Chapter 2

64 11 0
                                    

Pov Kalendra

Malam ini rasanya Aku kembali sulit untuk tidur,beberapa menit yang lalu Aku sudah minum obat dari dokter yang berfungsi untuk membuat Ku sedikit tenang.Ya,malam ini rasanya Aku benar-benar gelisah, jari-jari ku terasa sangat kebas,dan itu sangat menyiksa.

Tidak ada sedikit pun pikiran yang melintas dalam diriku,bahwa penyakit mental ini akan menyerangku,hingga membuatku sulit untuk menjalani rutinitas seperti orang pada umumnya.

Beberapa tahun yang lalu Aku bahkan tidak bisa mengontrol emosiku,Aku akan melakukan sesuatu yang sama secara berulang kali, misalnya ketika Aku akan keluar rumah,Aku akan terus mengecek pintu rumah sudah terkunci atau belum?dan itu terjadi berulang kali di waktu yang berdekatan,hingga rasa gelisah berlebihan itu menyerangku,dan akhirnya Aku memilih kembali masuk ke dalam rumah dan tidak jadi pergi.

Keadaan Ku saat ini sudah jauh lebih baik,Aku sudah bisa mengontrol emosiku meskipun butuh usaha yang cukup keras.

"Kamu belum tidur Kal?"

"Mama"

"Obatnya sudah di minum?"tanya Mama

Aku mengangguk,"Masuklah ke kamar,dan coba baringkan badanmu"

Dan Aku justru memilih berbaring diatas sofa dengan kedua paha Mama sebagai bantalnya,seketika tangan Mama mengusap kepalaku dengan lembut.

"Bagaimana kalau Mama tidak disini?"tanya Mama lagi

"Seharusnya Kamu masih harus tinggal di rumah Mama,buka di apartemen ini Kal"lanjutnya

"Lalu Aku akan terus bergantung pada Mama?"balasku

"Tidak seperti itu,tapi kondisi Kamu kan-"

"Aku ingin cepet sembuh Ma"potongku

"Dengan tinggal di apartemen akan membuat ku memiliki banyak aktivitas"lanjutku

"Dokter juga sudah mengizinkan Aku tinggal terpisah dari keluarga kan?"tanyaku

"Ma"

"Iyah"

"Bagaimana tanggapan Shanin yaa?"

"Soal?"

"Film baruku dan keputusan Ku untuk kembali berkarya"

"Tentu saja Shanin akan mensuport Kal"

"Tapi Dia tidak datang ke gala primer kemarin Ma"

"Mungkin Dia masih ada kerjaan yang tidak bisa di tinggal,Shanina kan sekarang karier nya sangat bagus,nilai akademik nya juga oke"

"Dia memang pantas mendapatkan itu semua,dulu Shanina di hujat gara-gara Aku"

"Kal jangan bahas masalalu yaa? kejadian itu sudah berlalu sangat lama, Shanina sudah maju,Kamu juga tengah berjuang saat ini"

Aku mengangguk,lalu mencoba memejamkan kedua mataku,rasanya Aku sangat lelah sekali hari ini.

POV Shanina

Hari ini Aku tengah berada di Jogja,Aku di undang oleh salah satu universitas untuk menjadi dosen pembimbing sementara, hanya 3 hari jadwalku untuk mengisi sebuah materi kuliah.

Aku benar-benar tidak sabar,juga ada rasa takut,tapi semangat Ku sangat besar.Ini merupakan pengalaman baru untuk ku.

"Mbak,tas nya Aku mana?"

"Ini sudah Aku siapin"

Aku tersenyum,Mbak Upik tidak hanya sebagai manager ku,tapi Dia lebih ke Ibu dan teman beradu argument di meja makan.

"Mama sudah telfon?"tanya Mbak Upik

"Sudah"jawabku

"Oke"

"Sarapannya di lantai bawah yaa Sha"

Aku mengangguk sembari memakai sepatu,hari ini Aku memilih baju casual agar terkesan lebih santai.

"Aku ada jadwal syuting mulai kapan?"tanyaku

"Masih pertengahan bulan depan,bulan ini Kamu fokus jadi Ibu dosen dan syuting tipis-tipis untuk iklan beberapa produk"jawab Mbak Upik

"Terus Aku liburnya kapan?kangen pengen liburan ih"ucapku

"Ini juga lagi liburan Sha"balas Mbak Upik

"Mana ada?lebih tepatnya Mbak yg liburan tidak dengan Aku"tuturku

Mbak Upik tertawa sangat puas, menyebalkan sekali.

POV Kalendra

Aku tersenyum ketika melihat story di akun Instagram milik Mbak Upik, managernya Shanina.

"Selain karier apa yang ingin Kamu kejar selanjutnya Sha"tanyaku

"Akademik,Aku mau menyelesaikan S1 ku"jawabnya

"Kamu mau menemaniku?"lanjutnya

"Kemana?"

"Mengejar semua mimpi Ku Kal"

"Tentu saja"

"Janji?"

"Janji!"

Seketika obrolan Kami di masalalu melintas tanpa permisi,Aku segera mengusap air mata yang hampir saja jatuh,betapa pengecut nya Aku?

"Maaf"ucapku lirih

Dadaku terasa sangat sakit,mungkin dulu Shanina lebih sakit daripada Aku saat ini.

Bagaimana tidak?Aku yang seharusnya membela dan melindungi Dia,justru diam,acuh tak acuh.Bahkan Aku malah mengikuti semua permainan manager Ku yang saat itu Aku bekerja penuh dengan tekanan.

Sudah menjadi hal yang wajar ketika seorang publik figur bekerja mati-matian lalu di tipu mentah-mentah oleh manager nya,tapi kasus yang Aku alami berbeda, mantan manager Ku tidak hanya merugikan secara materi tapi fisik juga mental.

"Kal"

"Ah iya"

"Sebentar lagi acaranya mulai ya?Kamu sudah siap?"

"Sudah Mas"

#to be continued

Hy,,
Terimakasih yang masih berkenan membaca tulisanku.







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'll Never Forget YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang