" Truth. "
" Oke, Dare. Semuanya setuju kan kalo Alana pilih dare? " Dua orang lain nya mengangguk menyetujui ucapan gadis itu.
" Sial, tidak tidak. Aku memilih truth. " Seru pemilik nama tak Terima.
" Terima aja Al. Sebagai hukuman karena terlambat datang. " Celetuk salah satu pemuda yang duduk tak jauh dari pemilik nama Alana.
Decakan kasar keluar dari bibir Alana, dia menegak kasar minuman alkohol di gelas nya hingga kepalanya semakin terasa panas karena berisik nya hiruk pikuk di dalam clubbing itu.
" Oke, apa dare nya. " Mengalah, percuma juga jika menolak. Teman-teman gilanya itu akan terus memaksa sampai dia menyetujui nya.
" Mudah. " Seru perempuan tadi dengan senyum jahil yang terpatri di sudut bibir terpoles lipstik merah itu.
" Gak usah macam-macam Sandra! " Tekan Alana yang mulai curiga dengan perempuan itu.
Sandra menggeleng cepat, menolak tuduhan itu. Telunjuknya terangkat, menujuk sebuah meja bertender dengan seorang pria yang terlihat diam di sana.
" Cukup goda dia. "
" Gak. "
" Yaudah, kalo gitu bayar minuman kita semua. " Angguk Sandra enteng.
Terhitung 4 orang di meja itu, namun mereka sudah menghabiskan lebih dari 5 botol dengan harga perbotol mencapai jutaan. Belum lagi membayar untuk open table.
" Lo mau kuras uang gue?! " Serunya tak Terima.
" Maka lakuin dare nya. "
Telunjuk Alana terangkat dengan tatapan tajam dan wajah sedikit memerah karena marah dan juga efek alkohol.
" Awas aja, gue bales"
Gelak tawa Sandra terdengar melihat sahabatnya itu pergi melakukan apa yang di minta nya.
" Bagus bagus, good luck girl. " Serunya menyemangati.
Alana yang masih mendengar itu mengumpat lirih, langkahnya kakinya yang terbalut heels menghampiri pria yang menjadi tujuan nya.
Dengan sangat terpaksa dia mengeluarkan gaya centilnya, berjalan dengan tubuh yang di leggokkan dan duduk di samping pria itu.
" Hai dude. "
Sejenak gadis itu terdiam, terpaku dengan wajah tampan di depan nya. Rahang tegas, tatapan tajam, alis tebal, hidung mancung dan bibir yang terlihat menggiurkan.
Tanpa sadar dia meneguk ludah nya melihat pria itu yang balas menatap nya dengan aura yang tidak bersahabat.
Berdehem pelan, dia berusaha menormalkan kembali sikap nya. Mencoba untuk terlihat sesantai mungkin. Jangan sampai dirinya terlihat seperti tikus dihadapan seekor harimau.
" Sepertinya kau sedang ada masalah? " Tanya nya basa-basi.
Dengan gerakan pelan namun pasti, Alana mendekatkan tubuhnya. Mengambil tanpa permisi gelas milik pria itu dan menegak nya dengan gerakan sensual.
" Aku bisa jadi teman ceritamu. " Tawarnya, tangan perempuan itu mulai nakal mengusap paha pria itu yang hanya diam menatap nya datar. Cukup dibuat gemetar, namun Alana menahan nya dan mencoba untuk semakin berani.
" Kau gila? Tidak seharusnya Alana mengganggunya. " Seru salah satu pemuda yang memperhatikan dari meja mereka.
" gue juga tak percaya kalo Alana akan menyanggupi. " Balas Sandra dengan wajah tak percaya.
" kalo terjadi apa-apa dengan Alana, lo yang tanggung jawab. " Seru Julio.
"lo tau gimana menyeramkan nya pria itu, sejak tadi tidak ada satupun jalang yang mendekat karena mereka tidak berani. Dan Alana_" Seruan itu tertahan, Julio mengusap kasar wajah nya dengan tindakan Sandra.
" Tenang okey, jika dia macam mana atau berlaku kasar dengan Alana. Kita kesana. " Seru Sandra menenangkan.
" Kenapa lo diam aja Cris? " Tatapan Sandra teralih kepada satu lagi sahabat nya.
" Kita mengantarkan Alana ke lubang bahaya. " Tutur nya datar.
" Fuck. " seruan Julio membuat Sandra mengikuti arah pandang pemuda itu.
" Gila. Mereka ciuman? " Tanya Sandra tak percaya.
" Bagaimana bisa? " Lirih perempuan itu.
" Dia benar-benar George Alexander kan? " Tanya nya menatap kedua sahabat nya.
Julio mengangguk dengan wajah syok nya, " Ya, dan Alana berhasil menggoda nya. Gue gak tau ini di sebut musibah atau anugrah. Si dingin itu merespon wanita. "
" Atau dia terlalu mabuk? Jadi respon Alana? " Tanya Sandra masih dengan wajah terkejut nya.
" Bisa jadi. "
Brak
" Gue balik. "
Keduanya orang itu terlonjak kaget, mereka menatap aneh pemuda yang baru saja menggebrak meja dengan keras dan pergi begitu saja.
" Cris kenapa? " Tanya Sandra aneh.
Julio mengedikkan bahunya acuh, " Gak tau. "
" Sialan kalian. " Seruan itu terdengar, membuat Sandra dan Julio mendongak.
" Gue balik. "
" What! Alana tunggu, lo jelasin dulu kejadian tadi. " Tahan Sandra.
" Ogah! Gue pengen balik. " Seru gadis itu dan buru-buru mengambil barang nya.
Tanpa menghiraukan kedua sahabatnya dia pergi dari sana dengan wajah kesal yang menghiasi nya.
" Biarin dulu, besok kita tanya " Ucap Julio menahan Sandra yang akan menyusul gadis itu.
" Ngeliat Alana yang bisa balik dengan selamat, gue yakin kalo George emang mabuk parah. " Lanjut Julio, pemuda itu kembali menatap ke arah meja bertender. Namun pria yang disebut George itu sudah tidak ada di sana.
" Kau yakin? " Tanya Sandra ragu.
" Yeah, tenang aja. Kalaupun George melakukan hal yang buruk, keluarga Alana memiliki power untuk melindungi nya. "
Ucapan itu cukup membuat Sandra menghela nafas lega, dia kembali menuangkan minuman ke dalam gelas nya dan meneguk dengan tenang.
" Benar juga. " Lirih perempuan itu mengangguk.
" Tapi, apa Alana gak tau George? " Lanjut Sandra bingung.
Julio terkekeh pelan, " Lo tau sendiri dia orang nya sangat bodo amat. "
" Benar juga. Seorang George pun tidak akan terlihat menarik di matanya. "
Sedangkan di dalam mobil, Alana meremas pelan rambutnya hingga terlihat semakin berantakan. Dia mengutuk dirinya yang dengan berani mencium pria tidak di kenal.
" Sialan Sandra. Semoga pria itu gak kenal gue. "
Bibir nya menjilat pelan bibir bawah nya yang terasa membengkak, masih terasa bagaimana manis nya alkohol yang di minum pria itu.
" Otak gue rusak kayaknya, bisa-bisa nya bibir dia kerasa nikmat. "
Menggeleng kasar, dia membawa mobilnya meninggalkan area clubbing untuk segera pulang dan merendam diri di bawah air. Meredakan kepala nya yang terasa sakit.
Ciuman sudah sering Alana lakukan, namun dia tipe pemilih. Baru kali ini dia mencium orang random. Jika bukan karena dare tidak berguna itu, dia tidak akan melakukan nya.
" Tampan, tapi terlihat berbahaya. " Gumam nya.
Masih sangat jelas bagaimana aura pria itu yang seakan mencekik nya dan berhasil membuat seluruh tubuh nya merinding.
" Siapa dia sebenarnya? Keliatan bukan orang biasa. "
Sepanjang jalan Alana cukup banyak memikirkan pria yang baru di ciumnya di clubbing tadi.
" Kamu sangat nakal sayang. " Kekehan pelan keluar, netranya menatap tajam mobil yang sudah semakin jauh.
" Jangan salahkan aku jika aku menyeret mu semakin dalam di hidup ku. "
Dengan langkah angkuh dia melangkah menghampiri mobil keluaran terbaru yang di bawa nya.
" Kamu sendiri yang menyerahkan diri. Maka dengan senang hati aku akan menyambut. "
![](https://img.wattpad.com/cover/368774895-288-k462238.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed ( On Going)
Random" Aku ingin mengecup setiap inci tubuh mu sayang, memberikan tanda jika kamu hanya milikku. " " pria gila. "