02:⚜️Xavi Sang Bayangan

7 1 0
                                    

Typo tandai ya kak...
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa Vote.

Beri ulasan juga boleh^^

⚜️⚜️⚜️

Di sebuah taman kota banyak sekali anak anak serta orang dewasa berkumpul, entah itu berjualan, bermain, maupun sekedar jalan-jalan bersama keluarga.

Seperti saat ini, seorang pemuda sedang duduk dibangku taman dengan ditemani oleh alat lukisnya.

Tangannya bergerak indah membentuk sebuah pola di atas kertas.

Iris hijau nya sesekali melirik sekitar taman. Hingga kegiatan melukisnya terhenti saat ada seorang anak kecil yang menghampirinya.

"Wah, gambaran kakak bagus banget. Bisa mirip persis seperti kehidupan nyata" puji anak itu ketika melihat hasil karya pemuda itu.

"Terima kasih, ngomong ngomong siapa namamu" tanya pemuda itu seraya mengusap pucuk kepala anak itu.

"Nama El adalah Maikel Jhon-ha, tapi sering dipanggil Kael. Nama kakak siapa"

"Nama kakak Askar, apakah kamu sendirian disini" tanya Askar

"Enggak, El gak sendirian, El kesini bareng sama abang Kean, tapi dia lagi pergi beli gulali disana" Ujar Kael seraya menunjuk penjual gulali yang sedang melayani pembeli.

"Tapi beneran El gak bohong, gambaran kakak bagus banget" ujar Kael antusias.

"Kael, disuruh nunggu malah ngerusuhin orang Lo" omel seorang pemuda yang sepertinya seumuran dengan Askar menghampiri mereka.

"Hehe, sorry Abang. Soalnya Kael penasaran kakak ini fokus banget coret coret kanvas, lihat gambarnya bagus banget kan" ujar Kael sambil menerima gulali yang diberikan pemuda itu.

"Nih beneran coretan lo, astaga ini mah beneran lebih dari kata sempurna"

"Kak Askar, gambarannya buat Kael ya. Nanti mau Kael pajang di dinding kamar, boleh gak kak" tanya Kael

"Boleh, bawa aja. Tapi pesan kakak jaga baik baik ya gambarannya" ucap Askar tersenyum manis

"Eh malah malak lo bocil, gue aduin lo ke Xana mampus lo. Gue bayar deh takutnya kenapa-kenapa, berapa gambaran Lo" tanya Kean

"Udah gak apa-apa, gak usah dibayar gue ikhlas kok, bawa aja"

"Gak bisa gitu lah, itu kan pasti susah gambarnya"

"Udah gak apa-apa gue ikhlas"

"Gue gak nerima penolakan" Kean mengambil tangan Askar dan memberi lipatan uang lalu pergi dari sana bersama Kael.

"Thanks gambarannya" teriak Kean

Pandangan Askar beralih pada lipatan uang di tangannya, ia membuka lipatan itu dan betapa terkejutnya ia saat mengetahui berapa jumlah uang yang telah diberikan oleh Kean untuk mengganti lukisannya.

Lima lembar uang merah untuk mengganti lukisan yang menurutnya tak sempurna itu.

«⚜️⚜️⚜️»

Sehabis dari taman Askar memutuskan untuk pulang ke rumah. Saat di depan gerbang ia melihat mobil ayahnya sudah terparkir di garasi.

Tumben sekali jam segini ayahnya sudah pulang, biasanya dia akan pulang sekitar jam lima sore dan saat ini baru jam 16.14 WIB.

Hatinya gelisah memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Kakinya melangkah pelan untuk memasuki halaman rumah.

Sesampainya di depan pintu masuk, ia membukanya secara perlahan. Iris hijau nya melirik kesana kemari.

Huft

Askar bernafas lega, setelah memastikan aman ia pun masuk kedalam rumah.

Menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya yang terletak di lantai dua paling pojok.

Saat melewati ruang keluarga ia mendengar samar suara canda tawa dari ayah, bunda dan kakaknya. Mereka terlihat bahagia tanpa dirinya.

Sebenarnya ada rasa iri di hati Askar saat  melihat itu semua. Ia juga ingin merasakannya, rasanya diperhatikan dan rasanya dimanja oleh ayah dan bunda.

Tapi dia hanya bisa mengubur dalam-dalam rasa itu di hatinya, karena itu semua hanya mimpi, itu semua tidak akan pernah terjadi.

⚜️⚜️⚜️

Ini karya asli aku bikin sendiri ya guys, ini asli hasil dari pemikiran sendiri.

Aku bikin cerita ini pas lagi sibuk sibuknya ujian di sekolah, jadi aku mohon tinggalkan jejak kalian berupa Vote buat bukti kalian dukung aku dan ngehargain aku.

Jangan plagiat!!!!

𝐋𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝐓𝐞𝐫𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 || milik Xavi Sang Bayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang