Aku sekarang sedang di dalam kamarku, berfikir apakah aku harus pergi sekolah? karena bila aku pergi ke sekolah aku pasti bertemu dengan Ashley dan Luke, dan aku dimintanya untuk menjauhinya. Yatuhan aku harus bagaimana?
Aku pun di kagetkan oleh ketukan pintu dikamarku. "Masuk" aku kembali berguling ke tempat tidur dan menarik selimut ke arahku. "Benarkah? yang biasanya kau bersemangat ke sekolah, sekarang kau jadi seperti ini?" Calum berada di depan ku, dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dada.
Aku tahu pasti dia akan memaksa ku untuk pergi sekolah, dan aku harus mencari cara menghindarinya. "Uhuk uhuk uhuk" Aku pura-pura demam di depannya. "Cal sepertinya hari ini aku izin tidak sekolah, aku rasa aku demam" Calum memutar bola matanya berjalan ke arahku, ia pun menarik selimutku. Untung saja aku sedang memakai pajamas panjang, kalau saja aku pakai celana pendek bagaimana?
"Kau bukan demam, kau kehilangan motivasimu untuk ke sekolah bukan? Ayolah Hilary, tidak seburuk itu menjauhinya. Ia pasti akan merasa kepergianmu dan ia akan berusaha mendekatimu dan bertanya apa yang telah ia lakukan padamu sampai kau menjauhinya. Percayalah padaku" Calum pun sok-sok berceramah, dia kan tidak tau betapa sakitnya saat sahabatmu bilang untuk menjauhi cowok yang kau cintai, dia kan belum pernah kejebak friendzone.
"Baiklah, aku akan membantumu dan aku yakin ini akan berhasil. Tapi kau harus menemaniku membeli suvenir untuk seseorang"
"Biarku tebak, seseorang ini wanita bukan?" Ia melihatku seakan-akan aku ini orang gila "Tau dari mana kau?" Aku memutar bola mataku, kenapa ia bodoh sekali? "Kalau bukan untuk seolah wanita, kau tidak akan meminta bantuanku, bodoh"
"Jangan mengataiku bodoh, atau aku tidak akan membantumu" Calum baru saja mengancamku? yang benar saja "Baiklah, baiklah. Aku tidak akan menyebutmu bodoh lagi. Lalu idemu apa? kau bilang kau akan membantuku"
Calum tersenyum, senyumannya licik. Aku tau sesuatu yang buruk akan terjadi. "Kita pura-pura pacaran" Mataku membeo. Apa dia gila? "Kau gila ya?"
"Ini adalah satu-satu cara yang paling ampuh Hilary. Kalau kau tidak mau, ya tidak apa-apa. Pikirkan saja strategimu sendiri" Aku menyerah, mungkin Calum benar.
"Baiklah, kapan dimulainya?" tanyaku "Hari ini" mataku kembali membeo "Hari ini?" Calum mengangguk "Kita akan mempersiapkan kejutan untuk mereka"
"Aku ragu akan ide ini Cal" Aku melihat ke arahnya, ia pun hanya memutar bola matanya "Ini akan berhasil, percayalah padaku" Aku pun mengangguk dan siap-siap untuk pergi kesekolah, aku meminta Calum untuk menungguku dibawah.
Tak lama aku turun dengan skinny jeans hitamku dan baju hitam yang dilapisi baju flanel merah kotak-kotak. Aku pun segera memasang kedua sepatuku dan mengambil tas sekolahku. Berjalan menuruni tangga untuk menemui Calum.
Ia sudah ada di ruang tamu, menungguku. Ketika aku sampai di lantai dasar ia memandangi ku dari atas sampai bawah. Lalu ia berdiri dan menarik tanganku. "Kami pergi dulu mom!!" teriakku dari luar.
Sampai mobil ia pun mulai menyalakan mesin, aku hanya bersender di jok mobilnya, dan mobil mulai berjalan. Tak perlu waktu yang lama untuk masuk sekolah hanya butuh waktu 20 menit.
"Cal aku kira ini ide yang buruk" Aku memang meragukan idenya, selalu meragukan idenya. "Percayalah padaku Hil, ini akan berhasil" jawabnya enteng. Kami pun sudah memasuki parkiran sekolah. Cal segera memarkir kan mobilnya di salah satu parkiran yang kosong.
"Siap untuk mengejutkan mereka?" tanyanya menghadapku, aku mengangguk mantap. Ia pun keluar, aku baru saja membuka pintuku sedikit tapi Calum segera menutupnya, dan membukannya lagi untukku. "Apa yang kau lakukan?" tanyaku. "Ada mobil Luke dan Ashley dibelakang kita, berhenti lah mengeluh dan mulai lah berakting" Aku memutar mata ku dan mengikuti jalannya. Tapi ia menggengam tanganku. aku melihatnya lagi. "Sudah ikuti saja" bisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regrets || L.H
Fanfiction"I just want you to be happy. If that's with me or with someone else or with nobody. I just want you to be happy" -Hilary-