7. Tanggung Jawab

53 8 7
                                    

»»---->Have Fun Guys<----««

"Kemarin kita masih asing, sampai kita dipertemukan oleh suratan takdir. " -Aya.
.
.
.
.
.
.
.

"Pokoknya lo harus tanggung jawab! " Ucap Aya menekankan kalimatnya.

Rui menghela napas samar. "Maksudnya? "

Aya tersenyum sinis. "Lo harus joki tugas gue mulai sekarang! " Jawabnya enteng dengan tawa dibuat-buat.

Rui menatap gadis itu, masih tidak menangkap maksud Aya sebenarnya. " Well, tenang gue ga sejahat itu buat bikin lo keliatan kayak babu. Gue tetep bakal bayar lo, kok. " Tambahnya memperjelas.

Bel masuk berbunyi, membuat beberapa murid mulai kembali memasuki kelas. Aya menyodorkan sebuah kartu nama. Mengetuknya beberapa kali di atas meja Rui. "Temui gue nanti sore di alamat ini. " Ucapnya singkat kemudian berlari kecil meninggalkan kelas Rui.

"KALAU LO GA DATENG, AWAS AJA! " Bentak Aya, kepalanya menyembul pada pintu kelas. Kemudian benar-benar pergi, meninggalkan Rui masih dengan kebingungannya.

Pelajaran berlanjut seperti biasanya, semua murid terkecuali Rio sudah berada di sana. Aneh, tidak ada yang memedulikan kehadiran Rio. Seolah dia memang benar-benar tidak ada. Tidak tahu kemana anak itu pergi, mungkin bolos kelas. Rui tidak terlalu memusingkannya, dan memilih untuk melupakannya.

***

"Mmm," Lengguhan kecil terdengar.

Rian membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk melewati retinanya. Badannya terasa berat. Seperti ada barang yang menimpanya. Dia membelalakkan mata, berdiri secara spontan. Sejak kapan dirinya tertidur di kantor itu. Membuat Gina yang tidur bersandar pada pundaknya terusik karena gerakan spontannya itu.

Gina mengerjapkan matanya dua kali. "Sejak kapan aku tidur? " Tanya Rian menatap Gina, yang masih loading.

*ilustrasi by google_Gina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*ilustrasi by google_Gina

Gina menguap lebar, menggerakkan lehernya ke sana sini. "Enggak tau tuh. " Jawabnya singkat.

"Sekarang jam berapa? " Tanya Rian kembali.

Gina merogoh saku celananya, menatap layar hpnya. "Jam tiga. "

Rian membulatkan matanya. "Sialan, kenapa tidak membangunkan ku, hah?! " Ucapnya frustasi.

Gina tertawa kecil. "Lagian kamu tidurnya pules banget. Kan enggak enak kalau bangunin tiba-tiba."

"Ehh mau kemana?! " Tambah Gina yang melihat Rian buru-buru pergi.

Rian tidak menggubris pertanyaan Gina, hanya pergi begitu saja tanpa berniat menjelaskan.

Just Nuts! || LEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang