Prolog

3K 265 44
                                    

Mau balik ke aturan jaman dulu

50 komen
100 vote, lanjuut :v

Salam pisang🍌

Azkara, atau biasa dipanggil Azka itu berdiri di depan ayahnya menentang keras rencana perjodohan untuk dirinya yang dilakukan oleh ayahnya. Kabar mengejutkan itu bahkan tanpa perundingan bersama. Azka tiba-tiba diminta untuk bertunangan dengan orang yang tidak ia kenal, tentu Azka tidak terima. Apalagi Azka sudah memiliki kekasih, kenapa tiba-tiba dijodohkan tanpa persetujuan dirinya.

"Kamu nggak bisa menolak. Perjodohan ini sudah direncanakan sejak dulu." Damian, selaku ayah dari Azka berujar santai tanpa terusik akan protes dari putra tunggalnya.

"Tapi, Pa! Harusnya Papa bicarain sama Azka dulu lah! Seenggaknya Azka tau siapa yang bakal Azka nikahin," Protes Azka lagi.

"Nanti waktu acara pertunangan juga kalian akan tau satu sama lain. Itu bukan masalah, Azka."

"Masalah! Masalahnya Azka udah punya pacar Pa."

"Tinggalkan."

"Hah?!"

"Papa nggak akan menerima alasan apapun lagi. Besok malam kalian akan bertemu dan bertunangan." Sang kepala keluarga lantas beranjak, meninggalkan Azkara yang masih tak percaya akan kegilaan ayahnya.

Bagaimana tidak gila, menjodohkan anaknya sendiri hanya demi kerjasama.

"Gila!"

Dengan perasaan menggodok, Azka ikutan pergi.

▼・ᴥ・▼

Malam yang paling ditunggu-tunggu oleh Damian namun dibenci oleh Azka kini tiba. Malam pertemuan sekaligus pertunangan Azka dengan calonnya. Azka tidak peduli akan seberapa cantik calonnya nanti, Azka tetap tidak akan bisa menerima sebab Azka sudah memiliki gadis yang dia cintai.

"Anak mama salalu tampan," puji sang Mama ketika melihat putranya keluar dari kamar. Wajah tak bersahabat itu nampak jelas di wajah pemuda 22 tahun. Azka sungguh  tidak menginginkan malam ini ada.

"Ma, Azka nggak mau." Azkara merengek kesekian kalinya berharap sang Mama bisa membantunya lolos dari acara pertunangan ini.

Sang Mama mengusap bahu Azka lembut. "Nggak apa-apa ya, Nak, ikuti aja apa mau Papa. Azka tau sendiri kan gimana sifat Papa. Lagipula, Mama udah kenal calonmu kok dan dia baik. Mama yakin Azka pasti suka," ujar sang Mama mencoba membujuk Azka. Ia sendiri tidak bisa membantu putranya, sebab jika suaminya sudah memutuskan sesuatu maka tidak akan bisa ditentang, apalagi perjodohan ini sudah direncanakan dari dulu.

Azka menatap mamanya pasrah.

"Ayo keluar. Sepertinya keluarga calon besan Mama udah datang." Mama Azka pun segera mengajak Azka turun ke bawah menuju ruang keluarga, tempat dimana acara makan malam dan pertunangan akan dilangsungkan.

****

Hazel menatap pemuda calon nya yang duduk di seberang tempat duduknya dengan tatapan intens. Sejujurnya Hazel masih gondok karena perjodohan yang dilakukan ayahnya tanpa persetujuannya dan tanpa menerima protes. Terlebih lagi ini sebuah perjodohan yang hanya dilakukan untuk kerjasama perusahaan. Itu membuat Hazel semakin kesal.

Awalnya, Hazel pikir ia akan dijodohkan dengan seorang gadis dari rekan bisnis ayahnya. Setidaknya gadis cantik, imut, menarik atau semacamnya. Tapi lihatlah sekarang siapa yang duduk ditengah-tengah antara orangtua itu, seorang pemuda bersurai silver yang mampu membuat mata siapapun melihat langsung sakit.

Penampilannya memang rapih dengan mengenakan setelan formal, tapi Hazel yakin di luar acara formal seperti ini pemuda itu bukan tipe orang yang rapi. Wajahnya sangat dingin dan keras, menampakkan ekspresi tak bersahabat seperti ogah menghadiri acara ini.

Married [Markno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang