Mimin's POV
Deza merasakan tubuhnya sakit, terutama lubangnya. Ia memandang kasur yang sudah berantakan, ruangan yang dipenuhi oleh aroma sperma, dan Joan yang tertidur pulas di sampingnya. Ia mengingat ingat kejadian semalam.
Saat ingatan terkumpul sedikit demi sedikit, tubuhnya gemetar dan lemas, apa yang telah merek lakukan?
Ia kembali melihat tubuhnya yang dipenuhi tanda merah bekas hisapan dan gigitan seseorang.
Kembali ia memandang Joan, mereka melakukannya semalam. Ia menyesal karena mabuk semalam.
Perlahan ia bangun untuk ke kamar mandi, karena cairan putih terus keluar dari anusnya. Ia merasakan penuh di dalam sana dengan rasa sakit yang luar biasa perihnya.
Deza menangis sejadi-jadinya di dalam sana, di bawah sower, ia meratapi dirinya yang telah melakukan hal ceroboh lagi.
Saat ia keluar dari kamar mandi, melihat Joan yang sudah bangun, duduk di bibir sofa, dan melihat ke arahnya.
Mencoba melangkah namun tubuhnya jatuh terduduk, sebuah gerakan kecil membuat lubang di bawah sana membeikan rasa sakit apalagi benturan hebat barusan.
Ia mencoba menahan tangisnya namun tidak bisa.
Joan mendekat, mencoba membantunya, namun ia mendorong badan tersebut.
Kemudian ia mencoba berdiri, namun hampir terjatuh, segera Joan memegangnya. Dan menidurkannya di atas kasur yang sudah dibersihkan.
"Lupakan soal semalam" Ucapnya menunduk.
"Mau ke dokter?" Tanyanya mengacuhkan perintah Deza.
"Jo!" Bentaknya kepada Joan. Dirinya beegetar hebat, dengan mata berkaca Ia menatap mata Joan. Kemudian ia kembali menunduk, karena dibalas tatapan oleh Joan.
"Tenangkan diri lo, gue keluar bentar" Ucapnya dingin meninggalkan Deza.
.
.
.
Joan kembali dengan membawa sarapan, ia menyajikannya untuk mereka berdua. Ia membeli Salep juga, lewat searching ia menemukannya dan mampir ke apotek.
Hendak ia ingin menyuapi Deza namun ditolak mentah-mentah. Namun Joan tetaplah Joan, tidak menerima penolakan.
Sama seperti saat ini ia sedang mengoleskan salep di anus milik Deza.
Ia membalikkan tubuh pria tersebut sehingga tengkurap. Melihat pantat yang semalam membuatnya gila dan ia hajar habis-habisan, membuat anus memerah dan berkedut akibat trauma pada otot-ototnya.
Dengan perlahan Joan mengoleskan salep, sementara Deza yang menutup dirinya dengan bantal merasakan sensasi dingin di anusnya, memberikan perasaan geli.
Kemudian Joan membiarkan ia tidur agar kembali tenang.
.
.
.
Joan panik, merasakan tubuh Deza demam. Segera ia memanggil dokter di sekitar Villa lewat aplikasi.
Dokter datang memeriksanya. Setelah dokter memeriksanya kemudian ia menatap Joan dengan menghembuskan nafas kesalnya.
"Lakukanlah dengan pelan dengan kondom dan pelumas, jangan lupa foreplay lebih dulu. Demam pada tubuhnya itu perlawanan terhadap sakit dan trauma otot di bawah sana. Berikan obat yang telah diresepkan ini, dan ingat jangan menyerangnya kembali jika belum sembuh" Ucap dokter tersebut sebelum akhirnya pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/367065184-288-kc6aec6.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(BL/BxB) Kita Ini Apa? What Are We?
Novela Juvenil🔞❗🔞❗🔞❗Sepasang teman kecil, salah satunya menyimpan rasa dan akhirnya mengutarakannya. Namun itu justru awal mula masalah yang akan ia hadapi.