BAB 17 ~ AISAH

28 5 0
                                    

Selesai mandi dan makan, gue rebahan sejenak sambil scroll kepoin orang-orang di Instagram. Gue lihat story Aisah bikin boomerang sama Dika.

Hati gue mendadak patah, harapan gue perlahan musnah. Astaga apa karena kejadian payung itu mereka jadi semakin dekat? Tahu gitu dulu gue sewa payung aja.

Tapi kenapa bisa Aisah sama Dika? Gue gak pernah lihat mereka PDKT selain di taman waktu hujan. Apa mereka main belakang? Tapi kenapa? Sepertinya Aisah tidak mau membuat gue patah hati. Tapi bentar, ini apa? sama aja dong! Dengan dia update di Instagram juga hati gue udah patah. Astaga, gini amat nasib jadi jomblo.

Tiba-tiba ponsel gue masuk panggilan dari Merry. Ada apa nih dia telepon gue, plis jangan nonton sekarang gue masih capek.

"Hallo? Ada yang bisa kami bantu." Gue mengangkat panggilan telepon yang sedari tadi meresahkan telinga.

"Gimana motor lu?" tanya dia to the ponit.

"Oh jadi lu yang sulap motor gue ke rumah?"

"Ucapin apa?" kata Merry.

Ya ucapin apa Sanusi, happy birthday gitu? Atau happy wedding? Emang kadang cewek ribet, kecuali nyokap gue. Takut diazab jadi kunci pager gue.

"Apa?" Gue balik bertanya.

"Kalau udah ditolong itu harus bilang apa?" Merry dengan nada menyindir.

"Alhamdulillah."

"Sama orang yang nolongnya bilang apa?"

"Iya makasih."

"Makasih Merry cantik. Gitu dong," pinta Merry maksa. Idih cantik kok butuh pengakuan.

"Idih males," jawab gue ketus.

"Oh jadi mau gue ambil lagi ban motornya?" ancamnya.

"Dendam amat jadi orang."

"Makanya bilang makasih Merry cantik." Ini bisa masuk pasal pemerasan gak sih?

"Iya makasih Merry cantik. Puas?" akhirnya gue menuruti apa yang dia mau, lagian di telepon ini jadi gak ada yang tahu juga.

"Anak pintar."

"Serah deh serah. Nanti gue ganti, tapi nyicil ya?"

"Bunganya dua ratus persen ya."

"Idih mau masuk neraka jalur undangan lu?"

"Ya makanya gak usah diganti, tapi boleh deh ganti sama yang lain."

Gue mulai gak enak hati, diganti sama yang lain maksudnya apa? Ginjal? Wah jangan deh, gue masih butuh ginjal buat nanti siapa tahu khilaf pengen beli mobil Tesla.

"Maksudnya?"

"Gue ikut sunmori sama lu ya?" lanjut Merry.

"Sejak kapan gue suka sunmori?"

"Kan biasanya anak cowok punya geng motor gitu loh."

Pengabdi JombloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang