Hari yang tidak terlalu buruk

17 3 1
                                    


Haloo mooza
(Bulannya Aliza)

Pada kangen aku gaaa?

Nungguin Aliza nya lama yah?

Maaf yaa kalo upnya lama

Pasti klean udah lumutan gara-gara nungguin Aliza kan?

Udah, yang penting ini dah up

Happy Reading 📖

___________________________________

Suara kaki berlarian menghiasi pagi yang lumayan berkabut itu, Aliza menuju ke gerbang sekolah yang hampir tertutup. Berusaha mengatur nafasnya, Aliza berjalan menuju ke lorong sekolah yang menuju ke kelasnya

Lorong sekolah terasa lumayan sepi karena bel masuk sudah terdengar 5 menit yang lalu. Saat Aliza membuka pintu kelas, banyak pasang mata tertuju padanya yang baru saja memasuki ruangan kelas. Aliza tertunduk, dia terasa sangat canggung begitu melihat puluhan pasang mata tertuju padanya

Jika dipikir-pikir dia tidak terlalu akrab dengan teman sekelasnya, dia cukup tertutup dilingkungan sekolahnya, setidaknya sejak kejadian  3 bulan yang lalu

Aliza berjalan menuju pojok kelas, tempat bangkunya berada, tepat di  dekat bangku sahabatnya. Azalea sahabat Aliza melambaikan tangannya menyambut kedatangan Aliza yang menuju tepat ke belakang bangkunya

"Lo telat lagi" celetuk Nazeea sahabat Aliza yang sedang duduk tepat di samping bangku tempat Aliza duduk. "Iya, tanpa lo bilangin juga gue udah tau kok, ze" jawab Aliza dengan wajah yang sedikit ditekuk menandakan bahwa dia sedang tidak mood untuk hari ini

Mendengar jawaban dari Aliza yang terlihat sangat tidak ramah, Nazeea berhenti merespon. Berselangan dengan suasana kelas yang mulai hening,Bu Vena, wali kelas di kelas Aliza datang memecahkan keheningan di ruangan yang sebelumnya begitu hening saat Aliza datang

•••

Kantin sekolah, adalah tempat terfavorit bagi kalangan siswa siswi SMA BINTARA JAYA, tempat dimana berbagai macam kuliner berdiri sejajar mengelilingi ruangan yang cukup luas itu

Di sudut kantin, tepat menuju pada meja yang berada di pojok ruangan ber dominan warna cream itu, terdapat satu meja dengan 2 bangku panjang yang serasi, terlihat sudah diisi oleh segerombolan remaja yang tidak lain adalah Aliza dan teman temannya

Jika dilihat lagi, Aliza terlihat sangat bahagia jika bersama teman temanya disekolah itu, sangat jauh berbeda dengan dia yang selalu menyendiri dan sangat tertutup dengan apa yang dialaminya jika saat berada di rumah yang mungkin tidak bisa mendapatkan gelar sebagai "rumah"

"Yah, minum gue habis. Anjir lah" umpat Kaizen, sahabat Aliza itu tengah sedikit jengkel dikarenakan minuman bersoda nya yang sudah tidak tersisa, tandanya dia harus berdiri kembali untuk membeli minuman itu di salah satu stan minuman, hari ini sangat panas membuat Kai   kehausan. Decakan kesal keluar dari mulut seseorang yang duduk tepat di sebelah Kai berada "lo itu tinggal beli aja apa susahnya sih? Cape gue dengerin ocehan lo yang gapenting itu hari ini" omel Rakha, sahabat Kai yang juga sahabat Aliza

Seraya menarik tangan Kai, Rakha yang memang sudah muak dengan ocehan yang sedari tadi keluar dari mulut Kai, membawa Kai agar mau berdiri untuk membeli minumannya. Tersisa Aliza dan ketiga temannya, Nazeea dan Azalea yang sedari tadi hanya fokus kepada makanan yang berada dihadapannya itu

•••

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 15 menit yang lalu, saat pulang sekolah langit terlihat berawan menandakan bahwa hujan akan menjemput. Aliza hanya acuh ketika mengetahui jika hujan akan datang, mau bagaimanapun tak akan ada yang mau menjemputnya, mau tak mau ia pun pulang dengan berlari, berharap hujan mau menunggu sampai ia memasuki rumahnya

Tidak seperti yang diharapkan, hujan turun deras saat ia telah menempuh setengah jalan. Beruntung, ada halte di dekat Aliza menghentikan langkahnya, tanpa pikir panjang ia pun berlari menuju halte itu untuk berteduh sejenak, berharap hujan akan segera reda

Seraya mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat kondisi langit, Aliza berkata "Langit, aku tau kamu sedih, tapi bolehkah tahan tengismu sebentar saja? Aku ingin pulang" ucap Aliza berusaha meminta agar langit mau berhenti sejenak untuk mempersilahkan ia pulang

Sudah 2 jam sejak hujan tak mau mengalah deminya, Aliza mulai kedinginan, hawa dingin yang sedari tadi tak henti menusuk tubuhnya membuatnya sedikit gemetaran. Tak berselang lama, hujan mulai sedikit mereda, akhirnya langit mau mengalah

Senyum Aliza mengembang mengetahui hujan tak sederas tadi, ia mengangkat tangannya dan membiarkan rintik hujan sedikit menetes di telapak tangannya. "Terimakasih yah hujan, kau mau mengalah demi aku, aku pulang" ucap Aliza sembari berjalan pulang meninggalkan halte

Senyum tipis mulai terbit di wajahnya "Hari ini lumayan baik dibandingkan biasanya" ucap Aliza, berharap semoga setelah ia tiba di rumah ayah dan kakaknya tidak menghukum dia seperti yang dilakukannya di hari hari sebelumnya

Kali ini harapan Aliza menjadi kenyataan, setelah ia tiba di rumah, suasana rumah begitu sepi, menandakan bahwa ayah dan kakanya laki laki nya tidak berada di rumah, mungkin saja mereka belum pulang. Setelah berhasil membuka pintu kamarnya, Aliza langsung merebahkan dirinya di ranjang empuknya, membiarkan tubuh rapuhnya didekap oleh nyamannya kasur yang terletak di kamarnya. Dibandingkan dengan kakaknya, kamar Aliza sedikit lebih sempit. Walaupun sempit, kamar bernuansa warna warna pastel itu terlihat begitu nyaman

Jika dibandingkan dengan hari hari sebelumnya yang selalu diiringi dengan luka, maka berbeda dengan hari ini, Aliza tidak mendapatkan perlakuan perlakuan yang pernah ia dapat hampir seumur hidupnya

"Terimakasih Tuhan, engkau tidak memberikan luka seperti biasanya, di hari ini, terimakasih." Sungguh, Aliza benar-benar tidak menyang

___________________________________

Udah? Ini aku kasih keringanan

Happy bentar aja masa gaboleh

Kasian dong Aliza nya

Kalian mau ga kalo dipanggil mooza?

Mooza itu kek cahayanya Aliza gituuu

Janlup follow akun author yah

Yang udah follow makasiiiihhh 💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang udah follow makasiiiihhh 💖

Muaahh, see you moozaaaa

Aliza dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang