🍇 Jum'at, 17 Mei 2024 🍇
*****
Aku sudah nggak berharap banyak, suka Alhamdulillah, nggak suka, nggak apa-apa🤗🌻
****
"Astaga. Mencari uang di masa lalu atau masa depan benar-benar sulit sekali. Badan ku sakit semuanya." Desis Hwang Zayyan yang merebahkan tubuhnya ke kasur.
Remaja laki-laki itu melihat langit-langit kamar. Sembari memikirkan kapan waktu yang tepat saat ibunya dalam bahaya.
Remaja itu bahkan tidak bisa menemui ibunya meskipun begitu dekat dengan dirinya."Jika aku menghilang apa itu hal yang baik?" pikir remaja laki-laki itu.
Pintu terbuka menemukan Hwang Alex yang masuk dengan membawa teh dan juga beberapa koyo untuk pegal-pegal yang di alami Zayyan.
"Jika sulit, jangan kamu memaksakan diri untuk bekerja, itu pasti menyakitkan." ucap Hwang Alex.
Remaja itu memberikan koyo itu ke Zayyan.
"Gunakan ini, mungkin saja tidak akan begitu sakit." ucapnya.
Hwang Zayyan menerimanya sambil tersenyum.
"Kamu tidak belajar? Kamu harus memiliki nilai yang bagus, 'bukan?" tanya Zayyan.
"Aku tidak pandai belajar, aku bodoh." ujar Hwang Alex.
Hwang Alex mengambil ponselnya dan memilih untuk tidur lebih awal sembari melihat ponselnya dan dirinya mendapatkan pesan dari Gyumin.
Hwang Zayyan juga ingin tidur lebih awal. Namun, remaja laki-laki itu melihat secarik kertas yang tiba-tiba ada di sampingnya.
"Han Gyumin."
Hwang Zayyan bingung untuk sesaat dengan isi kertas itu. Namun, seketika dirinya teringat bahwa di masa depan sahabat ayahnya itu telah meninggal.
"Han Gyumin!" ucap Hwang Zayyan.
Lex terkejut.
"Ada apa?"
"Gyumin dalam bahaya!" Hwang Zayyan buru-buru berlari keluar, dan diikuti oleh Lex yang ikut panik, Meksi tidak tau pasti apa yang terjadi.
Mereka berlari di malam itu, waktu sudah menunjukkan hampir jam sepuluh malam.
"Ada apa, Zayyan?" Hwang Alex mencoba untuk mengejar Zayyan yang berlari lebih cepat darinya itu.
"Zayyan-ah!"
"Gyumin dalam bahaya, Lex! Kita harus segera menyelamatkannya!"
Hwang Alex terkejut. Remaja laki-laki itu mencoba untuk berlari lebih keras dan menyamakannya dengan Zayyan. Keduanya berlarian di lingkungan yang sudah sepi itu.
***
Sedangkan di sisi lain, Han Gyumin berjalan perlahan-lahan menikmati malam itu, remaja laki-laki itu baru pulang dari rumah ibunya.
Remaja itu nampak begitu ceria, meskipun begitu dirinya tumbuh dari orang tua yang sudah berpisah, dan Han Gyumin harus tinggal bersama ayahnya yang sibuk bekerja sebagai polisi."Seharusnya tadi aku menginap saja. Jika menginap aku masih bisa merasakan masakan ibu saat sarapan. Kenapa aku pulang, 'ya?" pikirnya di sepanjang jalan.
Suasana yang sepi dan sunyi, dengan lampu jalan yang tidak begitu cerah membuat suasana mencekam di sepanjang jalannya. Meski begitu, remaja laki-laki itu sudah terbiasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/368266089-288-k711776.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah, Maaf || Zayyan ft Lex
Fiksi Ilmiah"Ayah, lebih baik aku tidak terlahir, daripada membuat mu menderita."