•Part 10: Yuar & Papa__Bim dan masa lalu Yuar

694 92 15
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote
Jangan lupa komennya juga
Buna suka baca komen kalian hehe
*

*

*

*

Di ruangan serba putih itu, Bintang menatap sendu wajah damai sang anak. Jemarinya mengusap dengan lembut punggung tangan kecil yang tertancap infus itu. Yuar masih belum sadarkan diri sejak 3 jam yang lalu. Bocah itu masih betah memejamkan mata dengan hembusan nafas teraturnya.

"Kak, kamu sebenarnya kenapa?"

Entah sudah ke berapa kali pertanyaan itu terlontar dari Bintang. Dalam hati pemuda itu tak berhenti memaki dirinya sendiri. Ia merasa tak berguna, karena sama sekali tidak tahu menahu tentang kondisi sang anak yang sebenarnya.

Pintu terbuka namun tak sedikit pun menarik atensi Bintang untuk menoleh. Hingga sebuah usapan lembut di kepalanya mampu membuat pemuda itu mendongak. Senyum teduh dari wajah ayu itu membuat hati Bintang bergetar. Ia dengan spontan memeluk tubuh wanita kesayangannya itu.

"Bunda ... Bintang gagal jadi ayah yang baik buat Yuar ... maafin Bintang," lirih Bintang dengan suara bergetar. Lina tersenyum sambil mengusap punggung sang anak.

"Jangan bicara seperti itu. Bintang bukan ayah yang gagal. Bintang hebat, Bunda bangga sama Bintang," hibur Lina.

Bintang menjauhkan wajahnya lalu menatap Lina dengan kedua mata merahnya. "Bintang bahkan nggak tau apa yang sebenarnya terjadi sama Yuar, Nda. Bintang ngerasa nggak berguna ..."

"Jangan menyalahkan diri Bintang. Ini bukan salah kamu," hibur Jefran sambil menepuk pundak putra keduanya.

Jefran dan Lina kebetulan sedang berada di kota ini. Dari awal mereka memang berniat mampir untuk menemui anak dan cucunya. Tapi tak disangka, kedatangan mereka justru disambut oleh kabar sang cucu yang berada di rumah sakit. Jefran dan Lina sangat sedih melihat putra kedua mereka begitu terpuruk saat ini. Mereka tidak menyangka, kedatangan Yuar ternyata membawa dampak yang besar bagi Bintang.

Pintu kembali terbuka disusul suara Anang yang terdengar. "Maaf mengganggu Om, Tante."

"Ada apa, Nang?" tanya Bintang sambil menyeka air matanya.

Anang tersenyum lalu berucap, "polisi baru aja nelpon gue, Bin. Katanya Bim pengen ketemu sama lo."

Satu alis Bintang terangkat. "Ada perlu apa?"

"Gue juga nggak tau. Katanya ada hal penting yang mau dia omongin sama lo ... soal Yuar," jawab Anang dengan nada ragu di akhir.

Kerutan di dahi Bintang semakin terlihat, wajahnya juga semakin serius. Bintang ingin menemui Bim, tapi dia juga tidak bisa meninggalkan Yuar sedangkan anak itu belum juga bangun.

Jefran yang seolah mengerti kebingungan Bintang pun berucap, "pergi saja. Biar Ayah sama Bunda yang jaga Yuar."

"Ayah sama Bunda nggak buru-buru?" tanya Bintang.

"Nggak kok. Bunda sama Ayah memang niatnya mau kesini nengok Yuar sama kamu. Jadi kamu bisa pergi. Barangkali Bim punya informasi yang penting soal Yuar," jawab Lina.

Become A Papa||00LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang