Suara gemericik bunga-bunga api dan suara binatang-binatang malam perlahan mengembalikan kesadaran milik Tsukito. Dia mengerjap-ngerjapkan mata, kemudian refleks bangkit dari posisi berbaring ke duduk. Pemandangan sebagian besar anggota tubuh yang dibaluti oleh perban dengan lekas menyambut. Suasana gelap serta cahaya merah-jingga dari perapian di samping segera membuatnya sadar bahwa hari sudah malam.
"Apa yang terjadi?! Di mana si Raja Iblis?!" Cepat-cepat dia memutar leher, menatap Akane yang duduk memasak di sisi seberang api unggun. Tampaknya adrenalin dari pertarungan tadi siang masih mengaliri pembuluh darahnya.
"Tenang dulu, Tsukito-san. Istirahat saja. Lukamu parah, lho," ucap sang anggota termuda, Syouko. Dengan lembut dia mendorong pelan dada Tsukito, membujuknya kembali berbaring. Kesal tapi sadar bahwa yang dikatakan Syouko benar, pemuda elf itu pun membaringkan badannya sekali lagi di rerumputan.
"Baiklah...," ucap Tsukito. Tatapannya teralih menuju puncak-puncak pohon dan langit malam di atas. "Tapi, di mana si Raja Iblis? Ke mana semua tentara? Dan kenapa kita cuma bertiga di sini? Ke mana Kouji-san? Apa dia sedang cari kayu bakar tambahan?"
Keheningan meliputi usai pemuda tersebut melontarkan pertanyaan. Pandangan Akane terpaku pada potongan-potongan daging kelinci yang sedang dia bakar, tak terputus oleh kedipan sama sekali. Sementara Syouko menundukkan kepala hingga wajahnya tersembunyi di balik bayangan. Air mata perlahan mengalir turun dan menetes jatuh.
"Ka-Kalian ini kenapa, sih? Apa yang sebenarnya terjadi?!" Tsukito bertanya sekali lagi, kali ini dengan nada lebih ketus.
Setelah beberapa detik berlalu dalam sunyi dan setelah selesai membakar semua potongan daging kelinci itu, akhirnya Akane membuka mulutnya.
"Raja Iblis... berhasil mengalahkan kita semua." Pahlawan wanita itu berucap dengan suara agak gemetar. "Semua tentara dari Pasukan Gabungan Khusus Poros Selatan sudah tiada.... Lalu Kouji-san..., dia berkorban nyawa supaya aku bisa membawamu dan Syouko kabur dari sana."
"Tu-Tunggu.... Kamu pasti bercanda, 'kan, Akane-san?" Tsukito melebarkan matanya seketika, refleks bangkit ke posisi duduk. "Ah, aku tahu. Pasti ini ulah iseng kalian, 'kan? Pasti waktu aku pingsan kalian berhasil mengalahkan Raja Iblis. Kouji-san dan para tentara pasti sedang sembunyi di suatu tempat seka-"
"Sadarlah, Tsukito!! Apa kami pernah bercanda soal hidup dan mati?!" hardik Akane. "Apa luka-luka ini, suara gemetarku, dan air mata Syouko belum cukup untuk jadi bukti?! Aku juga ingin menganggap ini cuma mimpi, tapi... ini memang kenyataannya!!!"
"Ja-Jadi...." Tsukito tak sanggup menyelesaikan ucapannya. Dia menutup mulut, menatap tak percaya.
"Sial!!" Pemuda berambut kelabu itu refleks meninju tanah dengan tangan kanannya yang terluka, seolah tak peduli akan rasa sakit. Kedua mata emasnya memancarkan kekesalan yang teramat sangat. "SIAL!!! SIAL!!! SIAAALLL!!! SETELAH SEMUA PERJUANGAN YANG KITA LAKUKAN..., KENAPA MALAH KALAH?! DAN SEKARANG, KOUJI-SAN JUGA...."
"KUKIRA SEMUA AKAN BERJALAN SESUAI RENCANA, TAPI KENAPA SEMUANYA JADI BEGINI?!"
Isak tangis mengiringi jeritan penuh kemarahan yang terlontar dari mulut Tsukito. Air matanya mengalir deras bagai air terjun, tak bisa ditahan lagi. Jeritan kemarahan perlahan digantikan oleh tangis, dan tangis digantikan oleh ratap.
"Kouji-san..., kenapa harus kau yang...."
"Tanpa dirimu..., apa party ini... akan baik-baik saja? Apa kami...."
Akane hanya bisa menghela napas seraya menundukkan kepala menyaksikan pemandangan memilukan tersebut. Dadanya jelas sesak, tapi air matanya sudah habis sejak sore tadi. Begitupun Syouko yang hanya bisa menangis dalam diam. Hanya suara binatang malam yang menemani isak tangis nyaring milik Tsukito. Ini sebenarnya adalah waktu yang tepat bagi Akane untuk menguatkan rekan-rekannya sebagai pemimpin. Namun, gadis berambut merah itu menolak untuk menampilkan empati dan sebaliknya justru malah memperburuk suasana.
YOU ARE READING
The Misfit Hero's Party
Fantasy"Kami berempat adalah anggota party pahlawan dari Poros Selatan dunia Nádejvo. Kami adalah kumpulan pejuang terhebat dari Kerajaan Tenggara dan Kerajaan Timur. Kami berjuang dan berlatih sekuat tenaga sampai akhirnya berhasil mengalahkan Raja Iblis...