Part 1

15 1 0
                                    

Setiap manusia pasti ingin memperbaiki kualitas dirinya, dari yang masih buruk ke yang baik dari yang baik menjadi lebih baik dan yang lebih baik menjadi taat.

Anada Syarafana Maaysa seorang perempuan muda yang baru berusaha untuk hijrah dan mencari keridhoan Allah swt. Anada selalu berusaha menjadi lebih baik dari dirinya yang dulu. Masa lalu keluarga dan terutama orang tua yang kelam menjadikan dia tertempah kuat dan mandiri.

Anada merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Dia memiliki seorang adik perempuan berusia jauh dibawahnya. Dia dan adiknya pun berbeda ibu. Singkatnya dia sekarang tinggal bersama ayah dan ibu tirinya, sedangkan adiknya ini tidak tinggal serumah karena dia bersekolah di pesantren.

Anada dulunya juga pernah nyantri di tempat adiknya itu, tapi setelah dia lulus jenjang atas dia meminta kepada ayahnya untuk keluar dari pesantren. Anada meminta izin kepada ayahnya untuk berkuliah sambil bekerja. Ayahnya bukanlah orang yang kekurangan, tapi dia sendiri yang menginginkan membiayai kuliahnya sendiri. Sebenarnya hal itu karena sang ibu tiri selalu menyindir dia yang katanya hanya ingin menghabiskan uang ayahnya.

Anada paham kalau ibu tirinya akan berpikir begitu, karena selama di pesantren ayahnya seringkali mengirimkan uang dalam jumlah lebih padanya. Ayahnya berpesan untuk menabungkan uang itu untuk menjadi investasinya dimasa depan. Ibu tirinya tergolong galak dan agak emosian, dia tidak suka ayahnya memberikan uang lebih ke Anada.
______________________________________

Afnan Fardeen Naseeh seorang ustadz muda yang juga mengajar disalah satu universitas cukup ternama di kotanya. Afnan sering mengisi berbagai macam acara kajian dan sebagainya. Bahkan Afnan merupakan ustadz yang sangat terkenal dan sudah ternama. Seluruh Indonesia bahkan mengenal dia.

Dia juga merupakan idaman para akhwat yang datang ke kajiannya. Setiap Afnan mengisi kajian atau tausiyah pasti ada saja ibu-ibu yang menawarkan anaknya untuk Afnan nikahi. Alhamdulillah iman Afnan tak goyah, dia tetap pada pendiriannya dan tetap pada komitmennya tidak mau menikah lagi.

Ya, Afnan merupakan seorang duda diusia muda. Memang tak dipungkiri untuk sekelas anak kyai pemilik pesantren besar seperti dia memang akan dijodohkan sedari usia belasan. Afnan sendiri menikah saat memasuki usia 18 tahun. Alhmarhumah istrinya pun dulu masih berusia 17 tahunan.

Qodarullah istri dari Afnan meninggal syahid saat melahirkan anak mereka. Anak cantik yang sudah tumbuh menggemaskan yang diberi nama Nur Cyra Daneen. Cyra adalah panggilan kesayangan dia dari Abi, kakek dan neneknya.

Afnan tidak pernah mempublikasi Cyra ke media manapun. Baginya kebebasan dan privasi Cyra tidak boleh diganggu. Dia tidak mau ketika Cyra tersorot media maka akan selalu dikejar-kejar media dan membuatnya tidak nyaman.

Cyra tumbuh cantik dan pintar atas pengasuhan Afnan dibantu ayah ibunya. Cyra juga tinggal di pesantren tempat Afnan juga mengajar. Cyra sangat akrab dengan para santri putri di sana. Tapi Cyra paling akrab dengan 1 santri yang bernama Amina  Salwa. Dia adalah santri putri yang cerdas dan paling disiplin.

Amina ini adalah adik dari Anada. Wajah mereka berdua memang sama sekali tidak mirip karena keduanya sama-sama mirip ibunya.
______________________________________

Author Pov

"Cyra mau ikut Abi, tolong ya Abi Cyra mau ikut" Pinta Cyra ke abinya.

Afnan baru saja ingin pergi mengisi acara kajian diluar kota. Biasanya Cyra tidak minta ikut seperti ini, Cyra biasanya paham kalau Afnan pamitan dia nurut untuk tinggal bersama kakek neneknya.

"Kali ini Abi gak bisa bawa Cyra, Cyra di pesantren aja ya sama nenek kakek" Pujuk Afnan.

"Tapi Cyra bosan Abi di sini terus, Cyra gak ada temen kalau kakak-kakak santri lagi belajar. Kalaupun mereka istirahat cuma sebentar bisa main sama Cyra" Keluh anaknya.

Afnan mengkode ke arah umi dan abinya untuk membujuk Cyra. Uminya berusaha membujuk tapi Cyra tidak mau tinggal.

"Ya udah Fardeen bawa aja mi, tolong siapin bajunya buat 2 hari aja" Putus Afnan. Orang tua dan orang terdekatnya memang memanggil dengan nama tengahnya.

Umi langsung masuk lagi ke dalam rumah menyiapkan keperluan Cyra dan dengan cepat memberikannya ke Afnan.

"Gak repot nanti Far?" Tanya umi.

"Insyaallah gak mi, inikan ada bibi juga yang bantu jagain Cyra. Fadeen pamit ya mi, Abi" Afnan mencium kedua tangan orang tuanya.

Afnan meminta supirnya menjalankan mobil menuju keluar pesantren. Terlihat banyak para santri yang sedang lalu lalang dari masjid pesantren. Santri laki-laki berbelok ke arah kanan dan santri perempuan berbelok ke arah kiri, sesuai dengan asrama mereka.

Pesantren ini adalah pesantren modern tapi tetap mengutamakan dan berjalan sesuai ketentuan dalam islam. Santri laki-laki dan perempuan memang belajar dalam satu kelas bersama tapi mereka tidak pernah bersinggungan.

Selesai kelas formal maka mereka kembali ke asrama masing-masing untuk kegiatan non formal dengan ustadz dan ustadzah masing-masing.

Tak terasa setelah perjalanan selama kurang lebih 5 jam mereka tiba di hotel yang sudah disediakan pihak pelaksana. Setiap kunjungan dakwah Afnan tidak pernah mematok tarif, asalkan ada tempat menginap jika perlu atau tidak tempat beristirahat maka dia terima.

"Cyra tunggu sama bibi dulu Abi mau ke sana" Afnan berjalan menuju beberapa orang panita yang memang menunggunya.

Ramai sekali para jamaah yang sudah menunggu hanya untuk melihat Afnan turun dari mobil dan masuk hotel.

"Assalamualaikum" Sapa Afnan kepada 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan.

Kedua laki-laki itu bersalaman tapi kedua perempuan hanya mendekapkan tangannya karena paham Afnan tidak bersentuhan dengan akhwat.

"Waalaikumussalam ustadz" Jawab mereka.

"Mari ustadz kita langsung ke kamar sudah disiapkan, saya izin menurunkan barang bawaanya" Ucap salah satu dari mereka.

"Afwan saya minta untuk para jamaah disuruh tunggu saya di dalam lobby saja. Saya bawa anak saya jadi saya tidak mau mereka melihatnya. Ini juga untuk media bisa langsung masuk saja" Ucap Afnan.

Seperti yang diketahui dia memang tidak mau mempublikasikan anaknya. Dia akan sebisa mungkin menutupi identitas anaknya.

Setelah itu kedua panita perempuan memberitahu ke jamaah untuk masuk ke lobby, jika tidak masuk sekarang maka tidak boleh masuk nanti saat kajian. Panita tadi juga memberitahu ke awak media untuk menunggu di lobby juga. Tapi ada beberapa media yang ngeyel karena mereka yakin ustadz membawa anaknya makanya awak media dan jamaah disuruh masuk duluan.

"Maaf ya teman-teman media jika kalian tidak mau masuk ke dalam lobby maka saya tidak akan pernah mau untuk kalian wawancarai lagi dan saya tidak mengikhlaskan kalian mengambil gambar dan video saya" Terpaksa Afnan mengatakan itu.

Para wartawan terkejut dengan ucapan Afnan, mereka tidak menyangka bahwa Afnan akan mengatakan hal tersebut demi melindungi privasi anaknya.

Mereka yang paham langsung masuk sedangkan masih ada beberapa yang ngeyel. Akhirnya Afnan meminta ke panitia untuk tidak membiarkan wartawan itu masuk dan meminta kepada manajernya untuk mengingat dan mencatat media apa mereka dan tidak mengizinkan mereka mengambil gambar dan video Afnan di kemudian hari dan dimanapun itu.

Manajer dan panita juga terkejut mendengar Afnan mengatakan hal tersebut. Afnan terkesan melarang orang untuk mendapat ilmu darinya. Tapi mereka juga paham bahwa Afnan selama ini cukup sabar menghadapi wartawan yang ngeyel. Pernah suatu ketika Cyra juga ikut dan ada wartawan mengambil gambar Cyra. Untungnya saat itu Cyra tengah tertidur dipundak sang pengasuh sambil wajahnya menghadap pengasuh dan juga tertutup hijab.

Aku Punya HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang