Jaemin menatap pria didepanya

"Hm"

"Tadi baba ngechat katanya disuruh kerumah nanti sore"

Jeno terhenyak sejenak melihat Jaemin yang ternyata juga tengah melihatnya "tapi nanti gue ada urusan sama Pak Hyunwoo" ujarnya

"Terserah, pokoknya nanti sore urusanya udah selesai kata baba soalnya penting"

"Oke."

Selesai meneguk segelas susu plan putih pria itu berdalih mencuci peralatan makanya kemudian kembali ke kamar membersihkan diri, tak lupa mengusap pelan surai legam Jaemin yang masih duduk di kursi pantry sembari menggunakan ponselnya.

Setelah dipastikan sunyi Jaemin menghela nafas dengan letih. Setidaknya dia masih bertahan dengan situasi monoton seperti ini, keseharian yang menyebalkan lebih tepatnya.

Jaemin beralih keruang tv meraih remote mengganti channel yang menurutnya cukup membosankan dan mengubahnya pada platform yang menyajikan berbagai macam variasi film dan series favoritnya. Jaemin lelah bermain ponsel, dimasa seperti ini seharusnya ponsel Jaemin penuh dengan isi chat personal maupun grup sekedar mengajak hangout atau hunting berbelanja produk yang tengah diskon.

Tapi isi ponsel Jaemin kali ini benar-benar lebih sunyi dari sang pemilik, bukan berati dia tidak punya teman. Hanya kali ini teman temannya lebih memilih quality time berdua dengan pasangan masing masing.

"Na, gue pergi dulu"

Ditengah kesibukan Jaemin yang aslinya tidak sibuk tersebut suara Jeno menginterupsi, Jaemin menoleh mendapati Jeno tengah merapikan penampilanya didepan kaca t-shirt polos di kombinasi dengan jaket kulit hitam. Jeno siap menebar pesona-maksudnya-bertemu dengan kolega bisnisnya.

"Iya hati hati"

"Nanti kalau ada yang ngetuk pintu jangan dibukain, gue bawa kunci"

Jeno masih menunggu balasan dari Jaemin, tapi tampaknya yang ditunggu tak memberi respon sekedar mengatakan 'iya' atau 'oke' malah sibuk terperangkap dengan tampilan series di depan tv.

Pria itu terkekeh kecil, Jaemin ditambah series kesukaannya adalah suatu perpaduan yang harmonis. Jangan sekalipun mengharapkan perhatian dari Jaemin yang sangat sibuk dengan konflik yang dipertontonkan layar tersebut, mungkin saja sekalipun maling masuk kerumah sampai series itu habis baru Jaemin akan sadar jika rumahnya kemalingan.

 Jangan sekalipun mengharapkan perhatian dari Jaemin yang sangat sibuk dengan konflik yang dipertontonkan layar tersebut, mungkin saja sekalipun maling masuk kerumah sampai series itu habis baru Jaemin akan sadar jika rumahnya kemalingan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Na, bangun udah sore"

Tepukan pelan di pipi Jaemin membuat ia terbangun, benar.. sudah sore batinnya. Jaemin kemudian menatap pria yang tengah menunduk mensejajarkan padangan dengannya.

"Jam berapa?" Tanyanya setelah yakin semua nyawanya terkumpul

"Jam stengah 6, jadi ketempat baba?"

"Iya, gue mandi dulu" ucapnya kepada Jeno tepat setelah pria itu duduk disampingnya. Jaemin kemudian bangkit setelah  melakukan sesikit peregangan pada tubuhnya yang terasa sakit selepas tidur di sofa dan masuk ke dalam kamar untuk bersiap siap.

 Jaemin kemudian bangkit setelah  melakukan sesikit peregangan pada tubuhnya yang terasa sakit selepas tidur di sofa dan masuk ke dalam kamar untuk bersiap siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesunyian kembali terjadi diatas mobil dikendarai Jeno yang tengah berkonsentrasi penuh terhadap jalan. Hal ini sebenarnya kerap terjadi entah karena Jaemin yang terlalu segan untuk menginterupsi Jeno atau memang terlalu malas membuka suara. Melihat itu, Jeno berinisiatif menyapa Jaemin terlebih dahulu.

"Udah makan?"

"Uh? Belum tadi gue ketiduran habis nonton tv"

"Mau makan dulu gak?"

Jaemin menggeleng "dirumah baba aja, baba soalnya masak banyak sup rumput laut kesukaan buat lo juga" balasan tersebut membuat Jeno tergelak memperlihatkan kerutan seperti bulan sabit di ujung mata dan senyuman khas ala Jeno

Baba selalu tau kesukaan Jeno setiap kesana.

"Emang baba mau ngomong apa sampai penting banget bilangnya?"

Jaemin menggeleng "gak tau, pokoknya penting palingan mau minta tolong lagi kaya waktu itu" duga nya.

Jeno hanya bisa mengangguk, tidak biasanya baba berkelit seperti itu. Jika merasa butuh bantuan beliau pasti langsung bicara padanya tidak seperti sekarang.

Sesampainya di tempat tujuan Jeno lantas mengernyit bingung melihat sebuah mobil sedan hitam yang turut terparkir didepan rumah baba Jaemin. Jeno bertanya "itu mobil daddy kan? Mereka juga diundang?"

"Lah, baba gak bilang kalau daddy dan bubu juga dateng, emang bubu gak ngabarin lo bilang mau kerumah bokap gue?"

"Ayah, Na" sungut Jeno tidak suka mendengar penuturan akhir kalimat Jaemin

Jaemin mendecih "Iya ayah."

"Enggak." Sahut Jeno menggeleng

Sungguh Jaemin benci jika sudah seperti ini! Seharusnya dia yang merajuk karena dikunci seharian penuh dirumah bukan Jeno yang protes karena tutur katanya menurut pria itu kurang sopan.

Mereka pun berlanjut masuk kedalam rumah agar tau maksud dan tujuan kedua orang tuanya tersebut.

Amoureux - NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang