4

4.2K 7 0
                                    

“iya saya akan segera kesana” ujar Arsen segera menutup telponnya.

“Kenapa mas?” Tanya Asri panik

“Lina masuk rumah sakit sayang” beritahu Arsen dengan tubuh kembali mendekap Asri.

Saat ini mereka sedang berbaring di kasur ketika akan menuju alam mimpi Arsen di kejutkan dengan dering telpon yang terus menerus berdering.

“Mbak Lina kenapa bisa masuk rumah sakit mas?” 

“Bukannya hpl nya masih dua Minggu lagi yah” tanya Asri penasaran 

“Mas juga tidak tau sayang, tadi bawahan mas nelpon Lina ditemukan sudah bersimbah darah di kamar hotelnya” 

“Udah tidur, udah malam ini ceritanya dilanjutkan besok lagi” ujar Arsen yang langsung memeluk erat tubuh Asri.

Di rumah sakit dua keluarga di kejutkan dengan keadaan anak dan menantunya yang mengenaskan.

Mereka sudah berusaha menelpon suaminya tapi tidak ada satu pun panggilan yang berhasil masuk, bahkan di kantornya juga mereka tidak menemukan apa yang mereka cari.

Kabar duka menyertai mereka atas meninggalnya sang cucu dan ibunya yang jatuh koma, mereka hanya dapat berdoa agar Lina segera sadar kembali.

“Jadi mas gak akan kesini lagi” ujar Asri yang masih memeluk Arsen yang sudah rapi

“Kata siapa sayang, mas akan kembali kesini setelah mas mengurus masalah Lina” sahut Arsen gemas dengan sikap manja Asri.

“Sebentar lagi aku akan melahirkan loh mas aku takut kamu gak ada di samping aku" Lina mengutarakan isi hatinya, dari tadi malam dirinya tidak bisa tidur karena memikirkan Arsen 

Yah akhirnya Asri sudah jatuh cinta kepada Arsen, Asri kalah dengan prinsipnya. Dia kira dirinya akan kuat menjadi ibu dan ayah bagi anaknya ternyata dia tidak semampu itu, Asri butuh sosok pendamping yang bisa memahaminya dan ayah dari bayi ini agar kelak anaknya tidak dapat cibiran dari para tetangga dan teman-temannya.

“Yasudah mas pergi dulu yah kamu baik-baik di rumah jika ada sesuatu segeralah kabarin mas” ujarnya yang di balas anggukan

“Sayang ayah pergi dulu yah, kalian jagain bunda kalian yah jangan nakal-nakal di dalam sana” tidak lupa Arsen pun berpamitan pada sang anak yang langsung di respon dengan tendangan, bahkan sampai membentuk tonjolan-tonjolan di permukaan kulit Asri.

“Wah pinternya anak ayah” sahut Arsen sambil menciumi seluruh perut Asri.

“Hahaha udah ah mas geli”

“Udah kamu segera pergi nanti kemalaman sampai sananya” Asri memperingati Arsen agar tidak memperlambat geraknya.

“Huuh rasanya mas tidak ingin berpisah dari kalian”

“Mas janji akan segera kembali dan membawa kalian ke rumah mas”

“Aku tidak perlu janji mu mas yang aku perlukan pembuktian kamu” ujar Asri dengan senyum manisnya.

“Yah mas akan membuktikannya pada kamu” 

“ Yasudah mas pergi dulu yah” kata Arsen pada Asri setelah sang supir selesai menyiapkan mobil mereka.

“Kamu hati-hati mas beritahu aku jika sudah sampai” sahut Asri setelah mencium tangan Arsen.

“Baiklah, mas pergi yah” pamitnya ntah yang keberapa kali.

Asri sangat berat melepaskan kepulangan Arsen ke rumahnya dirinya sudah terbiasa di manja Arsen. Tapi Asri sadar mereka belum sah menjadi suami Istri syukurnya para tetangga disini tidak ada yang suka bergosip atau tukang julid.

Kebanyakan penduduk di kampungnya pindahan warga dari kota yang mana mereka jarang tinggal di sini, alasan mereka pindah karena kampung yang sekarang di tinggalin Asri terkenal dengan alamnya yang sejuk terhindar dari polusi walaupun jarak ke kota memakan waktu satu hari.

Keesokan harinya rumah Arsen ramai dengan berkumpulnya dua keluarga. Mereka dapat informasi bahwa Arsen memiliki selingkuhan yang sedang hamil besar. Bahkan ibu Arsen sudah nangis sesenggukan.

“Bisa kamu jelaskan ini Arsen” kata sang ayah dengan nada dingin

“Kenapa nak Arsen tega sama Lina” 

“ Apa salah Lina sampai nak Arsen selingkuh pada gadis lain”


Link ada di bio

Pesona Pembantu Kampung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang