Tujuh

59 28 254
                                    

Hana

"Oy calon pacar, olahraga lagi nih ye!"

Dia lagi dia lagi. Gue kira dengan gue tolak coklat dan bunganya setiap hari dia bakal nyerah, tapi ternyata nggak. Dia kini menyengir lebar sambil menghampiri gue di tepi lapangan. Emang anak cewek kelas gue kalau ada permainan gobak sodor kayak gini nonton doang di pinggir lapangan.

Seperti biasa, kalau Saka menghampiri gue, kerumunan teman cewek gue termasuk Lisa otomatis menjaga jarak. Mungkin mereka waswas karena interaksi gue dan Saka memang isinya keributan.

"Sombong amat ditegur nggak noleh," ucapnya lagi.

Tiga hari kemarin cowok itu padahal nggak muncul sama sekali. Meski tetep aja sih coklat dan bunganya sampai di meja gue. Gue dengar dari Lisa, Lisa dengar dari Manda, Manda dengar dari Fidi, katanya memang Saka sedang sibuk persiapan turnamen bulan depan. Bulan depan tuh yang tingkat provinsi, kalau lolos bulan depannya lagi dia bakal masuk ke nasional. Gue nggak mengerti tapi intinya gitu.

Gue bukannya mau tau banget, tapi gue cuman penasaran berapa lama gue akan tenang tanpa kehadiran Saka.

Meski tiga hari yang damai gue berakhir saat dia kembali menghampiri gue hari ini.

"Oy lihat nih!" Dia berdiri tepat di depan gue sambil menunjukkan gantungan kunci Koya. Koya sendiri adalah karakter bt21 yang diciptakan Mas RM, bentuknya koala warna biru. Btw gue emang manggil RM BTS dengan sebutan Mas karena beliau ini mas mas banget? Pas banget gitu kalau dijadiin suami.

"Eh sumpah dapat dari mana!" Gue dengan senang maju, meraih gantungan itu. "Ih lucu banget anak gue!"

"Kalau lo megang itu harus mau jadi pacar gue!" ucap Saka meledek, gue meliriknya kesal.

"Yaudah nih ambil!" dasar perusak kebahagiaan. Gue nggak jadi senyum tapi malah dia yang kini tertawa.

"Bercanda, ambil aja. Gue juga buat apa koala jelek begitu."

"Dia lucu tau!"

"Nggak ah, lo lebih lucu." Dia tersenyum lalu mengacak rambut gue. Heh berani beraninya dia. Gue bahkan nggak sempat mengelak.

"Makasih loh!" ucap gue senang, masih gue pandangi Koya yang lucu itu sambil tersenyum. Gue emang udah lama pengen beli perintilan bt21 begini, tapi seringkali nggak sempat. Udah bisa ulangan tiap hari dan nggak meriang aja udah syukur gue.

"Sorry gue kemarin sibuk latihan jadi nggak bisa nemuin lo."

"Kenapa minta maaf, kan gue malah seneng lo nggak muncul."

"Balikin nggak itu koala jelek!" kesalnya.

Gue mendecih. "Nggak ikhlas banget ngasihnya."

Dia menunjuk permainan grobak sodor yang masih berlangsung. "Kalau gue bisa lolos ngelewatin semua penjaga dari awal sampai akhir, Hari Minggu lo harus ngedate sama gue ya!"

"Dih apaan nggak maulah!"

"Ayolah, temen lo kan tinggi besar semua itu, nggak gampang buat gue lewatin."

"Ya lo kan juga tinggi besar!"

Gue mundur saat melihat senyum bangga terbit di wajahnya. "Selain badan, ada lagi loh yang besar dari gue."

"Dih apaan sih!"

"Tekad! Tekad gue besar."

"Sinting ya!"

"Oke deal! Kalau gue berhasil ngelewatin ini, Minggu kita ngedate ya!"

"Nggak mau Saka!"

"Ayolah Han, minggu depannya lagi lo nggak akan ketemu gue kok. Satu minggu gue full di kolam."

Seribu Harapan HanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang