Bab 4

19 7 6
                                    


Happy reading.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, semua siswa maupun siswi berhamburan keluar menuju kearah gerbang maupun parkiran. Begitupun dengan vano dan teman temannya. Kini mereka sedang berleha-leha di bangku parkiran.

"Ehh nanti Mabar kuy di rumah gue." Ucap Dika membuka pembicaraan.

"Gak ah males, adek Lo jahil." Jawab bintang.

"Ya elah si Diko dari dulu emang gitu, gak usah diladenin. Biarin aja sesuka hatinya." Ucap Dika.

"Nanti dia bawa ular lagi, gue geli sama tuh hewan. Udah gitu gue disuruh pegang pegang." Celetuk Bryan merasa geli dengan hewan yang tidak mempunyai kaki itu.

Nandiko Saputra adalah adik dari Dika, Diko baru masuk sekolah kelas 1 SD, hobinya adalah memelihara hewan yang tidak mempunyai kaki, seperti ular, cacing, belut, dan berbagai jenis ikan. Diko mempunyai berbagai jenis ular, yaitu ular kobra, ular sanca, dan ular piton yang masih kecil. Masih kecil tapi ukurannya 1 meter.

"Hahaha Lo penakut, masa sama ular aja takut, kaya gue dong berani! Ular mah kecil." Ujar Vano sambil menjentikkan jarinya.

"Halah gaya Lo, ngomong doang." Kesal Bryan.

"Udah cabut, besok gue mau jalan jalan sama Chelsea. Soalnya besok hari Minggu. Bye jomblo." Ucap farel pamer. Dari 5 inti geng satria wolf  hanya farel yang mempunyai kekasih, dia adalah chelsea adik kelas mereka. 

"Sombong bener! Gue juga punya kali si Zoya, malah dia tunangan gue." Sentak Vano tidak terima dengan ucapan farel.

"Oh di akuin nih ceritanya Zoya jadi tunangan Lo." Celetuk bintang menggoda.

"Tau ah." Setelah mengucapkan itu Vano pun pergi berjalan dengan kesal.
Tiba tiba langkah Vano terhenti saat melihat Zoya yang berada di depan gerbang sekolah sedang tertawa kencang bersama cowok yang menjadi musuhnya. Dia adalah Dava wicaksono. Rival Vano dari SMP.

"Uhuy uhuy cemburu!"

"Piwwit bang Vano hatinya terbakar."

"Sakit hatiku, galau jiwaku saat kau bersama dengan yang lain."

Menghiraukan ucapan teman temannya yang mengejeknya, Vano kemudian berlari keparkiran untuk mengambil motornya dan berhenti di depan Zoya.

"Ngapain Lo disini? Pulang! Mama udah nungguin, katanya mama mau masak bareng menantunya." Tegur Vano dihadapan Zoya,
Dava yang mendengar itupun mengangkat alisnya sebelah dan berpikir.

"Masak bareng menantunya?" Batin Dava

"Nanti aja, gue ada urusan sama Dava." Jawab Zoya.

"Sekarang! Buruan naik cepet! Mama udah nungguin dari tadi."

"Ya udah kalo gitu gue bareng sama Dava aja, Lo duluan gih. "

"Naik atau Lo gue laporin mama Andin karena Lo gak nurut sama gue."
Ancam Vano. Dava yang melihat Vano yang mengancam Zoya pun angkat bicara.

"Bro, kalo cewek gak mau jangan dipaksa."

"Diem anjing."

"Lo yang anjing." Bukan Dava yang menjawab melainkan Zoya.

"Udah gue mau pulang bareng Dava aja." Setelah mengucapkan itu Zoya menaiki motor sport Dava dan menunjuk Vano "Dan Lo jangan ngatur-ngatur hidup gue."

Motor yang dinaiki Dava dan Zoya kini pun melaju membelah jalanan kota yang ramai. Meninggalkan Vano yang geram sendiri.

"Anjing." Teriak Vano.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Zoya or Ziva Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang