[END] Permaisuri yang Sempurna

Bab 72

Janda Permaisuri menginstruksikan Chen Momo, “Nanti, biarkan…” Dia menatap putranya, “Jingzhe, apakah kamu sudah memberi nama anak itu?”

"TIDAK."

"Mengapa?" Janda Permaisuri terkejut, “Kamu pasti sudah tahu sejak awal bahwa dia laki-laki.”

Dia tahu, tapi karena Chu Yin selalu mengalami ketidaknyamanan, dia benar-benar tidak berminat untuk itu. Lu Jingzhe berpikir sejenak, “Dia yang kedua, jadi sebut saja dia Erlang untuk saat ini. Aku akan memilih nama yang tepat untuknya besok.”

Janda Permaisuri menatap putranya sedikit, lalu berkata, “Nanti, biarkan Erlang memilih ibu susu untuk melihat susu siapa yang dia sukai.”

“Ya,” Chen Momo mengangkat Erlang.

Janda Permaisuri kemudian berkata kepada menantu perempuannya, “Ah Yin, jika kamu tidak nyaman dengan hal itu, kita bisa mengganti pengasuhnya nanti.”

“Tidak perlu, dengan Ibu yang mengawasi, apa yang harus aku khawatirkan? Ini menyelamatkan saya dari masalah.” Induk susu sudah diperiksa dua kali, dan akan sulit menemukan kesalahan dalam waktu singkat. Mereka akan menggunakannya untuk saat ini dan memutuskannya nanti.

“Kalau begitu, istirahatlah yang baik,” Janda Permaisuri menepuk lengan putranya, “Jingzhe, jagalah Ah Yin dengan baik. Jangan pergi ke Istana Qianqing hari ini. Melewatkan satu hari pun tidak masalah,” tambahnya sambil tersenyum, “Kita harus mengirimkan kabar baik kepada mertua di kediaman Pangeran Jin dan tanah milik sang putri.” Dengan itu, dia pergi.

Chen Momo mengikuti dengan Erlang.

Lu Zhu dan Lu Zhen, yang sepenuhnya fokus pada saudara baru mereka, melompat dan melompat untuk menemuinya.

Aula menjadi sunyi, pasangan itu saling memandang dalam diam, jari-jari mereka terjalin, mata bertemu.

Setelah beberapa saat, Lu Jingzhe bertanya, “Kamu ingin makan apa? Saya akan menginstruksikan dapur kerajaan.”

Chu Yin berkata, “Tabib akan meminta dapur kerajaan menyiapkannya. Mereka tahu apa yang harus saya makan.”

“Apakah kamu ingin tidur sebentar?”

“Tidak juga,” Chu Yin menjabat tangan suaminya, “Kamu tidak terlalu kesal dengan… Erlang, kan? Karena tidak menyebutkan namanya lebih awal. Coba lihat lebih dekat nanti, dia mirip denganmu.”

“Menurutku dia tidak mirip denganku sekarang, tapi jangan khawatir, aku tidak akan menyimpan dendam serius terhadap seorang anak kecil.”

“Itu bagus,” Chu Yin sangat menyayangi anak itu, “Dia tidak mudah didapat.”

Lu Jingzhe mengerti.

Upaya yang dilakukan selama ini memang tidak mudah.

“Saya pasti akan memilih nama yang bagus untuknya besok.” Ibunya juga sangat tidak senang sebelumnya.

Chu Yin mengangguk.

Dia baru saja mengatakan dia tidak lelah, tapi tak lama kemudian kelopak matanya terasa berat.

Melihatnya berkedip perlahan, Lu Jingzhe bertanya, “Lelah, bukan?”

“Ya, apakah Yang Mulia akan tinggal bersamaku?”