2. Perjodohan

218 32 8
                                    

Sunoo diserang kegugupan hebat. Dihadapannya sekarang ada keluarga kecil yang tampak berkelas. Dua pasangan suami istri serasi bersama pangeran-pangeran tampan disampingnya.

Sangat wajar menyebut mereka seorang pangeran, semua terbukti saat dia menatap bangunan mewah yang menjadi tempat peristirahatan keluarga Park's bukanlah rumah kaleng-kaleng. Sunoo bahkan menatapi rumah itu dengan mulut ternganga hingga air liurnya menetes keluar. Ini adalah the real rumah orang kaya raya.

Dalam hati Sunoo berpikir apa keluarga mereka keturunan Titan? Dia merasa sedikit terhina melihat betapa tinggi-tinggi keluarga ini. Sunoo rasanya kurang percaya jika suatu hari nanti dia akan menjadi bagian keluarga Titan tersebut. Sunoo pasti terjepit di sela-sela mereka.

Jangan salah kenapa keluarga sederhana macam kami bisa berada di rumah ini. Keluarga Sunoo memang diajak ke kediaman Park's untuk membahas pernikahan Sunoo yang entah dengan siapa. Pokoknya antara dua pria rupawan yang senantiasa tersenyum di depannya.

Seorang wanita yang mungkin seumuran ibunya menghampiri kami dengan senyuman ramah. Wanita itu mulai mengajak kami ke ruang tamu yang sudah disediakan beberapa teh manis juga cemilan. Kami duduk di sofa yang Sunoo perkirakan harganya lebih mahal dari ginjalnya.

Wanita dan pria pasangannya itu selalu menatap nya dengan tersenyum menyenangkan, Sunoo jadi meyakini mereka bukan keluarga kaya yang angkuh. Mereka ialah. keluarga yang ramah, kami begitu terterima di sini.

Antusias keluarga ini membuat mereka kurang percaya diri. Padahal Sunoo dan keluarga sudah menjamin jika mereka menggunakan pakaian yang layak (dalam artian mahal) juga dandanan layaknya mereka si kelas atas (setara). Tapi tetap saja Sunoo merasakan perbedaan jauh semenjak duduk di sofa mereka.

"Selamat malam keluarga Kim. Perkenalkan saya Park hyungseok disamping saya istri tercinta saya Park sakura. Disebelahnya kedua putra kami Park jisung yang tertua dan adiknya Park Sunghoon."

Keluarga dihadapannya masih mempertahankan senyum mereka. Sunoo mulai menerka siapa gerangan yang akan menikah dengan nya. Park Jisung si sulung atau Park Sunghoon si bungsu.

"Ah salam kenal juga hahaha maaf untuk keributan tadi. Seperti yang Anda ketahui Tuan Park saya Kim Mingyu dan ini istri saya Kim Yuna juga putra semata wayang kami Kim Sunoo." Sunoo serta ibunya reflek tersenyum sopan.

Mereka sekeluarga sontak memandang Sunoo penuh damba. Membuat yang dipandangi merasa kurang nyaman sebab tatapan menelisik mereka.

"Jadi yang mana satu yang akan menikah dengan ku?" Ucap Sunoo pada ayahnya.

"Kamu tahu adap tidak?" Balas Mingyu berbisik.

"Baiklah tuan Kim yang beradap aku akan diam bak seorang puteri." Unjar Sunoo ikut berbisik.

"Anak kurang ajar. Yang bernama Sunghoon itu calonmu."

"Yaampun ayah dua-duanya pun aku sanggup."

Ya meskipun obrolan dua orang itu berbisik-bisik namun pemuda bernama Sunghoon rupanya memiliki pendengaran yang tajam. Sudut bibirnya tersungging senyum kecil karena interaksi manis anak dan ayah itu.

Kedua belah keluarga saling bertukar kabar. Awalnya memang basa-basi  pembahasan mereka tidak jauh dari perusahaan masing-masing, sampai topik utama akhirnya keluar, mereka membahas tentang hari bagus untuk pernikahan kedua anak mereka.

Entah kenapa Sunoo melihat wajah berseri-seri dari kedua keluarga tersebut saat dia menyetujui pernikahan akan berlangsung dua minggu kedepannya.

Obrolan keduanya juga makin kesana kemari. Seperti bertanya tentang bakat atau kebiasaan Sunoo dari kecil hingga sekarang. Ah bahkan keluarga mereka langsung cocok satu sama lain.

Walk The TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang