Minggu pt.2

22 2 1
                                    

Hari minggu yang tenang di kegiaman Gentiana Helix.
Membersihkan rumah sudah, masak untuk makan siang sudah, menyiapkan bahan untuk makan malam juga sudah.
Kami bersantai di ruang tamu sambil berbincang ringan.
Waktunya bersantai menikmati hari libur.
Tetapi tidak dengan wanita yang satu ini, telepon genggamnya berbunyi dan segeranya menjawab panggilan tersebut.
Aku mulai penasaran, sebenarnya apa yang dilakukan ibu guruku selain menjadi guru BK di sekolah.
Kalau di hitung - hitung, untuk pendapatan guru biasa juga membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mendapatkan rumah sekaligus mobil seperti ini.
Helix yang masih menelpon sambil berdiri di dekat jendela, sesaat menutup telponya dengan tangan kirinya sambil menoleh padaku.

"Sore ini mau ketemu klien, cacang mau ikut apa di rumah aja?"

"IKUT!"

Di kamar aku mulai memilih - milih  baju apa yang akan ku kenakan.
Kuputuskan memakai pakaian santai rapi saja. Celana panjang di tambah kaos pendek, juga jaket bomber kain dengan warna krem.
Tidak lama kutunggu Helix berganti pakaian, ahirnya keluar juga dari kamarnya.
Celana panjang dan kemeja hitam, di balut dengan coat maroon membuatnya terlihat seperti wanita bisnis.
Seperti yang sudah di jadwalkan, sore itu kita berangkat menuju sebuah cafe.
Kurang dari 30 menit, mobil sudah sampai tujuan.
Dari salah satu meja sudah ada wanita yang melambaikan tanganya ke arah kamui, mungkin itu klien yang di maksut oleh Helix.
Baru mulai duduk kami sudah langsung di suguhkan dengan buku menu.

"Kalian mau pesan apa? Biar aku yang bayar"

Ucap wanita itu sambil mempersilahkan duduk.
Mulai dari teh, kopi, juga minuman ringan lainya ada.

"Aku kopi hitam saja, gulanya sedikit. Charlotte mau pesan apa?"

Aku yang belum selesai membaca menu sedikit bingung mau pesan apa.

"Emh.. ini deh, strawberry smoothie aja satu"

Helix mengangkat tanganya untuk memanggil pelayan untuk menyerahkan pesanan.
Sambil menunggu minuman datang, Helix dan temanya mulai berbicara bisnis.
Aku mencoba mengikuti pembicaraanya, agar tidak canggung.
Sampai minuman datang, aku tetap tidak begitu mengerti apa yang mereka bicarakan.
Ahirnya aku hanya bisa minum sambil sesekali menganggukan kepala berpura - pura mengerti apa yang dibicarakan.

"Aku mau ke kamar kecil sebentar"

Helix beranjak pergi meninggalku bersama klienya.
Tiba - tiba sang klien menepuk untuk menarik perhatianku padanya.

"Charlotte ya? Kenalin aku Amary, temanta Helix. Kalau boleh tahu, kamu siapanya Helix ya?"

"Hai kak Amary, aku cuma muridnya Bu Tiana kok"

"Kirain pacarnya, kok keliatan deket baget gitu"

Sambil berbincang sesekali aku coba menanyakan sebenarnya pekerjaan Helix itu apa sih.
Ternyata Ibu Guruku berkerja sambilan sebagai konsultan di sebuah psrusahaan.

"Tapi kak Amary, pekerjaan konsultan itu kan penting. Kok bisa di jadiin kaya kerja sambilan gitu?

"Ya kan Helix anak CEO nya, jadi ikatan kerjanya juga tidak seperti karyawan biasanya. Aslinya sih dia di paksa oleh ayahnya untuk berkerja di perusahaanya, tapi karena sempat crash. Ahirnya di ambil jalan tengahnya menjadikan pekerjaan ini seperti pekerjaan sambilan"

Tak lama, wanita yang barusaja kita bicarakan kembali.
Merekapun melanjutkan pembicaraan bisninya yang barusan sempat terhenti.
Pas setelat minumanku habis, pembicaraan dua wanita itu selesai.
Kami saling berpamitan, tetapi sebelum berpisah kak Amary mengajak kita untuk makan di luar

"Udah masuk jam makan malam nih, makan bareng yuk?"

"Untuk kali ini enggak dulu deh, aku mau makan masakan di rumah"

Sepertinya Helix menolak ajakan itu karena tau tadi siang aku sudah menyiapkan masakan untuk malam ini.
Berpisahlah kita di parkiran mobil.
Di perjalan pulang, Helix tiba - tiba nyeletuk

"Masakang Cacang enak. Kira kira malam ini masak apa lagi ya"

"Kamu bisa aja ih, aku jadi malu"

Setelah sampai di apartemen dan berganti baju santai, aku mengeluarkan ikan dari lemari pendingin yang tadi siang sudah aku bumbui.

"Boleh ku bantu masak Cang?"

"Sini sini, bantu aku goreng ikan aja"

Pikirku menggoreng ikan saja mana mungkin bisa salah.
Aku yang sibuk menyiapkan peralatan makan dan beserta nasinya tiba - tiba di panggil oleh Helix.

"Matengnya segini cukup ya?"

"ITU GOSONG HELIX!!"

Segera kumatikan kompornya dan kutiriskan ikan gorengnya.
Tidak kusangka wanita ini separah itu.
Aku tidak marah malah heran, memang benar nona ini tidak bisa di biarkan sendiri di dapur.

"Sudah kamu duduk di depan TV dulu sana, biar aku yang lanjutkan masak ikanya"

Matang sudah lauk dan sayur untuk makan malam.
Masakanku di santapnya dengan lahap seperti sangat menikmati setiap suapnya, padahal menurutku rasanya tidak ada apa - apanya seumpama di bandingkan dengan rumah makan di luar sana.
Lauk dan nasi sudah habis bersih meninggalkan sisa tulang saja.

"Terimakasih masakanya Charlotte"

Dengan senyum manisnya, mana tega aku memarahinya hanya karena menggosongkan 1 ikan saja.

"Cacang mandi dulu aja, biar aku yang cuci piring"

"Beneran nih? Aman? Jangan di pecahin lho piringnya?"

"Ya nggak sampe mecahin piring juga sih cang"

Ahirnya aku bisa mandi sekaligus berendam dengan air hangat di bahtub.
Sambil membayangkan apa yang terjadi beberapa hari ini terasa cepat sekali.
Mulai dari aku yang terpaksa pindah rumah, hingga sekarang bisa serumah dengan wanita idamanku.
Sekejap aku terlelap karena nyamanya air hangat malam itu.
Bergegas aku keluar kamar mandi, karena harus gantian dendan Helix.
Kukeringkan badanku lalu kukenakan baju tidurku.
Helix yang sedari tadi duduk di depan TV kupersilahkan masuk ke kamar mandi.

Aku duduk di sofa ruang tamu sambil mengeringkan rambut dengan handukku.
Lama juga nona ini di kamar mandi, mungki dia juda ketiduran sebentar karena kecapekan.
Terdengan suara pintu kamar mandi yang di buka membuat pandanganku tertuju kearah sana.
Dengan hanya mengenakan celana dalam abu - abu, sosok wanita itu berjalan sambil menggeringkan rambutnya dengan handuk panjang yang menutupi sampai setengah bagian dadanya.
Saat dia sadar aku melihat ke arahnya, kita berdua sama - sama tertegun, bingung, dan kaget.
Sedetik kemudian wanita itu langsung berlari ke kamarnya sambil menutupi dadanya.

"AKU LUPA KALO ADA CACANG"

Yap, sepertinya memang dia kelelahan sampai lupa kalau dia tidak tinggal sendiri lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Di ruang BK kita bertemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang