Bab 3

617 69 20
                                    


'E-EEEEHHH?! TUAN MUDAA?!!'

"Huhuhuhu!" pria tadi segera keluar untuk menghampiri Boboiboy lalu memeluknya erat dengan air mata yang mengalir. "Akhirnya Tuan Muda kembali.... Hiks.... Saya selalu percaya kalau Tuan Muda pasti masih hidup...."

'E-Eh?! Tubuh ni Tuan Muda?! Bukannye tubuh ni adalah Budak?!' Boboiboy semakin bingung dengan kejadian ini. Ia diam dan tidak bergeming sedikit pun.

Pria tadi melepaskan pelukan perlahan lalu mengusap air matanya dengan sapu tangan berwarna putih. "Hiks, akhirnya penantian saya membuahkan hasil.... Ah! Apa Tuan Muda masih ingat nama saya?"

'EUEAAAAKK! MANE LAH AKU TAU, OOOIII!!' teriak Boboiboy dalam hati. Tapi tiba-tiba mulutnya mulai bersuara seakan bicara dengan sendirinya. "Derrick. Kepala Pelayan yang dipilih langsung oleh Ayah"

"Benar! Huhuhuhu, orang tua ini senang sekali masih diingat" air mata pria yang bernama Derrick itu kembali mengalir turun.

'E-Eh?! Aku tak maksudkan cakap hal tadi....'

{ Psst! Ikuti saja alurnya, Tuan (◕ᴗ<) }

'Ish! Cakap lah awal-awal!'

{ Mana mungkin~ Kalau begitu nanti tidak akan menyenangkan =3= }

^^💢

"Tapi kenapa Tuan Muda kurus begini?! Apa yang telah terjadi pada anda selama ini?! Sudah berapa lama anda tidak makan?! Dan.... Bla bla bla bla" Derrick menghujani Boboiboy alias Miel dengan berbagai pertanyaan.

"Derrick. Aku lelah" ucap Miel. 'E-Eeehh?! Tak masalah ke cakap macam ni?!'

"Oh benar! Maafkan saya tentang ini. Saya akan mendengarkan cerita lengkapnya besok. Mari masuk, Tuan Muda"

'Eh?! Betul-betul tak masalah ye?'

"Tentu" ucap Miel santai. Padahal aslinya Boboiboy dag dig dug ser dari tadi.

Derrick membuka lebih lebar pintu gerbang untuk mempersilahkan Tuan Muda-nya masuk sebelum menutupnya lagi karena sudah malam.

Lalu Boboiboy melihat sebuah Mansion besar tiga tingkat yang terkesan sedikit mewah, tapi bersamaan dengan itu terlihat cukup tua dan sedikit lusuh di beberapa sisi. Taman yang ada di depan Mansion itu pun kurang terawat dan tidak rapi.

"Mari, Tuan Muda" ajak Derrick dengan sopan.

Keduanya pun mulai memasuki Mansion dengan langkah pelan. Derrick langsung menuntun Tuan Muda-nya ke ruang makan kemudian pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan.

Pemandangan bagian luar dan dalam Mansion tidak berbeda jauh.

'Hmm.... Cukup layak.... Jadi ini maksudnye.... Tapi ini dah bagus sangatlah daripada tidur kat longkang ataupun hutan....' batin Boboiboy sambil melihat ke sekelilingnya.

"Ini makanan anda. Apa anda telah menunggu lama, Tuan Muda?" ujar Derrick sambil mendorong kereta makanan. Troli atau apalah itu namanya.

"Tidak juga" untungnya sikap Boboiboy ter-cover dengan baik oleh tubuh yang ia tempati saat ini. Kalau tidak ya, berabe urusannya.

Derrick tersenyum lembut lalu menyajikan dan meletakkan makanan di depan Miel. "Terima kasih"

'Urgh....' Boboiboy yang merupakan anak yang penuh sopan santun terhadap orang tua dan juga "Anak Berdikari" seketika merasa sangaaatt tidak nyaman dilayani seperti ini.

When Game and Reality Become One // PHDDL x IBAC //Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang