Part 2

6 1 0
                                    

Author Pov

Hari ini Anada tergesa-gesa berlari dari tempat kerjanya menuju sebuah hotel yang mengadakan kajian. Kajian itu adalah kajian dari ustadz yang sangat dia sukai. Anada menyukai ustadz itu karena ceramahnya bukan menyukai karena fisiknya. Anada tidak pernah memiliki perasaan suka kepada lawan jenisnya. Terkadang dia juga mikir kenapa tuhan tidak memberikan dia rasa tertarik kepada lawan jenis. Tapi Anada bersyukur juga dengan hal itu dia terhindar dari yang namanya pacaran (zina).

"Jadi kajian?" Tanya teman satu tempat kerjanya.

"Jadi put ini mau otw, aku duluan ya makasih udah mau back up kerjaanku" Ucap Anada ke Putri temannya yang mau menggantikan jam kerjanya.

"Santai An, ya udah berangkat gih nanti keburu ramai kamu gak bisa masuk" Ucap Putri.

Anada berangkat menuju lokasi hotel tempat kajian itu berlangsung. Jarang-jarang di hotel mengadakan kajian, ini karena hotel itu baru saja diresmikan dan sengaja membuat acara kajian agar lebih berkah hotelnya.

Hotel ini pure hotel syar'i, semua yang menginap jika bukan pasangan tidak diperbolehkan.

"Aduh lama banget lampu merahnya" Keluh Anada yang terjebak lampu merah.

Dia melihat ke jam tangannya yang menunjukkan pukul setengah 3 sore. Kajian itu akan dimulai pukul 4 setelah ashar. Anada yakin pasti sudah ramai sekali jamaah lain di sana.

"Alhamdulillah" Anada memarkirkan motornya di parkiran dan berjalan tergesa mencari mushola hotel. Walaupun dia terburu-buru tapi dia tetap mengutamakan sholat ashar dulu baru masuk untuk ikut kajian.

"Cyra bisa bibi wudhu sendiri" Terdengar suara anak kecil yang berdebat dengan bibinya.

Anada semakin dekat dengan tempat wudhu dan dia melihat seorang anak kecil dan bibinya tadi sedang mau berwudhu. Hanya ada beberapa jamaah perempuan saja yang berwudhu untuk sholat. Sepertinya yang lain sudah start ambil tempat duduk dan mengabaikan sholat asar.

"Sini bibi naikin lengan baju sama kakinya nanti basah" Ucap si bibi.

"Cyra udah tau urutan yang benernya bi, Abi udah ajarin dan sekarang Cyra ingat" Ucapnya lucu.

Anada memperhatikan itu dan dia ikut wudhu di samping Cyra.

"Assalamualaikum tante" Sapa Cyra ramah ke Anada sebelum dia berwudhu.

"Waalaikumussalam anak sholihah" Jawab Anada.

Cyra tersenyum dan mereka melanjutkan berwudhu. Cyra dan bibi sudah selesai duluan tapi dia sengaja menunggu Anada.

"Barengan yok tante" Cyra menghampiri Anada yang sedang memakai kembali kaos kakinya.

"Eh duluan aja tante masih pakai kaos kaki" Jawab Anada.

"Cyra tungguin" Jawabnya.

Dia duduk di samping Anada menunggu sambil senyum-senyum ke arah Anada. Anada hanya ikut tersenyum melihat anak itu.

Anada tidak mengetahui bahwa anak kecil yang bersamanya ini adalah anak dari ustadz yang akan dia hadiri kajiannya. Dia tidak mengetahui karena Afnan mengenalkan nama Cyra ke publik adalah Daneen bukan Cyra.

"Yuk! Tante udah selesai" Ajak Anada ke Cyra.

Cyra dengan senang hati menggandeng tangan Anada. Hal itu dilihat bibi dan bibi tersenyum.

Cyra memang anak yang mudah akrab dengan orang lain tapi itu berlaku ke anak-anak pesantren saja. Kalau orang luar biasanya Cyra masih milih-milih.

"Jama'ah an sama tante boleh gak?" Tanya Cyra ke Anada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Punya HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang