•••
"Perhatian, beri salam!" Seru Park Sunghoon-sang ketua kelas- yang langsung dilaksanakan oleh seluruh anggota kelas.
"Terima kasih ssaem..." Ujar para siswa-siswi kepada sang guru yang telah selesai mengajar di kelas mereka.
Guru tersebut keluar bertepatan dengan bel istirahat yang berbunyi nyaring membuat para siswa-siswi di dalam kelas terburu-buru menuju pintu namun pergerakan mereka terhenti tatkala Sunghoon dengan sigapnya menghalangi jalan.
"Mau kemana? Kumpulkan tugas kalian dulu sebelum keluar."
"Ohh ayolah, kami bisa mengumpulkannya nanti." Sahut salah satu siswi membuat yang lain ikut menimpali.
"Iya... Kau tak lihat kami semua kelaparan?"
Sunghoon mendengus, "Tapi itu aturannya. Kumpulkan tugas kalian, baru keluar."
"Sunghoon... Kali ini saja ya kami mohon..." Ujar siswi itu memelas namun Sunghoon hanya membalas dengan gelengan kepala.
Dari belakang para siswa-siswi yang berkerumun hendak keluar itu, seorang gadis berjalan santai dengan sebuah buku di tangannya melerai kerumunan tersebut dan memberikan buku yang dipegangnya pada Sunghoon.
"Aku sudah mengerjakannya, jadi biarkan mereka keluar." Ucapnya.
"Kau yang selesai jadi kau yang keluar, mereka akan tetap di sini sebelum mengerjakan tugasnya."
Sang gadis terkekeh, "Jangan sok berkuasa, kau hanya ketua kelas bukan guru," Ujarnya menyindir, "Kalian bisa pergi, biar aku yang bicara pada ketua kelas kita yang terhormat ini." Lanjutnya.
"Enami Asa!"
"Ya, Park Sunghoon banjangnim?"
Raut wajah Sunghoon yang terlihat kesal atas tindakan Asa membuat para siswa-siswi lain bergegas pergi meninggalkan mereka berdua di dalam kelas.
•••
"Aku rasa mereka akan bertengkar lagi," ucap seorang siswi pada dua temannya, "Apa sebaiknya kita kembali saja ke sana?"
"Dan menyaksikan mereka berdebat? Haha tidak terima kasih, lagipula itu sudah biasa kan?"
Kedua temannya terkekeh, "Benar juga. Kalau dipikir-pikir aku menyesal memilih Sunghoon untuk jadi ketua kelas kita dulu, harusnya aku pilih Asa saja."
"Benar, aku juga tertipu oleh wajah tampannya. Jika tahu dia setegas itu dan sulit diajak kompromi mana mungkin aku memilihnya."
"Itu sebabnya kalian harus berhati-hati pada pria tampan."
"Memang siapa yang kau pilih?"
Siswi itu tersenyum lebar, "Tentu saja. Park Sunghoon."
"Yaa!"
•••
"Asa-ya..."
"Minggir, jangan halangi jalanku."
"Aku hanya melakukan tugasku jadi berhentilah menjadi penghalang."
"Bukankah selama ini kau yang selalu ikut campur urusanku? Jadi kenapa sekarang aku menjadi penghalang bagimu?"
"Kau senang berdebat denganku?"
"Ohh kau merasa begitu?"
Sunghoon tersenyum remeh dengan tatapan tajam seraya mengikis jarak, namun Asa tak gentar gadis itu memberikan tatapan sama tajam seolah tak mau kalah dengan dagu terangkat tinggi.

KAMU SEDANG MEMBACA
COOL [✓]
Fanfiction[Teen Fiction | Romance | Drama | Short Story] Kebencian tak berdasar yang Enami Asa limpahkan pada Park Sunghoon membuat persahabatan di masa kecil mereka hancur. ©2024 annavienbluu INC.