Happy reading all!!!
*****
Tok tok tok"Assalamulaikum, tante." salam Kai sambil mengetuk pintu bercat putih tersebut.
"Waalaikumsalam, sebentar" ucap Ibu Daksha dari dalam pintu.
Ibu Daksha lalu membukakan pintu dan melihat laki-laki dan perempuan berdiri didepannya yang masih memakai seragam sekolah putih abu.
"Tante!" seru Kai, dengan mencium punggung tangan Ibu Daksha.
"Ini semua temen-temennya, Daksha?" tanya Ibunya Daksha dengan mata yang berbinar.
"Iya, tante. Kita mau main ke rumah tante, boleh, ya?" tanya Abhiseva.
Bima lalu menyenggol lengan Abhi, "Gimana sih lo! Kan, kita udah disini jadi ngga mungkin lah tante ngga ngizinin kita main dirumahnya."
"Ya, kan harus dapet izin dulu kepet!"
Ibu Daksha tertawa pelan melihat aksi keduanya, "Boleh dong. Sini semuanya masuk." Ibu Daksha lalu mempersilahkan mereka masuk lantas pergi ke dapur dengan membawa gelas yang berisi minuman.
Mereka semua lalu duduk dan melihat ke arah dinding tembok yang terdapat beberapa foto keluarga Daksha yang terlihat sangat harmonis.
Ibu Daksha tersenyum dengan nampan ditangannya, "Ini minum sama cemilannya, dimakan, ya. Jangan diliatin terus, kesian."
"Makasih tante, jadi ngerepotin." Yuri yang duduk disebelah Kai berucap.
"Gapapa. Lagian tante seneng kok kalian dateng kesini, jadi rumahnya ngga terlalu sepi."
"Tuhkan, tante belum kenalan sama kalian. Siapa namanya?" Ibu Daksha lalu duduk disamping Shabira yang masih memegang nampan tadi.
"Saya Shabira dan ini Yuri, kita temennya Delfi sama Daksha tante. Tadinya kita ngga akan ikut ke rumahnya tante tapi karena dipaksa sama Bima jadinya kita ikut ke rumah Daksha, deh. Gapapa kan, tante?"
Bima yang sedang memakan kripik lantas menoleh kepada Shabira, "Gue ngga maksa, ya. Delfi yang maksa bukan gue, Fitnah lo Bir parah!"
Ibu Daksha tertawa pelan, "Gapapa dong, malahan tante seneng ada temennya Daksha kesini. Udah lama juga Kai, Abhi, Bima, Kala ngga main kesini. Kalian juga boleh kok sering-sering main kesini."
"Oh iya, Daksha, Delfi, sama Kala, kemana?" lanjut Ibu Daksha yang akan beranjak dari sofanya.
"Daksha nganter dulu Delfi ke rumahnya, kalo Kala tadi ada kumpulan dulu sama anak-anak multimedia, nanti mereka kesini kok, tante." jawab Yuri tersenyum.
"Yaudah. Dimakan cemilannya, ngga usah malu-malu anggep aja rumah sendiri, ya. Tante ke dapur dulu sebentar," Ibu Daksha lalu kembali ke dapur.
"Heh, gembul! Main habisin aja tu makanan, padahal tadi di sekolah lo udah banyak makan, Bim. Udah cilok, basreng, cendol, terus makanan dari Shabira. Istighfar gembul!" Abhi geram dengan Bima yang masih saja mengunyah makanannya.
"Dikit lagi, kok. Kan tadi tante Lika bilang ini buat gue,"
"Ya, tapi ngga semua lo habisin lah bambang! Greget gue pengen geprek lo, bisa ga, sih?" balas Abhi yang sudah siap ingin menjitak kepala Bimantara.
"Gak bisa, wleee" Bima berucap sambil memeletkan lidahnya keluar.
"Kalian bisa diem ngga? Gue lagi baca buku! Dimana-mana kalian berantem, ya. Ngga di sekolah, ngga dirumahnya Daksha, nanti dimana lagi coba?!" dengus Yuri kepada Bima dan Abhi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend's, Can't Love!
Teen FictionMenurut Daksha, Delfi itu : Cewek yang bodoh Cewek yang pemaksa Cewek yang ribet Cewek yang egois Cewek yang cerewet Cewek yang pengen diperhatikan Tapi, ada hal yang Daksha suka dari Delfi yaitu Delfi adalah perempuan yang pemaaf dan selalu me...