𝅄ഒ ๋ ,,ᘛ 𝟎𝟐 : 𝗙𝗹𝝰𝗐'𝖫𝖾𝗌𝘀 .ᐟ ๋ ױ 𝅄♡゙ ๋

54 16 0
                                    

────────── ꊰ꒒ꋬꅐ╵꒒ꏂꇙꇙ ˒ ꊰ꒒ꋬꅐ꒒ꏂꇙꇙ
𝙰 𝙷𝚎𝚛𝚘 𝚒𝚜 𝚊𝚗 𝙾𝚛𝚍𝚒𝚗𝚊𝚛𝚢
𒆜

જ⁀➴๋࣭ 𝐏𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐓𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡𝐚𝐧⭑๋࣭ ⭑

"Anak gak guna! Mending kamu aja yang mati, Varsha!" Robi membentak seraya melayangkan tamparan.

Sinta yang tak tinggal diam pun menjewer telinga Varsha, kemudian mensejajarkan tubuhnya dengan anak itu. "Denger ya, kalo aja bukan karena Bibi, kamu gak bakal ada di sini. Kelahiran kamu itu gak diinginkan!"

"MAH, PAH?! UDAH! JANGAN SAKITIN VARSHA!" Finn memberontak, tubuhnya ditahan oleh Robi agar tak bisa melindungi Varsha.

Varsha tentu menangis, wajah dan telinganya memerah akibat kesakitan. "S-sakit, Mah.."

Bukannya merasa kasihan, wanita itu malah semakin menggila. Jarinya menekan kedua telinga Varsha lebih keras dari sebelumnya. Hal itu membuat bocah yang berusia 5 tahun tersebut mengerang kesakitan.

"Mamah! Lepasin Varsha! Ih, lepas!" Finn semakin menguatkan dirinya untuk melepaskan diri dari tahanan sang ayah. "Lepasin, Pah!"

"AMPUN MAH!" Varsha berteriak, peristiwa yang paling ia takuti kini kembali dialaminya.

Terakhir kali mereka melakukan kekerasan fisik seperti ini sekitar satu tahun lalu, tepatnya saat Varsha tidak sengaja memecahkan piring kesayangan Sinta. Bentakan serta kecaman dari kedua orang tuanya membuat mental Varsha seketika runtuh.

Namun, setiap kali Varsha diperlakukan buruk oleh kedua orang tuanya, Bibi tidak pernah membela. Mengapa demikian? Karena Bibi memiliki janji untuk tidak mengganggu ketika pasangan suami istri itu menyakiti Varsha dengan jaminan mereka akan membiarkan anak itu hidup tanpa membatasi fasilitas yang akan diberikan.

Baik luka berdarah atau tidak, itu sama menyakitkannya bagi Varsha. Bahkan Varsha belum pernah sekalipun mendapatkan perlakuan kasih sayang dari orang tuanya. Sewaktu balita, mereka selalu menolak ketika Varsha ingin digendong.

Setelah puas mencubit telinga bocah itu, Sinta akhirnya melepas jemarinya yang mulai terasa pegal. Rasanya cukup membuatnya lega, tapi perasaan tersebut hanya berlangsung selama beberapa detik.

Kejutan datang dari Robi ─pria yang sedari tadi berdiri sambil menahan Finn di tangannya, langsung melayangkan tendangan ke arah kening mulus Varsha.

Dugh!

Benturan yang diterima Varsha seolah menusuk sampai ke jantung dan ulu hatinya. Kepalanya pusing hebat sehingga membuat telinganya berdengung. "Ak-!" Teriakannya seketika tertahan, tubuhnya pun terkapar lemas di lantai.

Tangan mungilnya menyentuh kuat dahi dan dada, menahan rasa sakit, berusaha tak mengeluarkan suara mengerang kesakitan agar Sinta maupun Reno tidak semakin menggila.

"VARSHA!!! JANGAN SAKITIN VARSHA!!" Finn semakin mengamuk melihat sang adik disiksa dengan mata kepalanya sendiri, di hadapannya. Sedangkan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa selain berteriak. "LEPAS SIALAN!!"

Umpatan yang sedari tadi ia tahan lolos begitu perlawanannya mulai agresif. Sinta yang terkejut pun menatap Finn dengan serius. "Siapa yang ngajarin kamu ngomong kasar, sayang?"

Robi yang tak kalah terkejut pun hendak mengangkat tubuh Finn untuk ia kunci di kamar. Sebenarnya anak itu nyaris berhasil kabur dari cengkraman sang ayah, tapi Robi itu mendorong tubuhnya untuk memasuki kamar sampai terjatuh.

"PAPAH JAHAT! MAMAH JAHAT! DASAR MANUSIA GILA!" Finn memukul pintu kamarnya berkali-kali, ia mencoba mendobraknya dengan cara berlari kemudian menendang pintu sekuat mungkin.

𝗙𝗹𝝰𝗐'𝖫𝖾𝗌𝘀 [𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐲 𝐨𝐟 𝐆𝐲𝐮𝐯𝐢𝐧 𝐙𝐁𝟏]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang